tag:blogger.com,1999:blog-26533386055732351672024-03-08T08:55:22.298-08:00farliyanti guamofarliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-66712426778188208702010-07-02T19:17:00.000-07:002010-07-02T19:24:27.388-07:00askepFORMAT PENGKAJIAN KLINIK<br />APLIKASI ILMU KEPERAWATAN DASAR<br />Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keluhan Gangguan Sistem Pernapasan<br />“Asma Bronchial”<br /><br />I.DATA DEMOGRAFI<br />a.Biodata<br />Nama Pasien : An.O.H<br />Umur / TTL : 6 tahun / Gorontalo, 1 Januari 2004<br />Jenis Kelamin : Perempuan<br />Agama : Islam<br />Alamat : Jln. Raya Batudaa, Desa Tabongo Batudaa<br />Suku / Bangsa : Gorontalo / Indonesia<br />Pekerjaan : Siswa<br />Pendidikan : SD<br />Status Kawin : -<br />Diagnosa Medis : Asma Bronchial<br />Tgl. Masuk / Jam : 25 Januari 2010, Pukul 09.00<br />Tgl. Pengkajian : 27 Januari 2010<br /><br />b.Identitas Orang Tua<br />Nama : Ny. S.A<br />Umur / TTL : 30 tahun / Gorontalo, 14 Februari 1980<br />Jenis Kelamin : Perempuan<br />Agama : Islam<br />Alamat : Jln. Raya Batudaa, Desa Tabongo Batudaa<br />Suku / Bangsa : Gorontalo / Indonesia<br />Pekerjaan : PNS<br />Pendidikan : S1 Akuntasi<br />Status Kawin : Kawin<br />Hubungan dengan klien : Orang tua<br /><br />II.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG<br />Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak napas. Sesak dialami karena klien terkontaminasi dengan debu (alergen debu). Serangan sesak biasanya muncul pada malam hari dan dini hari (shubuh). Sesak ini dialami sejak senin shubuh, sesak dirasakan lebih berat ketika musim hujan/cuaca dingin (perubahan cuaca). Klien akan merasa nyaman jika tidur dengan posisi semi-fowler. Jika serangan sesak datang klien sering mengeluh nyeri pada bagian dada, keluhan lain yang menyertai yaitu batuk berdahak, demam, gelisah dan ada bunyi napas tambahan (mengi/wheezing).<br /><br />III.RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU<br />Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit asma sejak umur 5 tahun. Orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap beberapa jenis makanan seperti kuning telur, udang, dan es. Jika klien mengkonsumsi makanan tersebut maka serangan sesak akan datang lagi.<br /><br />IV.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA<br />Dalam keluarga klien ada riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien yaitu ayah klien sendiri yang meninggal karena penyakit tersebut serta kakek dari ayah klien, sedangkan dari pihak ibu klien semuanya dalam keadaan sehat.<br />GENOGRAM<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Keterangan :<br /><br /> = Laki-laki = Tinggal Serumah<br /><br /> = Perempuan = Klien<br /><br /> = Meninggal<br /><br />V.POLA KEGIATAN SEHARI-HARI<br />a.NUTRISI<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br />Selera makan<br />Baik<br />Menurun<br />Menu makanan<br />Nasi + Ikan + Sayur<br />Nasi + Ikan + Sayur<br />Frekuensi makan<br />3 x sehari<br />1 atau 2 x sehari, tidak mau makan<br />Makanan yang disukai<br />Udang dan goreng-gorengan<br />Bubur ayam<br />Makanan pantangan<br />Es<br />Udang, Kuning Telur dan Es<br />Pembatasan pola makan<br />Tidak ada<br />Hanya bisa menghabiskan makanan ± 5 sendok<br />Cara makan<br />Disuap<br />Disuap<br />Ritual saat makan<br />Bermain<br />Berbaring<br /><br />b.CAIRAN<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br />Jenis minuman<br />Air putih dan Susu<br />Air putih<br />Frekuensi minum<br />Sebanyak yang anak minta<br />IVFD<br />Kebutuhan cairan<br />5-6 gelas/hari<br />1000 cc<br />Cara pemenuhan<br />Minum<br />IVFD Dextrose 5% Nabic = 4 : 1<br />(14 tetes/menit)<br /><br />c.ELIMINASI (BAB dan BAK)<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br /><br />B.A.K<br />B.A.B<br />B.A.K<br />B.A.B<br />Tempat pembuangan<br />WC<br />WC<br />WC<br />WC<br />Frekuensi<br />5-6 x/hari<br />1 x/hari<br />4-8 x/hari<br />1x/hari<br />Konsistensi<br />Warna kuning Jernih<br />Padat<br />Warna Kuning Jernih<br />Padat<br />Kesulitan<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Obat pencahar<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br /><br /><br /><br /><br />d.ISTIRAHAT / TIDUR<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br />Jam tidur :<br />Siang<br />malam<br /><br />11.00-13.00<br />20.00-06.00<br /><br />± 2 Jam<br />± 5 Jam<br />Kebiasaan saat tidur<br />Menghisap jempol<br />Menghisap jempol<br />Kesulitan tidur<br />Tidak ada<br />Gelisah<br /><br />e.PERSONAL HYGIENE<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br />Mandi :<br />Cara<br />Frekuensi<br />Alat mandi<br /><br />Dimandikan<br />2 x sehari<br />Sabun<br /><br />Di lap basah<br />1 x sehari<br />Air hangat<br />Cuci rambut<br />Frekuensi<br />Cara<br /><br />3 x seminggu<br />Memakai shampo<br /><br />Tidak pernah<br />-<br />Gunting kuku<br />Frekuensi<br />Cara<br /><br />1 x seminggu<br />Memakai gunting kuku<br /><br />1 x seminggu<br />Memakai gunting kuku<br />Gosok gigi<br />3 x sehari<br />Tidak pernah<br /><br />f.AKTIFITAS/MOBILITASI<br />KONDISI<br />SEBELUM SAKIT<br />SAAT SAKIT<br />Kegiatan sehari-hari<br />Bermain<br />Tidak ada<br />Pengaturan jadwal harian<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Penggunaan alat bantu aktivitas<br />Tidak ada<br />Tidak ada<br />Kesulitan pergerakan tubuh<br />Tidak ada<br />Sulit bergerak karena sesak<br /><br />g.PSIKOSOSIAL<br />Sebelum sakit :<br />Anak tinggal dirumah sendiri (orang tua), lingkungan berada di tengah kota, dekat dengan sekolah, ada tempat bermain, klien tidur bersama orang tua (ibu). Hubungan antara keluarga harmonis dan klien diasuh oleh orang tuanya (ibu).<br />Saat sakit :<br />Ibu membawa klien ke rumah sakit untuk dirawat inap. Klien belum mampu mengungkapkan mengapa orang tuanya membawanya ke rumah sakit dan penyebab penyakit yang dideritanya. Klien tampak ketakutan, saat perawat mendekati klien menangis menjerit-jerit, terutama saat orang tuanya meninggalkannya sebentar. Klien sangat gelisah dan tidak kooperatif dengan pengobatannya.<br /><br />h.SPIRITUAL<br />Sebelum sakit :<br />klien rajin beribadah seperti sholat berjamaah di masjid dan mengaji.<br />Saat sakit :<br />Klien belum dapat melakukan sholat berjamaah di masjid dan mengaji.<br /><br />i.OLAHRAGA DAN REKREASI<br />Sebelum sakit :<br />Klien sering melakukan jogging bersama keluarga (ibu) pada pagi hari serta setiap akhir pekan keluarga klien meluangkan waktu untuk rekreasi bersama ke tempat-tempat wisata.<br />Saat sakit :<br />Klien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga seperti biasanya (jogging), begitu pula dengan rekreasi.<br /><br />VI.PEMERIKSAAN FISIK<br />a.Keadaan umum<br />Klien tampak lemas dan gelisah<br />b.Tanda-tanda vital<br />Suhu badan : 39oC<br />Nadi : 120 x/menit<br />Respirasi : 60 x/menit<br />Tekanan darah : Tidak diukur karena klien sering menangis saat disentuh<br />Berat badan : 20 Kg<br />Tinggi badan : 90 cm<br />c.Sistem Pernapasan<br />Hidung<br />Simetris kiri-kanan, Pernapasan cuping hidung (+), Tidak ada sekret/polyp.<br /><br />Leher<br />Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.<br />Dada<br />Bentuk dada Barrel Chest, Perbandingan ukuran anterior posterior : transversal = 1:1, gerakan dada mengikuti napas, terdapat retraksi subcostal, intercostal, substernal, penggunaan otot bantu pernapasan (+), suara napas ronkhi (+) di anterior paru, wheezing (+) di bronkhus,.<br />Clubbing finger (+) 15o.<br />d.Sistem Kardiovaskuler<br />Conjungtiva pucat, bibir tidak sianosis, arteri carotis kuat, tekanan vena jugularis tidak meningkat.<br />Ukuran jantung normal, ictus cordis tidak tampak, suara jantung I,II normal, capillary refill time kurang dari 2 detik.<br />e.Sistem Pencernaan<br />Sklera tidak ikterik<br />Bibir kering dan pecah-pecah<br />Mulut tidak ada stomatitis<br />Gaster (nyeri tekan pada palpasi kuadran kiri atas), gerakan peristaltik (+) kesan menurun<br />Abdomen (hati, ginjal,dan lien) tidak teraba<br />Tidak terdapat kelainan pada anus.<br />f.Sistem Indera<br />Mata<br />Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tipis, gerakan bola mata mengikuti arah cahaya, dan respon pupil mengecil bila ada cahaya.<br />Hidung<br />Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena hidung tersumbat, sekret yang menghalangi penciuman kental.<br />Telinga<br />Keadaan daun telinga simetris kiri-kanan, kanal auditoris kotor, ada serumen berwarna kuning, fungsi pendengaran baik yakni menoleh jika dipanggil.<br />g.Sistem Saraf<br />1.Fungsi Cerebral<br />Status mental : susah dikaji karena anak tidak kooperatif<br />Kesadaran : eyes = 4, Motorik = 6, Verbal = 5<br />Bicara : klien hanya menangis<br />2.Fungsi Kranialis<br />Kranial I<br />Klien dapat membedakan bau walau sulit<br />Kranial II<br />Lapang pandang : gerakan bola mata mengikuti arah cahaya<br />Kranial III, IV,VI<br />Gerakan bola mata = 6<br />Pupil = isokor<br />Refleks kornea = klien menggerakan mata ke lateral<br />Kranial V<br />Sensorik = dikaji tetapi klien tidak memberi jawaban<br />Motorik = tidak dikaji<br />Kranial VII<br />Sensorik = sulit dikaji<br />Motorik = simetris wajah kiri-kanan saat klien menangis<br />Otonom = sulit dinilai<br />Kranial VIII<br />Pendengaran = menoleh jika dipanggil<br />Keseimbangan = tidak dikaji<br />Kranial IX<br />Sulit dikaji<br />Kranial X<br />Gerakan uvula sulit dikaji karena klien menangis terus<br />Kranial XI<br />Sternokleidomastoideus = ada tahanan<br />Trapezius = sulit dikaji karena klien lebih banyak tidur di tempat tidur.<br />Kranial XII<br />Mampu menjulurkan lidah ke semua arah<br />3.Fungsi Motorik<br />Masa otot : normal<br />Tonus otot : normal<br />Kekuatan otot : 4, cukup kuat tapi bukan kekuatan penuh.<br />4.Fungsi Sensorik<br />Sulit dinilai, hanya rangsangan nyeri klien yang dapat memberi respon<br /><br />5.Fungsi Cerebellum<br />Sulit dinilai<br />6.Refleks<br />Sulit dikaji karena klien menangis jika disentuh.<br />7.Iritasi Meningen<br />Tanda iritasi meningen tidak ditemukan<br />h.Sistem Muskuloskeletal<br />Kepala<br />Bentuk kepala mesocephal<br />Vertebra<br />Lurus, tidak ditemukan lordosis, kifosis, skoliosis, gerakan baik, ROM aktif<br />Pelvis<br />Kesan normal<br />Lutut<br />Tidak bergerak, tidak kaku, gerakan aktif, Mac Murray Test dan Ballotement Test hasil negatif<br />Kaki<br />Gerakan aktif, kemampuan berjalan baik<br />Bahu/Tangan<br />Tidak bengkak, ROM aktif<br />i.Sistem Integumen<br />Rambut<br />Warna hitam, tidak mudah tercabut<br />Kulit<br />Warna sawo matang, temperatur hangat, kering, tidak ada ruam<br />Kuku<br />Warna pucat, tidak mudah patah, kotor<br />j.Sistem Endokrin<br />Kelenjar Tyroid tidak nampak dan tidak teraba<br />Ekskresi urine biasa, tidak ada polidipsi dan poliphagi<br />Suhu tubuh seimbang, tidak ada keringat berlebihan<br />Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut<br />k.Sistem Perkemihan<br />Tidak ditemukan adanya edema palpebra, moon face, dan edema anasarka<br />Keadaan kandung kemih normal, tidak ada nocturia, disuria, kencing batu,dan hematuria<br />l.Sistem Reproduksi<br />Perempuan<br />Keadaan labia mayora dan minora bersih<br />Tidak ada sekret<br />m.Sistem Imun<br />Alergi terhadap debu, makanan dan perubahan cuaca<br />Ada penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca seperti demam tinggi jika musim hujan, sehingga klien terserang sesak (asma) lagi.<br /><br />VII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK<br />Selama dirawat, tidak dilakukan pemeriksaan diagnostik<br /><br />VIII.PENGOBATAN/TERAPI SAAT INI<br />IVFD Dextrose 5% + Nabic = 4:1 (14 tetes/menit)<br />Aminofilin : 3 cc (14 tetes/menit)<br />Dexametasone 2 x 5 mg/IV/12 jam<br />Ampicilline 4 x 200 mg/IV/6 jam<br /><br /><br /><br />Gorontalo, 27 Januari 2010<br />Penyusun<br /><br /><br />Kelompok 2<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DATA FOCUS<br /><br />Nama Pasien : An. O.H<br />Umur : 6 tahun<br />Ruang Rawat : Perawatan anak<br />DATA SUBYEKTIF<br />DATA OBYEKTIF<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien :<br />Sesak napas<br />Batuk dengan lendir sulit dikeluarkan<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien sangat lemah dan selalu menangis<br />Orang tua klien mengatakan cemas dengan kondisi klien<br />Orang tua klien selalu bertanya tentang kondisi klien<br />Seak napas (+)<br />Penggunaan otot bantu pernapasan<br />Ekspirasi lebih panjang dari inspirasi<br />Refraksi subcostal, intercostal, dan substernal<br />Pernapasan cuping hidung (+)<br />Batuk (+)<br />Auskultasi : ronkhi (+)<br />Wheezing (+)<br />Tanda-tanda vital<br />N : 120 x/menit<br />R : 60 x/menit<br />SB : 39oC<br />Ekspresi wajah gelisah<br />Klien lemah, tonus otot = 4<br />Bibir klien kering<br />Klien rewel<br /><br /><br />ANALISA DATA<br /><br />Nama Pasien : An. O.H<br />Umur : 6 tahun<br />Ruang Rawat : Perawatan anak<br />No.<br />DATA<br />PENYEBAB<br />MASALAH<br />1<br />DS :<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien :<br />Sesak napas<br />Batuk lendir sulit dikeluarkan<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien sangat lemah dan selalu menangis<br /><br />DO :<br />Sesak napas (+)<br />Refraksi subcostal, intercostal, dan substernal<br />Wheezing (+)<br />Auskultasi : ronkhi nyaring (+)<br />Batuk (+)<br />Pernapasan cuping hidung (+)<br />R : 60 x/menit<br />Intrinsik<br />Ekstrinsik<br />↓<br />Respon imun yang buruk terhadap lingkungan<br />↓<br />Merangsang produksi antibody Ig E<br />↓<br />Ikatan Ag-Ab<br />↓<br />Merangsang parasimpatis saluran napas<br />↓<br />Degranulasi sel mast<br />↓<br />Pelepasan mediator kimia : histamin<br />↓<br />Konstriksi bronkus<br />↓<br />Spasme bronkus<br />↓<br />Udara terperangkap dalam saccus alveolus<br />↓<br />Penurunan ventilasi alveolus<br />↓<br />Gangguan pertukaran gas<br />Gangguan pertukaran gas<br /><br />2<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />4<br />DS :<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien sangat lemah<br /><br />DO :<br />Klien lemah<br />Tonus otot : 4<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DS :<br />Orang tua klien mengatakan bahwa klien selalu menangis<br />Orang tua klien mengatakan cemas dengan kondisi klien<br /><br />DO :<br />Ekspresi wajah klien cemas<br />Klien dan orang tua klien cemas<br />DS :<br />Orang tua klien selalu bertanya tentang kondisi klien<br /><br />DO :<br />Ekspresi wajah cemas<br />Penurunan ventilasi alveolus<br />↓<br />Difusi gas terganggu<br />↓<br />O2 tidak efektif ke jaringan<br />↓<br />Hipoksia<br />↓<br />Metabolisme menurun<br />↓<br />ATP menurun<br />↓<br />Kelelahan<br /><br /><br />Sesak napas<br />↓<br />Hospitalisasi<br />↓<br />Perubahan status kesehatan<br />↓<br />Koping tidak efektif<br />↓<br />Kecemasan<br /><br /><br /><br />Sesak napas<br />↓<br />Informasi tidak adekuat tentang kondisi, perawatan, pengobatan<br />↓<br />Kurang pengetahuan<br />Intoleransi aktivitas : kelelahan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kecemasan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kurang pengetahuan<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN<br /><br />Nama Pasien : An. O.H<br />Umur : 6 tahun<br />Ruang Rawat : Perawatan anak<br />No.<br />DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />TGL DITEMUKAN<br />TGL TERATASI<br />1<br /><br /><br />2<br /><br /><br /><br />3<br /><br /><br />4<br />Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkospasme dan edema mukosa<br /><br />Intoleransi aktivitas : kelelahan berhubungan dengan hipoksia dan peningkatan kerja pernapasan<br /><br />Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan disstress pernapasan<br /><br />Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan<br />28-01-2010<br /><br /><br />28-01-2010<br /><br /><br /><br />28-01-2010<br /><br /><br />28-01-2010<br />-<br /><br /><br />-<br /><br /><br /><br />-<br /><br /><br />-<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Rabu, 28-01-10<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kamis 29-01-10<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kamis 29-01-10<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Jumat 30-01-10<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Jumat 30-01-10<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />1<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />I<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />I<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />I<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />I<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />09.00<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />09.15<br /><br /><br /><br />09.20<br /><br /><br /><br /><br />10.00<br /><br /><br /><br /><br />10.30<br /><br /><br />10.40<br /><br /><br />12.00<br /><br /><br />12.05<br /><br /><br />12.10<br /><br /><br />09.00<br /><br /><br /><br /><br /><br />09.15<br /><br /><br />11.30<br /><br /><br /><br /><br />11.45<br /><br /><br /><br />12.00<br /><br /><br />12.05<br /><br /><br />12.10<br /><br /><br />17.00<br /><br /><br /><br /><br /><br />17.10<br /><br /><br />18.10<br /><br /><br />19.20<br /><br /><br /><br /><br />19.30<br /><br /><br /><br /><br />19.45<br /><br /><br /><br /><br />20.00<br /><br /><br /><br />22.00<br /><br /><br />24.05<br /><br />01.00<br /><br /><br />04.05<br /><br /><br />04.30<br /><br /><br /><br />04.45<br /><br /><br />06.00<br /><br /><br />06.15<br /><br /><br /><br /><br />09.00<br /><br /><br /><br /><br />09.05<br /><br /><br />09.10<br /><br /><br /><br />12.00<br /><br /><br />12.05<br /><br /><br />12.10<br /><br /><br />12.30<br /><br /><br /><br />12.45<br /><br /><br />17.00<br /><br /><br /><br /><br />17.05<br /><br /><br />18.10<br /><br /><br />20.00<br /><br /><br />20.30<br /><br /><br /><br /><br />20.45<br /><br /><br />24.00<br /><br /><br />24.10<br /><br /><br />01.00<br /><br /><br />04.00<br /><br /><br />04.30<br /><br /><br /><br />04.45<br />1.Observasi TTV terutama RR tiap 8 jam<br />H/:<br />TD : tidak diukur, anak menolak disentuh dgn alat<br />N : 110 x/menit<br />R : 50 x/menit<br />SB : 37,5oC<br /><br />2.Melakukan auskultasi bunyi napas<br />H/:<br />Auskultasi : wheezing (+) di bronchus<br /><br />3. Mengkaji keefektifan pemenuhan oksigen, terhadap adanya sianosis<br />H/: - Penggunaan otot bantu pernapasan (+)<br /> - Pernapasan cuping hidung (+)<br /> - Refraksi sub costal, iter costal, substernal<br /><br />1.Melakukan observasi keadaan umum & tingkat kesadaran klien tiap 8 jam<br />H/ :<br />KU :<br />GCS : 10, E3M5V2<br />2.Memberikan posisi semi flower dan observasi tiap 8 jam <br />H/ : Bantal klien di tinggikan saat tidur<br /><br />6. b. Mempertahankan pemberian O2<br />H/ : O2 terpasang 1 lt/m melalui nasal kanula<br /><br />c. Penatalaksanan pemberian aminophilin<br />H/ : Aminophilin 3cc dalam IVFD : 14 tts/i<br /><br />a.Penatalaksanaan pemberian kortikosteroid tiap 12 jam<br />H/ : Deksametasone 2x5 mg/IV/12 jam<br /><br />b.Penatalaksanaan pemberian anti biotik tiap 6 jam<br />H/ : Ampicilin 4x200 mg/IV/6 jam<br /><br />1.Mengkaji/observasi TTV, terutama RR tiap 8 jam<br />H/ :<br />N : 100 x/m<br />P : 48 x/m<br />S : 36,5 oC<br /><br />2.Melakukan auskultasi bunyi napas<br />H/ : Wheezing (+)<br /><br />4. Melakukan observasi keadaan umum dan tingkat keadaan klien /8 jam<br />H/ : <br />KU : lemah<br />GCS : 15<br /><br />1.Memberikan posisi semiflower dan observasi tiap 8 jam <br />H/ : klien pada posisi semiflower dengan menggunakan 2 bantal saat tidur.<br /><br />2.c. Penatalaksanaan pemberian aminophilin /8 jam<br />H/ : Aminophilin 3cc dalam IVFD : 14 tts/m<br /><br />a.penatalaksanaan pemberian kortikosteroid /12 jam<br />H/ : Deksametason 2x5 mg/ 12 jam<br /><br />b.penatalaksanaan pemberian antibiotic / 6 jam<br />H/ : Ampilicilin 4x200 mg/IV<br /><br />1.Mengkaji / observasi TTV terutama RR /8 jam<br />H/ :<br />N : 120 x/m<br />P : 40 x/m<br />S : 36 oC<br /><br />2.Melakukan auskultasi bunyi napas<br />H/ : Auskultasi : wheezing (+), Ronkhi (+)<br /><br />6. e. Penatalaksanaan pemberian antibiotic / 6 jam<br />H/ : Ampicilin 4 x 200 mg/IV<br /><br />3.Mengkaji keefektifan pemenuhan oksigen, terhadap adanya sianosis<br />H/ : - Sesak napas masih ada<br />Pernapasan cuping hidung (+)<br />Penggunaan otot pernafasan (+)<br /><br />4.Melakukan observasi keadaan umum dan tingkat kesadaran klien tiap 8 jam.<br />H/: KU : lemah, anak menangis jika di sentuh<br /> GCS : 15<br /><br />5.Melakukan observasi posisi semiflower tiap 8 jam<br />H/: <br />Klien kembali di tinggikan bantalnya, karena klien merosot turun ke bawah<br /><br />6.c penatalaksanaan pemberian Aminophilin/8 jam<br />H/: <br />Aminophilin 3 cc dalam IVFD : 14 tetes/menit<br /><br />6.b Mengobservasi pemberian O2 <br />H/: O2 di aff<br /><br />6.d. Penatalaksanaan pemberian kortikosteroid/12 jam <br />H/ : Ampicilin 4x200 mg/IV<br />1.Mengobservasi TTV/ terutama RR/ 8 jam<br />H/ : TTV tidak di kaji = klien tidur<br /><br />6. c. Penatalaksanaan pemberian aminophilin/ 8 jam<br />H/ : Aminophilin 3cc dalam IVFD : 14 tts/m<br /><br />4. Melakukan observasi keadaan umum adan tingkat kesadaran klien tiap 8 jam<br />H/ : GCS :15, klien rewel<br /><br />5. melakukan observasi posisi semifowler/ 8 jam<br />H/ : klien tidur dengan bantal ditinggikan<br /><br />6. e. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic/ 6 jam<br />H/ : Ampicilin : 4x250 mg/IV<br /><br />2. Mengkaji keefektifan pemenuhan oksigen, terhadap sianosis<br />H/ : - Pernapasan cuping hidung (+)<br />- Penggunaan otot bantu pernapasan (+)<br /><br /><br />1. Mengobservasi TTV terutama RR : /8 jam<br />H/ : TTV : N :120 x/i<br />P : 40 x/i<br />S : 37 oC<br /><br />2. Melakukan aukultasi bunyi napas<br />H/ : wheezing (+)<br /><br />3. Mengkaji keefekifan pemenuhan oksigen,terhadap adanya sianosis<br />H/ : - Pengunaan otot bantu pernapasan (+)<br />- Pernapasan cuping hidung (-)<br /><br />6. c. Penatalaksanaan pemberian aminophilin / 8 jam<br /> H /: - Aminophilin 3 cc dalam IVFD : 14 tetes/menit <br /><br />d. Penatalaksanaan pemebrian kortikosteroid/12 jam<br /> H/: Dexameton 2x5 mg/IV <br /><br />e. Penatalaksanaan pemberian antibiotic/6 jam<br /> H /: 4x 200 mg/IV <br /><br />4. Melakukan observasi keadaan umum dan tingkat kesadaran klien/8 jam<br /> H/: - GCS : 15<br />Klien : Rewel<br /><br />5. Melakukan observasi posisi tiap 8 jam<br /> H/: Klien posisi duduk<br /><br />1. Mengobservasi tanda-tanda vital , terutama respirasi : tiap 8 jam<br /> H/: Tanda-tanda vital : N = 110 x /menit<br /> P = 40 X Menit<br /> S =37o C<br /><br />2. Melakukan aukultasi bunyi nafas<br /> H/: Wheezing (+)<br /><br />6.e. Penatalaksanaan pemberian antibiotic tiap 6 jam<br /> H/: Ampicilin 4 x 200 mg/IV <br /><br />6.c. Penatalaksanaan pemberian aminofilin tiap 8 jam<br /> H/: Aminofilin 3 cc dalam IVFD : 14 tetes / menit<br /><br />4. Melakukan observasi keadaan umum dan tingkat kesadaran klien tiap / 8 jam.<br /> H/: KU = Lemah, rewel<br /> GCS = 15<br /><br /> 5. melakukan observasi posisi semifowler tiap / 8 jam<br /> H/: Klien tidur dengan bantal di tinggikan<br /><br />6.e. Penatalaksanaan pemberian antibiotic tiap 6 jam<br /> H/: Ampicilin 4x200 mg / IV / 6 jam<br /><br />6.d. Penatalaksanaan pemberian kortikosteroid tiap 12 jam<br /> H/: Dexametazon 2 x 5 mg / IV /12 jam<br /><br />1. Mengobservasi tanda-tanda vital terutama : Reabsorbsi tiap 8 jam<br /> H/: Klien tidur saat di kaji<br /> <br />6.c. Penatalaksanaan pemberian Aminophilin tiap 8 jam<br /> H/: Aminophilin 3 ccdalam IVFD = 14 tetes/menit<br /><br />4. Melakukan observasi keadaan umum klien dan tingkat kesadaran klien tiap 8 jam<br /> H/: KU : Lemah, Klien tidur<br /><br />5. Melakukan observasi posisi semifowler tiap 8 jam<br /> H/: Klien tidur dengan posisi bantal di tinggikan.<br />S : - Keluarga / ibu klien mengatakan klien masih sesak napas<br /> - Ibu klien mengatakan klien masih gelisah<br /> O : - sesak napas (+)<br /> - wheezing (+)<br /> - penggunaan otot pernapasan (+)<br /> - pernapasan cuping hidung (+)<br /> - retraksi dada (+)<br /> A: Gangguan Pertukaran Gas<br /> P: Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />S : - Keluarga / ibu klien mengatakan klien masih sesak napas walaupun sudah berkurang<br /> - Ibu klien mengatakan klien masih gelisah<br /> O : - sesak napas (+)<br /> - wheezing (+)<br /> - penggunaan otot pernapasan (+)<br /> - pernapasan cuping hidung (-)<br /> - retraksi dada (+)<br /> A: Gangguan Pertukaran Gas<br /> P: Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />S : - Keluarga / ibu klien mengatakan sesak napas anaknya sudah berkurang<br /> - Ibu klien mengatakan anaknya sudah membaik<br /> O : - sesak napas (+)<br /> - wheezing (+)<br /> - pernapasan cuping hidung (-)<br /> - RR : 40 x/i<br /> - GCS : 15, E4M6V5<br /> A: Gangguan Pertukaran Gas<br /> P: Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6<br /> Tambah intervensi : Perawatan saat pulang<br /><br /><br />RESUME PULANG<br /><br />Nama klien : An. Oyiz Husain<br />Umur : 6 Tahun<br />Jenis kelamin : Perempuan<br />Alamat : Jln raya Batudaa, desa Tabongo Batudaa<br />Tgl masuk : 25 Januari 2010<br />Tgl Pengkajian : 27 Januari 2010<br />Tgl Keluar : 10 Februari 2010<br />Diagnosa Medis : Asma Bronchial<br /><br />Keluahan utama / Alasan Masuk :<br /> Sesak napas<br />Diagnosa Keperawatan yang timbul :<br />1.Bersihkan jalan napas tidak efektif<br />2.Gangguan personal hygiene berhubungan dengan anak tidak kooperatif<br />Tindakan Keperawatan yang dilakukan<br />1.Bersihkan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret<br />1). Observasi pernapasan dan bentuk pernapasan setiap enam jam :<br /> - Frekuensi<br /> - Adanya ronchi<br /> - Penggunaan otot-otot pernapasan; pernapasan cuping hidung<br />2). Lakukan perkusi, vibrasi dan postural drainage<br />3). Bantu klien untuk mengeluarkan sekret<br />4). Beri posisi yang nyaman yang memudahkan pasien bernapas<br />5). Anjurkan kepada anak untuk minum air hangat ± 500 cc tiap 8 jam.<br />6). Kolaborasi <br /> - Pemberian antibiotik<br />2. gangguan personal hygiene berhubungan dengan anak tidak kooperatif<br />Bina hubungan saling percaya dengan anak<br />Anjurkan dan ajarkan kepada keluarga agar anak dimandikan, jika dingin maka di beri air hangat. Tiap pagi dan sore.<br />Bersihkan dan potong kuku yang panjang<br />Anjurkan dan ajarkan kepada keluarga klien untuk menjaga kebersihan rambut, kulit kepala, gigi dan telinga.<br />Beri HE tentang pentingnya kebersihan diri, lingkungan dan pencegahan terhadapa penularan penyakit.<br /><br />Evaluasi Keperawatan :<br />Diagnosa Keperawatan yang teratasi :<br />Tanggal 10 Februari 2010 :<br />Gangguan personal hygiene berhubungan dengan anak tidak kooperatif<br />Diagnosa Keperawatan yang belum teratasi :<br />Bersihkan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret<br />Perencanaan pulang :<br />1.Menganjurkan kepada ibu klien jika klien batuk lendirnya/sekret dikeluarkan<br />2.Mengajurkan kepada ibu klien agar anaknya sering diberi minum air hangat terutama jika batuk.<br />3.Menganjurkan kepada orang tua klien agar melakukan perkusi dan vibrasi pada punggung klien terutama jika batuk.<br />4.Menginstruksikan untuk tetap mengkonsumsi obat yang di berikan dokter sampai penyakitnya sembuh.<br />5.Menginstruksikan untuk menjaga kebersihan klien dan lingkungan di sekitar tempat tinggal klien.<br />Alasan Pulang : <br /> Keluarga kekuarangan biaya dan minta berobat jalan.farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-72738172073246159422010-07-02T18:59:00.000-07:002010-07-02T19:17:30.017-07:00FARMAKOLOGI<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 3.1 (Win32)"><style type="text/css"> <!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } A:link { so-language: zxx } --> </style> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Makalah Farmakologi</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:180%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;">Penisilin</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >O</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >L</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >E</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >H</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;">Keperawatan B</span></span></p> <ol><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Farliyanti Guamo</span></p></ol> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-left: 2.76in; text-indent: -0.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;"><b>Fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;"><b>Universitas negeri gorontalo</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;"><b>2009/2010</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;"><b>Kata pengantar</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt karena atas berkat dan karunianyalah sehingga dapat disusun makalah ini dengan judul PENISILIN”</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Penyusun menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan sehingga saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan demi untuk kesempurnaan makalah ini.</span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua Amien.</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" > </span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Gorontalo,juni 2010</span></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Penyusun</span></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 4in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Algerian, serif;"><b>Daftar isi</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Kata Pengantar </span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Daftar isi</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Bab I.Pendahuluan………………………………………………………………………………….1</span></p> <ol><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >latar Belakang………………………………………………………………….1</span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Tujuan …………………………………………………………………………1</span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Rumusan masalah ……………………………………………………………..1</span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Bab II.Pembahasan…………………………………………………………………….............2</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >2.1.Definisi dari Antimikroba……………………………………………………….....2</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >2.2.Pembuatan…………………………………………………………………………2</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >2.3.Mekanisme Kerja………………………………………………………………….3</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >2.4.Aktivitas………………………………………………………………………......3</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >2.5.Penisilin…………………………………………………………………………...4</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Bab III Penutup……………………………………………………………………………………...14</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >3.1.Kesimpulan………………………………………………………………………..4</span></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >3.2.Saran……………………………………………………………………………..14</span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>BAB I</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>PENDAHULUAN</b></span></span></p> <ol><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Latar Belakang</b></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kemoterapika Antibakteri di golongkan atas dasar mekanisme kerjanya dalam zat bakterisid dan zat bakteriasis.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Istilah antibiotika seering kali digunakan dalam erti luas dengan demikian tidak terbatas pada obat-obat antibakteri yang dihasilkan fungi daan kuman (definisi dari Waksman untuk antibiotika 0melainkan juga untuk obat-obat sintesis.Selanjutnya istilah tersebut dengan arti luas yang akan digunanakan dalam pemakaran makalah ini.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>1.2 Tujuan </b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat mengetahui fungsi serta kerja dari obat penisilin yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam praktek klinis serta untuk menambah ilmu pengetahuan. </span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>1.3.Rumusan Masalah</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengetahui Definisi dari Antimikroba</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengetahui Pembuatan</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengetahui Mekanisme Kerja</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengetahui Aktivitas </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengetahui Jenis-Jenis Antimikroba</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>BAB II</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>PEMBAHASAN</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Antimikroba</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2.1 DEFINISI</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antimikroba (L,</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>anti </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> = lawan,mikro = kecil ) Adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,yang memiliki fungsi khasiat kuman,sedangkan toksistasnya bagi manusia relative kecil.Turunan zat tersebut yang dibuat secara semi sintesis termasuk kelompok ini,begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri lazimnya disebut antibiotika.kegiatan antibiosis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh dr.Alexander Fleming (Inggris,1928,penisilin ).Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang Dunia II di tahun 1941,ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menaggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kemudian,para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotis.akan tetapi,berhubung dengan sifat toksinnya bagi manusia,hanya disebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat.Akan tetapai berhubung dengan sifat toksinnya bagi manusia,hanya sebagian kecil saja yang digunakan sebagai obat.yang terpenting diantaranya adalah streptomisin(1994),kloramfenikol (1947),tetrasiklin (1948),eritromisin (1965) dan doksorubisin (1969),minosiklin (1972),dan tobramisin (1974).</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2.2 PEMBUANTANNYA</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologi,yaitu fungi dibiakan dalam tangki besar bersama zat-zat gizi khusus.Oksigen atau udara steril disalurkan kedalan cairan pembiakan guna mempercepat pertumbuhan fungi guna meningkatkan produksi antibiotiknya.setelah diisolasi dari cairan kultur antibiotikum dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotika semisintesis :yaitu apabila pada persemaian (culture substrate )dibubuhi zat-zat pelopor tertentu,maka zat-zat ini diinkorporisasi kedalam antibiotikum dasarnya.hasilnya disebut senyawa semisintesis disebut penisilin-V.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotika sintesis tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis tersebut,melainkan dengan sintesa kimiawi misalnya kloramfenikol.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2.3 MEKANISME KERJA </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Cara kerja terpenting adalah perintangan sintasa protein,sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi,misalnya kloramfenikol,tetrasiklin,aminoglikosida,makrolida,dan linkomisin.selai it beberapa antibiotika bekerja terhadap dinidng sel(penicillin dan selfalosporin) atau membarn sel (polymiksin zat-zat piloyen dan imidazol).</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil,mungkn karena virus tidak memiliki proses metabolism sesungguhnya melainkan tergantung seluruhnya dari proses tuan rumah.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2.4 AKTIVITASNYA </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada umumnya aktivitas dinyatakan dengan satuan berat (mg),kecuali zat-zat yang belum dapat diperoleh seratus persen murni dan terdiri dari campuran bebrapa zat misalnya,polimiksin B,Basitrasin,dan nistatin,yang aktivitasnya selalu dinyatakan denngan satuan Internasional(I.U)</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Begitu pula senyawa kompleks dari penisilin,yakni prokain dan benzatin penisilin,yakni prokain dan benzatin penisilin.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Penggunaan</i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antimikroba digunakan mengobati berbagai jenis infeksi kuman atau juga untuk prevensi infeksi misalnya pada pembedahan besar.secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi klep jantung buatan,juga sebelum cabut gigi.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penggunaan penting non-terapeutis adalah sebagai stimulan pertumbuhan dalam peternakan sapi,babi dan ayam.efek ini secara kebetulan ditemukan pada tahun 1940-an,tatapi mekanisme kerjanya belum diketahui dengan jelas.Diperkirakan antimikroba bekerja setempat didalam usus dengan menstabilisir floranya.Kuman-kuman “buruk” yang merugikan dikurangi jumlah aktivitasnya,sehingga zat-zat gizi dapat dipergunakan lebih baik.Pertumbuhan dapat distimulasi dengan rat-rata 10%.yang digunakan adalah terutama makrolida dan glikopeptida dalam makanan ternak dan jumlahnya kini sudah meningkat sampai lebih dari 3 kali daripada penggunaanya sebagai obat pada manusia.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2.5 JENIS-JENIS ANTIMIKROBA</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dibawah ini akan dibahas berturut-turut kelompok antibiotika</span></span></p> <ol type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>SULFONAMID DAN KOTRIMOKSAZOL</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>1. SULFONAMID </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.Penggunaan sulfonamid kemudian terdesak oleh antibiotik.Pertengahan tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol menigkatkan kembali penggunaan sulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu. </span></span> </p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia </b></span></span> </p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid berbentuk kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air,tetapi garam natriumnya mudah larut.Rumus dasarnya adalah Sulfanilamid.</span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Aktivitas Antimikroba</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid mempunyai spekrum antibakteri yang luas,meskipun kurang kuat dibandingkan dengan antibiotik dan strain mikroba yang resisten makin meningkat.Golongan obat ini umunya hanya bersifat bakteriostatik,namun pada kadar yang tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisid.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Spektrum Antibakteri</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kuman yang sensitif terhadap sulfa secara in vitro ialah </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>s. pyogenes</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">,</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>s. pneumonia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, beberapa galur </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Basicilus anthracis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Corynebacterium diphtheria, Haemophilus influenzae, H. ducreyi, Brucella, vibrio cholerae, nocardia, actinomyces, Calymmatobacterium granulomatis, Chlamydia trachomatis </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">beberapa protozoa. Beberapa kuman enterik juga dihambat. Pseudomonas, Serratia,proteus dan kuman-kuman multiresisten tidak peka terhadap obat ini.Beberapa srain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>E.coli </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">penyebab infeksi saluran kemih telah resisten terhadap sulfonamid,karena itu sulfonamid bukan obat pilihan lagi untuk penyakit infeksi tersebut.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Banyak galur meningokokus ,pnemokokus,stertokokus,stafilokokus dan gonokokus yang sekarang telah resisten terhadap sulfonamid.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Mekanisme Kerja </b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kuman memerlukan PABA (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>p-aminobenzoid acid)</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">untuk membentuk asam folat yang digunakan untuk sintesis purin dan asam nukleat. Sulfonamid merupakan penghambat kompetitif PABA.</span></span></p> <p style="margin-left: 2.5in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">PABA</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid</span></span></p> <p style="margin-left: 2.5in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Berkompetisi dengan</span></span></p> <p style="margin-left: 3.5in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">PABA</span></span></p> <p style="text-indent: 2.69in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam dihidrofolat</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER">
<br /></p> <p style="margin-left: 2in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Trimetoprim</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 2.63in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam tetrahidrofolat</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 3.06in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Purin</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 3.13in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">DNA</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Gambar Mekanisme Kerja Sulfonamid Dan Trimetoprim</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek antibakteri sulfonamid dihambat oleh adanya darah,nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan trimidin.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfonamid karena menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak mensintesis sendri senyawa tersebut)</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam sintesis asam folat,bila PABA digantikan oleh sulfonamid,maka akan terbentuk analog asam polat yang tidak fungsional.</span></span></p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kombinasi Dengan Trimetoprim</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Senyawa yang memperlihatkan efek sinergistik paling kuat bila digunakan bersama sulfonamid ialah trimetoprin.Senyawa merupakan penghambat enzim dihidrofolat reduktase yang kuat dan selektif.Enzim ini berfungsi mereduksi asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat,jadi pemberian sulfonamid bersama trimetroprin yang menyebabkan berangkai dalam reaksi pembentukan asam tetra hidrofolat (gambar 39-2).Kombinasi kedua obat ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain dari bab ini.</span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Resistensi Bakteri</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bakteri yang semula sensitive terhadap sulfonamid dapat menjadi resisten secara in vitro maupun in vivo.Resistensi ini biasanya bersifat reversible,tetapi tidak disertai resistensi silang terhadap kemoterapeutik lain .Resistensi ini mungkin disebabkan oleh mutasi meningkatkan produksi PABA atau mengubaah struktur molekul enzim yang berperan dalam sintesis folat sedemikian rupa sehingga afinitasnya terhadap sulfonamid menurun.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Timbulnya resistensi merupakan factor yang membatasi manfaat sulfonamid dalam pengobatan penyakit infeksi,terutama infeksi yang disebabkan oleh gonokokus, stafilokokus, meningokokus, streptokokus,dan beberapa galur shigella.</span></span></p> <ol start="7" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Absorbsi </b></i></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi melalui saluran cerna mudah dan cepat,kecuali beberapa macam sulfonamid yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus.Kira-kira 70-100% dosis oral sulfonamid di absorbs melalui saluran cerna dan dapat di temukan dalam urin 30 menit setelah pemberian.Absorbsi terutama terjadi pada usus halus,tetapi beberapa jenis sulfa dapat diabsorbsi melalui lambung.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi melalui tempat-tempat lain,misalnya vagina,salurannapas,kulit yang terluka,pada umumnya kurang baik,tetapi cukup menyebabkan reaksi toksik atau reaksi hipersensitivitas.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Distribusi</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Semua sulfonamid terikat pada protein plasma terutama albumin dalam derajat yang berbeda-beda.Obat ini tersebar keseluruh jaringan tubuh,karena itu berguna untuk infeksi sistemik.Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-80% kadar dalam darah.Pemberian sulfadiazin dan suflisoksazol secara sistemik dengan dosis adekuat dapat mencapai kadar efektif dalam CSS (Cairan Serebrospinal) otak.Kadar taraf mantap di dalam CSS mancapai 10-80% dari kadarnya dalam darah ; pada meningitis kadar ini lebih tinggi lagi.Namun oleh karena timbulnya resistensi mikroba terhadap sulfonamid ,obat ini jarang lagi digunakan untuk pengobatan meningitis.Obat dapat melalui sawar uri dan menimbulkan efek antimikroba dan efek toksik pada janin.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Metabolisme</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam tubuh,sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi.Hasil oksidasi inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistematik berupa lesi pada kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas obat.Bentuk asetil pada N-4 merupakan metabolit utama,dan beberapa sulfonamid yang terasetilasi lebih sukar larut dalam air sehingga sering menyebabkan kristaluria atau komplikasi ginjal lain. Bentuk asetil ini lebih banyak terikat protein plasma daripada bentuk asalnya .Kadar bentuk terkonyugasi ini tergantung terutama pada besarnya dosis,lama pemberian,keadaan fungsi hati dan ginjal pasien.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Ekskresi</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hampir semua diekskresi melalui ginjal,baik dalam bentuk asetil maupun bentuk bebas. Masa paruh sulfonamid tergantung pada keadaan fungsi ginjal.Sebagian kecil diekskresi melalui tinja,empedu dan air susu ibu.</span></span></p> <ol start="8" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Klasifikasi,Sediaan dan Posologi</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Cara pemberian yang paling aman dam mudah ialah per oral,absorpsinya cepat dan kadar yang cukup dalam darah segera tercapai.Bila pemberian per oral tidak mungkin dilakukan maka dapat diberikan parenteral (IM atau IV).Penggunaan topikal sulfonamid umumya telah ditinggalkan kecuali sulfasetamid untuk mata,mafenid asetat dan Ag-sulfadlazin ntuk luka bakar,serta sulfasalazin untuk kolitis ulseratif.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis obat tergantung dari umur pasien,macam dan hebatnya penyakit,cara pemberian,jenis sulfa daan keadaan fungsi ginjal; dan ini akan diterangkan lebih lanjut pada pembicaraan masing-masing golongan sulfa.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Berdasarkan kecepatan absorpsi dan ekskresinya, sulfonamid dibagi dalam 4 golongan besar : </span></span> </p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid dengan absorpsi dan ekskresi cepat, antara lain sulfadiazine dan sulfisoksazol </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dan karena itu kerjanya dalam lumen usus,antara lain ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topikal, antara lain sulfasetamid , mefanid, dan Ag-sulfadiazin</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid dengan masa kerja panjang,seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat dan ekskresinya lambat.</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.06in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="9" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sulfonamid dengan absorpsi dan ekskresi cepat</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfisoksazol</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Merupakan prototip golongan ini dengan efek antibakteri kuat. Sulfisoksazol hanya didistribusinya ke dalam cairan ekstrasel dan sebagian besar terikat pada protein plasma.Kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2-4 jam setelah pemberian dosis oral 2-4 g.Hampir 95% obat dieksresi melalui urin dalam 24 jam sesudah pemberian dosis tunggal.Kadar obat ini dalam urin jauh melebihi kadarnya dalam darah sehingga mungkin bersifat bakterisid.Kadarnya dalam CSS hanya 1/3 dari kadar dalam darah.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kelarutan sulfisoksazol dalam urin jauh lebih tinggi daripada sulfadiazin sehingga jarang menyebabkan hematuria atau kristaluria (0,2-0,3 %).Sulfa ini dapat menggantikan golongan sulfa yang sukar larut dan toksik terhadap ginjal.Dosis permulaan untuk dewasa 2-4 g dilanjutkan dengan 1g setiap 4-6 jam,sedangkan untuk anak 150 mg/kg berat badan sehari. Mula-mula diberikan setengah dosis tersebut,kemudian dilanjutkan dengan 1/6 dosis per hari setiap 4 jam (Maksimal 6 g sehari).Sulfisoksazol dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas yang kadang-kadang bersifat letal.Sediaan sulfisoksazol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg untuk pemberian oral.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfametoksazol</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini merupakan derivat sulfisoksazol dengan absorpsi dan ekskresi yang lebih lambat.Dapat diberikan pada pasien dengan infeksi saluran kemih dan infeksi sistematik.Kristal uria lebih sering timbul karena persentase asetilasinya tinggi.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfametoksazol umumnta digunakan dalam bentuk kombinasi tetap dengan trimetoprim (di luar negeri ada sediaan tablet sulfametoksazol saja yang mengandung 500 mg zat aktif).</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfadiazin </b></i></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi di usus terjadi cepat dan kadar maksimal dalam darah di capai dalam waktu 3-6 jam sesudah pemberian dosis tunggal.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kira-kira 15-40% dari obat yang diberikan diekskresikan dalam bentuk senyawa asetil.Hampir 70% obat ini mengalami reabsorpsi ditubuli.Karena beberapa macam sulfa sukar larut dalam urin yang asam,maka sering timbul kristarulia dan komplikasi ginjal lainnya.Untuk mencegah ini pasien dianjurkan minum banyak air agar produksi urin tidak kurang dari 1200 mL/hari atau diberikan sediaan alkalis seperti Na-bikarbonat untuk menaikkan pH urin.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis permulaan oral pada orang dewasa 2-4 g,dilanjutkan dengan 2-4 g dalam 3-6 kali pemberian ; lamanya pemberian tergantung dari keadaan penyakit.Anak-anak lebiah dari umur 2 bulan di beriakan dosis awal setengah dosis/hari kemudian dilsnjutkan dengan 60-150 mg/kg BB (maksimum 6 g/hsri) dalam 4-6 kali pemberian. Sedian biasanya terdapat dalam bentuk tablet 500 mg. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfasitin</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfasitin (Sulfacytin) adalah sulfonamid yang ekskresinya cepat untuk penggunaan per oral pada infeksi saluran kemih. Masa paruhnya dalam darah lebih pendek daripada sulfisoksazol (4 jam vs 7 jam). Kadarnya dalam darah lebih rendah dari pada kadar sulfiksolsazol, oleh karena itu hsnya digunakan untuk infeksi saluran kemih. Pemberian dimulai dengan dosis awal 500 mg dilanjutkan dengan dosis 250 mg 4 kali sehari sulfasitin tesedia dala bentuk tablet 250 mg (tidak dipasarkan di Indonesia).</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfametizol</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfametizol termasuk golongan Sulfonamid yang ekresinya cepat, sehingga kadarnya dalam darah rendah setelah pemberian dosis biasa. Digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dengan dosis 500-1000 mg dalam 3-4 kali pemberian sehari. Sulfametizol tersedia dalam bentuk tablet 250-500 mg .</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Kombinasi Sulfa</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kristalrulia dibuat sediaan kombinasi tepat beberapa kombinasi sulfa, misalnya sulfadiazin, sulfanerazin dan sulfa meatazin yang dikenal sebagai trisulfapirimidin. Kombinasi ini tersedia dalam bentuk tablet atau suspense oral. Kombinasi sulfa ini tidak menghasilkan potensi atau perluasan spectrum anti bateri.</span></span></p> <ol start="10" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sulfonamid yang hanya diabsorsi sedikit oleh saluran cerna</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfasalazin</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini digunakan untuk pengobatan kolitis ulseratif dan enteritis regional dan remotoid artritis.Sulfasalazin dalam usus diuraikan menjadi sulfapiridin yang diabsorpsi dan ekskresi melalui urin,dan 5-aminosalisilat yang mempunyai efek antiinflamasi.Reaksi toksik yang terjadi antara lain</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> Heinz body anemia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, hemolisis akut pada pasien defisiensi G</span><sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">6</span></sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">PD , dan agranulositosis. Mual,demam dan artralgia serta ruam kulit terjadi pada 20 % pasien dan desensitisasi dapat mengurangi angka kejadian.Dosis awal ialah 0,5 g sehari yang ditingkatkan sampai 2-6 g sehari.Sulfasalazin tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan bentuk suspense 50 mg/ml.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Suksinilsulfatiazol Dan Ftalilsulfatiazol</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam kolon,kedua sulfa ini dihidrolisis oleh bakteri usus menjadi sulfatiazol yang berkhasiat antibakteri dan hampir tidak diabsorpsi oleh usus.Kedua obat ini tidak lagi dianjurkan penggunaannya karena tebukti tidak efektif untuk enteritis.</span></span></p> <ol start="11" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sulfonamid untuk Penggunaan Topikal</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfasetamid</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Natrium sulfasetamid digunakan secara topical untuk infeksi mata.Kadar tinggi dalam larutan 30% tidak mengiritasi jaringan mata,karena pHnya netral (7,4),dan bersifat bakterisid.Obat ini dapat menembus kedalam cairan dan jaringan mata mencapai kadar yang tinggi sehingga sangat baik untuk kongjungtivitis akut maupun kronik.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Meskipun jarang menimbulkan reaksi sentisitisasi,obat ini tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif terhadap sulfonamid.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini tersedia dalam bentuk salep mata 10% atau tetes mata 30%.Pada infeksi kronik diberikan 1-2 tetes setiap 2 jam untuk infeksi yang berat atau 3-4 kali sehari untuk penyakit kronik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Ag-Sulfadiazin (Sulfadiazin-Perak)</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">In vitro obat ini menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur termasuk spesies yang telah resisten terhadap sulfonamid.Ag-sulfadiazin digunakan untuk mengurangi jumlah koloni mikroba dan mencegah infeksi luka bakar.Obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan luka yang besar dan dalam.Ag dilepaskan secara perlahan sampai mencapai kadar toksik yang selektif untuk mikroba.Namun mikroba dapat menjadi resistin terhadap obat ini.Ag hanya sedikit diserap tetapi sulfadiazin dapa mancapai kadar terapi bila permukaan yang diolesi cukup luas.Walaupun jarang terjadi,efek samping dapat timbul dalam bentuk rasa terbakar,gatal dan erupsi kulit.Ag-sulfadiazin merupakan obat pilihan untuk pencegahan infeksi pada luka bakar.Obat ini tersedia dalam bentuk krim (10 mg/g) yang diberikan 1-2 kali sehari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Mafenid </b></i></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mafenid (Mafenid Asetat) mengandung alfa-amino-p-toluen sulfonamide,digunakan secara topikal dalam bentuk krim (85 mg/g) untuk mengurangi jumlah koloni bakteri dan mencegah infeksi luka bakar oleh mikroba gram positif dan gram negatif.Obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan luka infeksi yang dalam.Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi oleh kandida.Pemberian kim 1-2 kali sehari dengan ketebalan 1-2 mm pada permukaan luka bakar.Sebelum pemberian obat,luka harus di bersihkan.Pengobatan di anjurkan sampai dilakukan pencangkokan kulit.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mafenid cepat diabsorbsi melalui permukaan luka bakar,kadar puncak tercapai daalm 2-4 jam setelah pemberian.Efek samping berupa nyeri pada tempat pemberian,reaksi alergi dan kekeringan jaringan karena luka tidak dibalut dan metabolit obat menghambat enzim karbonat anhidrase.Urin dapat menjadi alkalis dan dapat terjadi asidosis metabolik yang berakibat sesak nafas dan hiperventilasi.</span></span></p> <ol start="12" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sulfonamid Dengan Masa Kerja Panjang</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sulfadoksin</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfadoksin adalah sulfonamid dengan masa kerja 7-9 hari.Obat ini digunakan dalam bentuk kombinasi tetap dengan pirimetamin (500 mg sulfadoksin dan 25 mg pirimetamin)untuk pencegahan dan pengobatan malaria akibat </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>P.falciparum </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang resisten terhadap klorokuin. Namun karena efek samping hebat seperti gejala Steven-Johnson yang kadang-kadang sampai menimbulkan kematian, obat hanya digunakan untuk pencegahan bila risiko resistensi malaria cukup tinggi. Kombinasi ini juga digunakan untuk pencegahan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>pneumonia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> ( </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Pneumocystis carinii syndrome</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">) pada pasien AIDS ( </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>acquired immuno deficiency syndrome </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">), meskipun penggunaannya belum luas dan efek sampingnya mungkin hebat.</span></span></p> <ol start="13" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien yang mendapat sulfonamide. Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal. Karena itu pemakaiannya harus hati-hati. Bila mulai terlihat adanya gejala reaksi toksik atau sensitisasi, pemakaiannya secepat mungkin dihentikan. Mereka yang pernah menunjukan reaksi tersebut,untuk seterusnya tidak boleh diberi sulfonamid.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Gangguan Sistem Hematopoetik</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Anemia hemolitik akut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau karena defisiensi aktivitas G</span><sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">6</span></sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">PD.Sulfadiazin jarang menimbulkan reaksi ini (0,05 %).Agranulositosis terjdi pada sekitar 0,1 % pasien yang mendapatkan sulfadiazine.Kebanyakan pasien sembuh kembali dalam beberapa minggu atau bulan setelah pemberiann sulfonamid dihentikan. Anemia aplastik, sangat jarang terjadi dan dapat bersifat fatal.Hal ini diduga berdasarkan efek mielotoksik langsung.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Trombositopenia berat,jarang terjadi pada pemakain sulfonamid.Trombositopenia ringan selintas lebih sering terjadi.Mekanisme terjadinya tidak diketahui.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Eosinifilia,dapat terjadi dan bersifat reversibel.Kadang-kadang disertai dengan gejala hipersensivitas terhadap sulfonamid.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pada pasien dengan gangguan sumsum tulang pasien AIDS atau yang mendapat kemoterapi dengan mielosupreasan sering menimbulkan hambatan sumsum tulang yang bersifat reversibel.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Gangguan Saluran Kemih</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemakaian sistemik dapat meimbulkan komplikasi pada saluran kemih,meskipun sekarang jarang terjadi karena telah banyak ditemukan sulfa yang lebih mudah larut seperti sulfisoksazol.Penyebab utama ialah pembentukan dan penumpukan kristal dalam ginjal, kaliks, pelvis, ureter atau kandug kemih, yang menyebabkan iritasi dan obstruksi. Anuria dan kematian dapat terjadi tanpa kristaluria atau hematuria; pada otopsi ditemukan nekrosis tubular dan angiitis nerkotikans.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bahaya kristaluria dapat dikurangi dengan membasakan (alkalinisasi)urin atau minum air yang banyak sehingga produksi urin mencapai 1000-1500 ml sehari. Kombinasi beberapa jenis sulfa dapat pula mengurangi terjadinya kristaluria seperti telah diterangkan diatas. presipitasi sulfadiazin atau sulfamerazin tidak akan terjadi pada pH urin 7,15 atau lebih.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Reaksi Alergi</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Gambaran hipersensitivitas pada kulit dan mukosa bervariasi, berupa kelainan morbiliform, skarlantitform , urtikariform, erispeloid, pemifigoid, purpura, petekia, juga timbul eritema nodosum,eritema multiformis tipe Stevens-Johnson,sindrom Behcet,dermatitis eksfoliativ dan fotosensitivitas.Kontak dermatitis sekarang jarang terjadi. Gejala umumnya timbul setelah minggu pertama pengobatan tetapi mungkin lebih dini pada pasien yang telah tersensitisasi. Kekerapan terjadinya reaksi kulit 1,5% dengan sulfadiazin dan 2% dengan sulfisoksazol.Suatu sindrom yang menyerupai penyakit serum (serum sickness)dapat terjadi beberapa hari setelah pengobatan dengan sulfonamide. Hipersensitivitas sistemik divus kadang-kadang pula terjadi. Sensitivitas hilang dapat terjadi antara bermacam-macam sulfa. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Demam obat terjadi pada pemakaian sulfonamid dan mungkin juga disebabkan oleh sentsitisasi ; terjada pada 3% kasus yang mendapat sulfitoksazol. Timbulnya demam tiba-tiba padahari ke tujuh sampai pada ke sepuluh pengobatan, dan dapat disertai sakit kepala, menggigil, rasa lemah, pruritus, dan erupsi kulit, yang semuanya bersifat refersibel. Demam obat ini perlu dibedakan dari demam yang menandai reaksi toksik berat misalnya agranulositosis dan anemia hemolitik akut. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hepatitis yang terjadi pada 0,1 % pasien dapat merupakan efak tiksik atau akibat sensitisasi. Tanda-tanda seperti sakit kepala, mual, muntah, demam, hepatomegali, ikterus, dan gangguan sel hati tampak 3-5 hari setalah pangobatan, dapat berlanjut menjadi atrofi kuning akut dan kematian. Kerusakan pada hepar dapat memburuk walaupun obat dihentikan. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Lain – Lain</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1 -2 % pasien mengeluh mual dan muntah yang mungkin bersifat sentral karena meski diberikan parenteral efak ini kadang – kadang juga timbul. Pemberian obat pada bayi dapat menyebabkan pergeseran ikatan bilirubin dengan albumin. Sulfonamid tidak boleh diberikan dapa wanita hamil aterm. </span></span> </p> <ol start="14" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Interaksi Obat</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid dapat berinteraksi dengan anti koagulan oral, anti dia betik, sulfonylurea, dan fenitoin. Dalam hal tersebut sulfa dapat memperkuat efek obat lain dengan cara hambatan metabolisme atau pergeseran ikatan dengan albumin. Pada pemberian bersama sulfonamid dosis obat tersebut perlu disesuaikan. </span></span> </p> <ol start="15" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Klinik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penggunaan sulfonamid sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu makin tedesak oleh perkembangan obat anti mikroba lain yang lebih efektif serta meningkatnya jumlah mikroba yang resisten terhadap sulfa. Namun peranannya meningkat kembali dengan ditemukannya kotrimuksazol. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengguaan topikal tidak dianjurkan karena kurang/tidak efektif, sedangkan resiko terjadi reaksi sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local dari Na-sulfasetamid pada infeksi mata.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Saluran Kemih</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid pada saat ini bukan lagi obat pilihan utama untuk infeksi saluran kemih, karena jumlah mikroba yang resisten makin meningkat. Namun demikian sulfisoksazol masih efektif untuk pengobatan infeksi saluran kemih dimana prevalensi resistensi mikroba masih rendah atau mikroba masih peka. Obat pilihan lain untuk infeksi saluran kemih antara lain trimetoprim-sulfametoksazol, antiseptic saluran kemih, derivate kuinolon dan ampisilin.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol sangat berguna untuk infeksi saluran kemih. Masalah ini akan dibahas pada judul kotrimoksazol.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Disentri Basiler</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid tidak lagi merupakan obat terpilih, karena banyak strain yang telah resisten. Obat terpilih sekarang adalah ampisilin atau kloramfenikol. Trimetoprim-sulfametoksazol agaknya masih efektif pada pemberian per oral, meskipun dibeberapa tempat telah terjadi resistensi. Dosis dewasa ialah 160 mg trimetoprim dan 800 mg sulfametoksazol setiap 12 jam selama 5 hari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Meningitis Oleh Meningokokus</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Banyak strain telah resisten terhadap sulfonamide, sehingga obat terpilih adalah penisilin G, ampisilin, sefolosporin generasi ketiga, atau kloramfenikol. Kemoprofilaksis perlu dipertimbangkan diberikan pada subyek yang berkontak langsung dengan pasien yang terinfeksi meningokokus. Rifampisin merupakan obat terpilih profilaksis. Bila strain penyebabnya sensitive diberikan sulfisoksazol dengan dosis 1 gram setiap 12 jam sebanyak 4 dosis.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Nokardiosis</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid sangat berguna untuk pengobatan infeksi oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Nocardia asteroids. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfisoksazol atau sulfadiazine dapat diberikan 6-8 gram per hari sampai beberapa bulan setelah semua gejala hilang. Untuk infeksi yang berat sulfonamide diberikan bersama ampisilin, eritromisin dan streptomisin.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Trakoma Dan Inclusion Conjunctivitis</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Walaupun bukan merupakan obat terpilih, pemberian sulfonamide secara oral selama 3 minggu efektif untuk trakoma. Walaupun pemberian topical mensupresi gejala infeksi, eradikasi mikroorganisme tidak tercapai. Infeksi sekunder dengan bakteri piogeinik dapat diobati dengan tetrasiklin topical. Dalam beberapa hari gejala-gejala local akan menghilang. Untuk inclusion conjunctivitis (inclusion blenorrhea) diberikan salep sulfasetamid 10% topical selama 10 hari dapat juga dipergunakan tetrasiklin.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Toksoplasmosis</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi toksoplasmosis gondii paling baik diobati dengan pirimetamin. Tetapi menurut pengalaman, lebih baik bila obat tersebut dikombinasi dengan sulfadiazine, sulfisoksazol atau trisulfapirimidin dosis penuh. Bila terjadi korioretinitis sebaiknya juga diberikan kortikosteroid.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Kemoprofilaksis Dengan Sulfonamid</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid juga digunakan sebagai kemoprofilaksis untuk infeksi spesifik dengan bakteri-bakteri yang sensitive terhadap sulfa. Untuk mencegah infeksi maupun kambuhnya demam rematik oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>streptococcus-hemolycus </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">group A, sulfa sama efektifnya dengan penisilin oral. Sulfa tidak dapat membasmi carrier streptokokus, tetapi dapat mencegah timbulnya faringitis dan demam rematik. Tetapi karena toksisitas sulfa dan kemungkinan infeksi oleh streptokokus yang resisten terhadap sulfa, maka penisilin lebih disukai untuk maksud ini. Sulfisoksazol dengan dosis 1 gram, 2 kali sehari digunakan pada pasien yang hipersensitif terhadap penisilin. Dosis untuk anak setengah dari orang dewasa. Bila timbul efek samping yang umumnya terjadi pada 8 minggu pertama pengobatan, maka perlu dilakukan pemeriksaan hitung leukosit setiap minggu selaama 8 minggu. Untuk kemoprofilaksis disentri basiler dengan penyebab shigella, kecuali stain yang telah resisten, dapat digunakan sulfadiazin atau sulfisoksazol 1 sampai 2 gram selama 7 hari. Beberapa penulis menyatakan bahwa infeksi oleh meningokokus yang sensitive dapat dicegah dengan sulfadiazine atau sulfisoksazol. Namun resistensi terhadap obat ini sekarang sangat meningkat. Profilaksis infeksi dengan sulfonamide sewaktu manipulasi misalnya katererisasi, diragukan kegunaannya</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>2. KOTRIMOKSAZOL</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergi. Penemuan sediaan kombinasi ini merupakan kemajuan penting dalam uasaha meningkatkan efektivitas klinik antimikroba. Kombinasi ini lebih dikenal dengan kotrimoksazol.</span></span></p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Terhadap Mikroba</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Spectrum Antibakteri</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spectrum antibakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksazol, meskipun daya antibakterinya 20-100 kali lebih kuat daripada sulfametoksazol.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mikroba yang peka terhadap kombinasi trime toprim-sulfametoksazol ialah ; </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. pneumoniae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">,</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> C. diphtheria</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>N meningitis, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">50-59 % strain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes, S. viridians, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies, Salmonela, Shigela, Serratia dan Alcaligenes spesies </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> Klebsiela spesies.</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Juga beberapa strain stafilokokus yang resisten terhadap metisilin, trimetoprim atau sulfometoksazol sendiri, peka terhadap kombinasi tersebut. Kedua komponen memperlihatkan interaksi sinergistik. Kombinasi ini mungkin efektif walaupun mikroba telah resisten terhadap tirmetropim. Sinergisme maksimum akan terjadi bila mikroba peka terhadap kedua komponen.</span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Mekanisme Kerja</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Aktifitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfonamide menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrshidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk reaksi-reaksi pemindahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin (adenin, guanin, dan timidin) dan beberapa asam amino (metionin, glisin). Sel-sel mamalia menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan dan tidak mensintensis senyawa tersebut. Trimetoprim menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Untuk mendapatkan efek sinergi diperlukan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat. Untuk kebanyakan kuman, rasio kadar sulfametoksazol : trimetoprim, yang optimal ialah 20 : 1. Sifat farmakokinetik sulfonamide yang dipilih untuk kombinasi dengan trimetoprim sangat penting mengingat diperlukannya rasio kadar yang relative tetap dari kedua obat tersebut dalam tubuh. Trimetropim pada umumnya 20-100 kali lebih poten daripada sulfametoksazol, sehingga sediaan kombinasi diformulasikan untuk mendapatkan kadar sulfametoksezol </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vivo</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> 20 kali lebih besar daripada trimetoprim.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Resistensi Bakteri</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimaksazol lebih rendah daripada terhadap masaing – masing obat, karena mikroba yang resisten terhadap salah satu komponen masih peka terhadap komponen lainnya. Resistensi mikroba terhadap trimetropim dapat terjadi karena mutasi. Resistensi yang terjadi pada bakteri gram-negatif disebabkan oleh adanya plasmid yang membawa sifat menghambat kerja obat terhadap enzim dihidrofolat reduktase. Resistensi S. aureus terhadap trimetropim ditentukan oleh gen kromosom, bukan oleh pasmid. Resistensi terhadap bentuk kombinasi juga terjadi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vivo. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pravalensi resistensi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>E.coli</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> terhadap kotrimoksazol meningkat pada pasien yang diberi pengobatan dengan sediaan kombinasi tersebut. Selama lima tahun penggunaan resistensi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> meningkat dari 0,4% menjadi 12,6%. Dilaporkan pula terjadinya resistensi pada beberapa jenis mikroba Gram-negatif.</span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Rasio kadar sulfametoksazol dan trimetoprim yang ingin dicapai dalam darah ialah sekitar 20 : 1. Karena sifatnya yang lipofilik, trimetoprim mempunayi volume distribusi yang besar daripada sulfametoksazol. Dengan memberikan sulfametoksazol 800 mg dan trimetoprim 160 mg per oral (rasio sulfametoksazol : trimetoprim = 5 : 1) dapat diperoleh rasio kadar kedua obat tersebut dalam darah kurang lebih 20 : 1.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Trimetoprim cepat didistribusi ke dalam jaringan dan kira-kira 40% terikat pada protein plasma dengan adanya sulfametoksazol. Volume distribusi trimetoprim hampir 9 kali lebih besar daripada sulfametoksazol. Obat masuk ke CSS dan saliva dengan mudah. Masing-masing komponen juga ditemukan dalam kadar tinggi di dalam empedu. Kira-kira 65% sulfametoksazol terikat pada protein plasma. Sampai 60% trimetropim dan 25-50% sulfametoksazol diekskresi melalui urin dalam 24 jam setelah pemberian. Dua-pertiga dari sulfonamid tidak mengalami konjugasi. Metabolit trimetropim ditemukan juga di urin. Pada pasien uremia, kecepatan ekskresi dan kadar urin kedua obat jelas menurun.</span></span></p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan Dan Posologi</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Kotrimoksazol tersedia dalam bentuk tablet oral, mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim. Untuk anak tersedia juga bentuk suspense oral yang mengandung 200 mg sulfametoksazol dan 40 mg trimetoprim/5 mL, serta tablet pediatric yang mengandung 100 mg sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim. Untuk pemberian IV tersedia sediaan infuse yang mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim/5 mL. dosis dewasa pada umumnya ialah 800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimetoprim setiap 12 jam. Pada infeksi yang berat diberikan dosis yang lebih besar. Pada pasien dengan gagal ginjal, diberikan dosis biasa bila klirens kreatinin lebih dari 30 mL/menit; bila klirens kreatinin 15-30 mL/menit, dosis 2 tablet diberikan setiap 24 jam dan bila klirens kreatinin kurang dari 15 mL/menit, obat ini tidak boleh diberikan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dosis yang dianjurkan pada anak ialah trimetoprim 8 mg/kg/BB/hari dan sulfametoksazol 40 mg/kg/BB/hari yang diberikan dalam 2 dosis. Pemberian pada anak di bawah usia 2 tahun dan pada ibu hamil atau menyusui tidak dianjurkan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Trimetoprim juga terdapat sebagai sediaan tunggal dalam bentuk tablet 100 dan 200 mg.</span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pada dosis yang dianjurkan tidak terbukti bahwa kotrimoksazol menimbulkan defisiensi folat pada orang normal. Namun batas antara toksisitas untuk bakteri dan untuk manusia relative sempit bila sel tubuh mengalami defisiensi folat. Dalam keadaan demikian obat ini mungkin menimbulkan megaloblastosis, leucopenia, atau trombositopenia. Kira-kira 75% efek samping terjadi pada kulit, berupa reaksi yang khas ditimbulkan oleh sulfonamid. Namun demikian kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol dilaporkan dapat menimbulkan reaksi kulit sampai tiga kali lebih sering dibandingkan sulfisoksazol pada penberian tunggal (5,9% vs 1,7%). Dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>toxic epidermal necrolysis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> jarang terjadi. Gejala-gejala saluran cerna terutama berupa mual dan muntah; diare jarang terjadi. Glositis dan Stomatitis relatif sering. Ikterus terutama terjadi pada pasien yang sebelumnya telah mengalami hepatitis kolestatik alergik. Reaksi susunan saraf pusat berupa sakit kepala, depresi dan halusinasi, disebabkan oleh sulfonamid. Reaksi hematologik lainnya ialah berbagai macam anemia (aplastik, hemolitik dan makrositik), gangguan koagulasi, granulositopenia, agranulositosis, purpura, purpura Henoch-Schonlein dan sulfhemoglobinemia. Pemberian diuretik sebelumnya atau bersamaan dengan kotrimoksazol dapat mempermudah timbulnya trombositopenia, terutama pada pasien usia lanjut dengan payah jantung; kematian dapat terjadi. Pada pasien AIDS </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>(Aqcuired immune-deficiency syndrome)</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> yang diberi pengobatan kotrimoksazol umtuk infeksi oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Pneumocystis carinii</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, sering terjadi efek samping demam, lemah, erupsi kulit, dan/atau pansitopenia.</span></span></p> <ol start="7" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Klinik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Saluran Kemih</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfonamid masih berguna untuk infeksi ringan saluran kemih bagian bawah. Tetapi timbulnya resistensi makin meningkat terutama pada bakteri Gram-negatif, sehingga sulfonamide tidak dapat diandalkan untuk pengobatan infeksi yang lebih berat pada saluran kemih bagian atas. Penting untuk membedakan infeksi pada ginjal dan infeksi pada saluran kemih bagian bawah. Pada keadaan pielonefritis akut yang disertai demam hebat dan bila ada kemungkinan timbulnya bakteremia dan syok, sebaiknya jangan diberi pengobatan dengan sulfonamid; tetapi dianjurkan pemberian suatu antimikroba yang bakterisid secara parenteral yangb dipilih berdasarkan uji sensitivitas mikroba dari hasil kultur urin. Sulfonamid digunakan untuk pengobatan sistitis akut maupun kronik, infeksi kronik saluran kemih bagian atas dan bakteriuria yang ansimtomatik. Sulfonamid efektif untuk sistitis akut tanpa penyulit pada wanita. Pengobatan infeksi ringan saluran kemih bagian bawah, dengan kotrimoksazol ternyata sangat efektif, bahkan untuk infeksi oleh mikroba yang telah resisten terhadap sulfonamid sendiri. Dosis 160 mg trimetoprim dan 800 mg sulfametoksazol setiap 12 jam selama 10 hari menyembuhkan sebagian besar pasien. Efek terapi sediaan kombinasi lebih baik daripada masing-masing komponennya terutama bila mikroba penyebabnya golongan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>enterobacteriaceae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Pemberian dosis tunggal ( 320 mg trimetoprim dengan 1600 sulfametoksazol) selama 3 hari, juga efektif untuk pengobatan infeksi akut saluran kemih yang ringan. Sediaan kombinasi ini terutama efektif untuk infeksi kronik dan berulang saluran kemih. Pada wanita, efektivitasnya mungkin disebabkan oleh tercapainya kadar terapi dalam secret vaginal. Jumlah mikroba disekitar </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>orificium urethrea</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> menurun sehingga kemungkinan terjadinya infeksi ulang pada saluran kemih bagian bawah berkurang. Tirmetoprim juga ditemukan dalam kadar terapi pada sekret prostat dan efektif untuk pengobatan infeksi prostat. Dosis kecil (200 mg sulfametoksazol dan 40 mg trimetoprim per hari atau 2-4 kali dosis tersebut yang diberikan satu atau dua kali per minggu) efektif untuk mengurangi frekuensi kambuhnya infeksi saluran kemih pada wanita. Harus diingat bahwa trimetoprim saja juga cukup efektif untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Dosis dewasa yang umum digunakan ialah 100 mg setiap 12 jam. Untuk memberikan pengobatan dengan sediaan kombinasi tersebut perlu dipertimbangkan hasil pemeriksaan sensitivitas mikroba.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Infeksi saluran kemih berulang lebih sukar ditanggulangi daripada infeksi akut. Pengobatan infeksi kronik dengan sediaan kombinasi ini perlu mempertimbangkan hasil pemeriksaan sensitivitas mikroba.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Infeksi saluran kemih berulang lebih sukar ditanggulangi daripada infeksi akut; infeksi kronik ini mungkin disebabkan infeksi ulang oleh mikroba lain ataun karena persistensi mikroba yang sama. Infeksi ulang biasanya dapat diatasi dengan antimikroba seperti sulfisoksazol, sedangkan kambuh oleh mikroba yang sama biasanya lebih sukar diatasi dan menunjukkan adanya sumber infeksi yang persisten di saluran kemih bagian atas yang sukar dibasmi. Sebab persistensi ini antara lain : (1) obstruksi yang bersifat funsional atau mekanik yang menghambat pengosongan kandung kemih; (2) resistensi mikroba terhadap antibiotik yang biasa digunakan; (3) gangguan daya tahan tubuh seperti pada pasien diabetes mellitus; (4) kombinasi dari ketiga hal di atas. Mikroba penyebabnya antara lain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Escherichia, Enterobacter (Aerobacter), Alcaligenes, Klebsiella, Proteus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, kokus Gram-positif (termasuk enterokokus) dan mikroba campuran. Lajub penyembuhan infeksi kronik saluran kemih relatif rendah, apapun antimikroba yang digunakan, dan terapi supresif kronik atau pengobatan intermiten terhadap kambuhnya gejala merupakan tujuan pengobatan yang paling baik. Pengobatan dengan antibiotik pada kasus demikian ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik dan pemberian antibiotic jangka lama sering menimbulkan efek samping.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Saluran Napas</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kotrimoksazol tidak dianjurkan untuk mengobati faringitis akut oleh S. pyogenes, karena tidak dapat membasmi miroba. Preparat kombinasi ini efektif untuk pengobatan bronchitis kronis dengan eksaserbasi akut. Perparat kombinasi ini juga efektif untuk pengobatan otitis media akut pada anak dan sinusitis maksilaris akut pada orang dewasa yang disebabkan oleh strain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>H. influenza</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. pneumoniae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> yang masih sensitif. Beberapa galur pneumokokus penyebab bakteremia dilaporkan telah resisten terhadap obat ini.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Saluran Cerna</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sediaan kombinasi ini berguna untuk pengobatan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>shigellosis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> karena beberapa strain mikroba penyebabnya telah resisten terhadap ampisillin. Namun demikian akhir-akhir ini dilaporkan terjadinya resistensi mikroba terhadap kotrimoksazol. Obat ini juga efektif untuk demam tifoid. Kloramfenikol tetap merupakan obat terpilih untuk demam tifoid, karena prevalensi resistensi mikroba penyebabnya terhadap obat ini masih rendah.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Kotrimoksazol efektif untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>carier S. typhi</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>salmonella</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> spesies lain. Dosis yang dianjurkan : 160 mg trimetoprim-800 mg sulfametoksazol dua kali sehari selama 3 bulan, tetapi dengan dosis ini penyakit masih dapat kambuh. Terjadinya penyakit kronik pada kandung empedu diduga karena kegagalan menghilangkan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>carier state</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> ini. Diare akut karena E. coli dapat dicegah atau diobati dengan pemberian trimetoprim tunggal atau kotrimoksazol.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Oleh Pneumocystis Carinii</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengobatan dengan dosis tinggi (trimetoprim 20 mg/kgBB perhari dengan sulfametoksazol 100 mg/kgBB per hari, dalam 3-4 kali pemberian) efektif untuk pasien infeksi yang berat pada pasien AIDS. Beberapa hasil penelitian telah memperlihatkan bahwa pengobatan dengan dosis kecil efektif untuk pencegahan infeksi</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> pneumocystis carinii</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> pada pasien neutropenia.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Genitalia</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Karena resistensi mikroba, kotrimoksazol tidak dianjurkan lagi untuk pengobatan gonore. Pemberian eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 10 hari atau 160 mg trimetoprim dan 800 mg sulfametoksazol per oral dua kali sehari selama 10 hari efektif untuk pengobatan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>chancroid</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Infeksi Lainnya</b></i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi oleh jamur nokardia dapat diobati dengan kombinasi ini. Banyak laporan mengemukakan bahwa sulfametoksazol mungkin efektif untuk pengobatan bruselosis bahkan bila ada lesi local seperti arthritis, endokarditis atau epididimorkitis. Dosis yang diberikan berkisar antara 2 tablet (800 mg sulfametoksazol dan 160 mg trimetoprim) tiga kali sehari selama 1 minggu diikuti dengan 2 tablet per hari selama 2 minggu sampai 4-8 tablet per hari selama 2 bulan. Sebagian besar pasien sembuh terutama setelah pemberian rangkaian dosis yang disebut terakhir, namun 4% pasien kambuh dengan rangkaian dosis tersebut. Pemberian kotrimoksazol secara IV dengan karbenisilin ternyata efektif untuk pengobatan infeksi pada pasien neutropenia. Trimetoprim-sulfametoksazol juga berguna untuk pengobatan berbagai penyakit infeksi berat pada anak. Strain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> yang telah resisten terhadap metisilin mungkin masih peka terhadap kotrimoksazol, tetapi vankomisin masih tetap merupakan obat pilihan untuk infeksi berat yang disebabkan oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> yang telah resisten terhadap metisilin.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="2" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>ANTISEPTIK SALURAN KEMIH</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Berbagai obat antimikroba tidak dapat di gunakan untuk mengobati infeksi sistemik yang berasal dari saluran kemih karena bioavailabilitasnya dalam plasma tidak mencukupi. Tetapi pada tubuli renalis, obat-obat ini akan mengalami pemekatan dan berdifusi kembali ke parenkim ginjal sehingga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Oleh Karena kadarnya hanya cukup tinggi pada saluran kemih saja., maka antimikroba seperti ini sering dianggap sebagai antiseptic local untuk infeksi saluran kemih yang bekerja di mukosa saluran kemih.</span></span></p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>METENAMIN</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Metenamin atau heksamin adalah heksametilentetramin. Dalam suasana asam, metenamin terurai dan membebaskan formaldehid yang bekerja sebagai antiseptik saluran kemih. Formaldehid mematikan kuman dengan jalan menimbulkan denatursi protein.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Reaksi ini berlangsung baik pada pH yang rendah. Pada pH lebih dari 7.4 obat ini tidak efektif.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Antimikroba</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Metenamin aktif terhadap berbagai jenis mikroba. Kuman gram negative umumnya dapat dihambat dengan metenamin, kecuali </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Proteus </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> karena kuman dapat mengubah urea menjadi amonium hidroksida yang menaikkan pH sehingga menghambat perubahan metenamin menjadi formaldehid.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Karena tidak terjadi resistensi kuman terhadap formaldehid, efektivitas metenamin tetap baik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping Dan Kontraindikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Metenamin dikontraindikasikan pada gangguan fungsi hati karena dalam lambung obat ini membebaskan ammonia. Iritasi lambung sering terjadi bila di berikan dosis lebih dari 500 mg per kali.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dosis 4-8 gr sehari selama lebih dari 3 minggu mungkin menimbulkan iritasi kandung kemih, proteinuria, hematuria dan erupsi kulit. Oleh karena itu dosis harus segera di turunkan bila urin telah steril.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Metenamin jangan diberikan bersama sulfonamide karena dapat menimbulkan kristaluria. Selama pengobatan dengan metenamin, pasien harus menghindarkan diri dari makanan atau obat yang dapat meningkatkan pH urin misalnya susu, antacid.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan Dan Posologi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Metenamin dan metenamin mendelat tersedia dalam bentuk tablet 0.5 gr. Dosis untuk orang dewasa ialah 4 kali 1 gram/hari, diberikan setelah makan dosis untuk anak kurang dari 6 tahun ialah 50 mg /kgBB/hari yang dibagi dalam beberapa dosis. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Indikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini digunakan untuk profilaksis terhadap infeksi saluran kemih brulang, khususnya bila ada residu kemih. Metenamin tidak di indikasikan untuk infeksi akut saluran kemih.</span></span></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>ASAM NALIDIKSAT</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kristal asam nalidiksat berupa bubuk putih atau kuning muda. Kelarutan dalam air rendah sekali, tetapi mudah larut dalam hidroksida alkali dan karbonat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Spektrum Antimikroba</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam nalidiksat bekerja dengan menghambat enzim DNA girase bakteri dan biasanya bersifat bakterisid terhadap kebanyakan kuman pathogen penyebab infeksi saluran kemih. Obat ini menghambat </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>E. coli, proteus spp., Klebsiella spp. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dan kuman-kuman koliform lainnya. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Pseudomonas spp. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Biasanya resisten.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Resistensi terhadap asam nalidiksat tidak dipindahkan melalui plasmid (factor R), tetapi dengan mekanisme lain. Resistensi terhadap asam nalidiksat telah menimbulkan masalah klinik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada pemberian per oral, 96% obat akan diserap. Konsentrasinya dalam plasma kira-kira 20-50 mikrogram/mL, tetapi 95% terikat dengan protin plasma. Dalam tubuh, sebagian dari obat ini akan di ubah menjadi asam hidroksinalidiksat yang juga mempunyai daya antimikroba. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping Dan Kontraindikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian asam nalidiksat per oral kadang-kadang menimbulkan mual, muntah, ruam kulit dan urtikaria. Diare, demam, eosinofilia, dan fotosensivitas kadang-kadang timbul, walaupun hal ini jarang terjadi dan diduga karena defisiensi enzim G6PD.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Gejala SSP dapat berupa sakit kepalam, vertigo dan kantuk. Pada anak dan bayi mendapat asam nalidiksat dosis tinggi, dapat timbul kejang yang mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakaranial. Efek samping ini dapat pula timbul bila obat diberikan kepada pasien parkinsonisme, epilepsy dan gangguan sirkulasi darah pada otak.asam naliksidat tidak boleh diberikan pada bayi berumur kurang dari 3 bulan juga pada trimester 1 kehamilan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan Dan Posologi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam naliksidat tersedia dalam bentuk tablet 500 mg. dosis untuk orang dewasa iala 4 kali 500 mg/hari. Obat ini di kontraindikasikan pada wanita hamil trimester pertama dan juga anak prapubertas.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Indikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam nalidiksat di gunakan untuk menobati infeksi saluran kemih bawah tanpa penyulit (misalnya sistisis akut). Obat ini tidak efektif untuk infeksi saluran kemih bagian atas, misalny pielonefritis.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dengan ditemukannya fluorokuinolon (spirofloksasin, ofloksasin, dll.) yang mempunyai daya antibakteri dan sifat farmakokinetik yang lebih baik,tampaknya asam nalidiksat tidak akan banyak digunakan lagi di masa yang akan dating. </span></span> </p> <ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>NITROFURANTOIN</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia Dan Efek Antibakteri</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Nitrofurantoin ada antiseptic saluran kemih derivate furan. Obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>E. coli, proteus, sp., klebsiella, enterobacter, enterococcus, dll. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Proteus mirabilis dan pseudomonas </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">obat ini kurang efektif. Resistensi dapat bekembang melalui pemindahan plasmid.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Nitrofurantoin diserap dengan cepat dan lengkap melalui saluran cerna. Pemberian bersama makanan bukan hanya mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi lambung tapi juga mempertinggi biovailabilitasnya.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Setelah diserap, obat ini terikat kuat dengan protein plasma dan cepat di ekskresi melalui ginjal sehingga kada obat bebas dalam darahtidak dapat mencapai kadar terapi. Masa [aruhny dalam serum hany 20 menit dan kira-kira 40% obat ini di ekskresi dalam bentuk asalnya, sehingga didapatkan kadar yang cukup tinggi dalam urin bila faal ginjal cukup baik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Bila klirens kreatinin kurang dari 40 ml/menit maka kadar obat dalam urin tidak cukup tinggi, sebaliknya terjadi akumulasi dalam darah sehingga kemungkinan terjadinya intoksikasi juga lebih besar. Dengan demikian nitrofurantion tidak boleh di berikan pada pasien gagal gijal.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Nitrofurantion menyebabkan urin berwarna agak coklat. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping Dan Kontraindikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang paling sering di jumpai ialah mual, muntah dan diare. Keluhan-keluhan ini dapat dikuranngi dengan pemberian bersama makanan atau susu. Reaksi hipersensivitas mungkin timbul berupa demam, leucopenia, granulositopenia, anemia hemolitik, ikterus kolekstatik dan kerusakan hepatoselulerr. Selain itu dapat timbul pneumonitis akibat reaksi alergi dan fibrosis pulmonus interstinal (jarang sekali terjadi).</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Efek samping lain yang mungkin timbul iallah kelainan neurologic seperti sakit kepala, vertigo, kantu, nistagmus, dan nyeri otot. Kelainan-kelainan lain bersifat sementara. Polineuropati lebih mudah terjadi pada pasien dengan gangguan faal ginjal, anemia, diabetes, defisiensi vitamin b kompleks atau gangguan keseimbangan elektrolit.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Netrofurantion di kontraindikasikan pda gangguan faal ginjal dengan klirens kreatinin kurang dari 40 mL/menit. Obat ini jga dikontraindikasikan pada gangguan faal ginjal bagi wanita hamil aterm dan bayi berumur kurang dari 3 bulan, karena dapat menimbulkan anemia hemolitik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan Dan Posologi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Nitrofurantion tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet 50-100mg. dosis untuk orang dewasa ialah 3-4 kali 50-100 mg/hari. Untuk anak diberikan dosis 5-7 mg/kgBB/hari yang dibagi dalam beberapa dosis. Obat ini tidak tersedia di Indonesia.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Klinik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Nitrofurantion efektif untuk mengobati bakteriuria yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih bagian bawah. Penggunaanya terbatas untuk tujuan profilaksdis atau pengobatan syupresif infeksi saluran kemih menahun, yaitu setelah kuman penyebanya dibasmi atau dikurangi dengan antimikroba lain yang l;ebih efektif.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Hidroksimetilnitrofurantion digunakan dengan indikasi yang sama dengan nitrofurantion. Dosisnya 4 kali 40 mg sehari per oral.</span></span></p> <ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>FOSFOMISIN TROMETAMIN</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Obat ini bekerja dengan menghambat tahap awal sintesis dinding sel kuman. Fosfomisin aktif terhadap kuman gram-positif maupun gram-negatif. Biovailabilitasnya pada pemberian oral hanya 37%. Pemberian bersama makanan akan mengurani penyerapan obat ini sebanyak 30%. Obat ini tidak terikat dengan protin plasma. Masa paruh eliminasinya sekitar 5.7 jam. Ekskresi renal obat ini ialah 38%. Fofomisin tidak mengalami metabolism dalam tubuh dan di keluarkan dalam urin dan tinja sebagai induknya.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Obat ini di indikasikan untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (sistisis akut0 pada wanita yang di sebabkan oleh E.coli dan e.faecalis. efek samping yng di hubungkan dengan penggunaan obat ini ialah diare, mual, sakit kepala, dan vaginitis. Obat ini dapat di berikan pada wanita hamil. Fosfomisin trometamin tersedia sebagai bubuk dalam sachet berisi 3 g yang harus di campur dengan air kurang lebih 100 ml dan diminum sebagai dosis tunggal. Air panas tidak boleh digunakan untuk pelarut obat ini. Obat yang telah dilarutkan harus segera di minum.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>ANTIMIKROBAKTERIA ATIPIK</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Mikrobakteria atipik tidak ditularkan dari manusia ke manusia, penyakit yang ditimbulkan oleh kuman ini umumnya kurang berat dibadingkan tuberkulosis. Pada umumnya obat antituberkulosis kurang aktif terhadap mikrobakteria atipik, sedangkan antibiotik eritromisin, sulfonamid dan tetrasiklin yang aktif terhadap mikrobakteria atipik ternyata tidak aktif pada tuberkulosis.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Antibiotik Makrolid</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Mycrobacterium avium compleks ( MAC ), </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> yang mencakup M avium dan M intracelullare, peyebab tersering dan peting dar penyakit pada penyakit desiminasi stadium lanjut pada AIDS. Kombinasi beberapa obat diperlukan untuk mengatasi penyakit ini. Infeksi MACdiseminasi sangat sulit untuk disembuhkan. Penggunaan kombinasi berbagai obat akan menimbulkan berbagai efek samping yang sulit dikelola.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Rifabutin</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifabutin dosis sekali sehari 300 mg telah terbukti meurunkan insidens bakteremia M avium compleks pada pasien AIDS.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Mikobakteria atipik tidak di tularkan dari manusia ke manusia. Penyakit yang di timbulkan oleh kuman ini umumnya kurang berat di bandingkan tuberculosis. Pada umunya obat antituberkulosis kurang aktiv terhadap mikobakteria atipik, sedangkan antibiotic eritromisin, sulfonamide dan tetrasiklin yang aktif terhadap tuberculosis. Seperti mikrobakteria lain, mikobakteria atipik juga cepat timbul resistensi terhadap penggunaan obat tunggal, sehingga harus di beri obat dalam kombinasi. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M.kansaii </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">peka terhadap rifampisin dan etambutal, tetapi kurang peka terhadap INH dan resisten penuh terhadap pirazinamid. Pada tabel 40-1 tercantum obat-obat yang diindikasi untuk infeksi oleh barbagai mikobakteria apitik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Antibiotik Makrolid</b></i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Mycobacteium avium complex (MAC), </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang mencakup </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M. avium </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> M. intracellular, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">penyebab tersering da n penting dari penyakit diseminasi pada stadium lanjut pada AIDS (CD4 <><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M.avium complex </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">kurang peka di banding </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M. tuberculosis </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">terhadap kebanyakan antituberkulosis. Kombinasi beberapa obat diperlukan untuk mengatasi penyakit ini. Infeksi MAC diseminasi sangat sulit untuk dapat di sembuhkan dan bila CD4 <></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Klaritromisin dan azitromisin merupakan obat yang penting untuk pengobatan infeksi MAC dan mikobakteria nontuberkulosis lain. Klaritromisin dapat berinteraksi dengan obat-obat yang di metabolisme oleh system enzim P450. Farmakologi antibiotic makrolid di bahas di bab 45 di buku ini. Klaritomisin </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vitro</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> lebih aktif di bandingkan azitromisin terhadap bakteri MAC, tetapi secara klinis tidak berpengaruh karena kadar azitromisin di jaringan jauh melebihi kadar dalam darah, sehinggga melebihi KHM MAC. Untuk pengobatan MAC klaritomisin maupun azitromisin tidak boleh di berikan sebagai monoterapi karena akan timbul resistensi pada penggunaan jangka panjang.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Rifabutin</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Rifabutin</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dosis sekali sehari 300 mg telah terbukti menurunkan insidens bakteremia M. avium complex pada pasien AIDS dengan CD4 <></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="3" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>TUBERKULOSTATIK DAN LEPROSTATIK</b></span></span></p> </li></ol> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>TUBERKULOSTATIK</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Obat yang digunakan untuk tuberkulosis di golongkan atas dua kelompok, yaitu kelompok obat lini pertama dan lini kedua. Kelompok obat lini pertama yaitu, isoniazid, rifampisin, etambutol, streptomisin, dan pirazinamid memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksitas yang dapat diterima. Antituberkolosis lini kedua adalah antibiotik golongan fluorokulnolon ( siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin), sikloserin, etionamid, amikasin, kanamisin, kepromisin, dan paraaminosalisilat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>1.1 Isoniazid</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang sering disingkat INH, hanya satu derivatnya menghambat pembelahan kuman tuberkolosis yakni iproniazid, tetapi obat ini terlalu toksik baut manusia.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Antibakteri</b></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkolostatik dan tuberkolosid dengan KHM ( Kadar Hambat Minimum ) sekitar 0.025-0.05µg/ml. Pembelahan kuman masih berlangsung 2 sampai 3 kali sebelum dihambat sama sekali. Efek bakterisidnya haya terlihat pada kuman yang sedang tumbuh aktif. Pada hewan ternyata aktifitas isoniazid lebih kuat dibandingkan streptomisin, isoniazid dapat menembus kedalam sel dengan mudah.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Mekanisme Kerja</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Mekanisme kerja isoniazid belum diketahui, tetapi ada beberapa hipotesisi yang diajukan, diantaranya efek pada lemak, biosintesis asam nukleat dan glikolisis.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Resistensi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Petunjuk yang ada memberikan kesan bahwa mekanisme terjadinya resistensi berhubungan denga adaya kegagalan obat mencapai kuman atau kuman tidak menyerap obat. Peggunaan INH juga dapat menyebabkan timbulnya strain baru yang resisten. Perubahan sifat dari sensitif menjadi resisten biasanya terjadi dalambeberapa minggu setelah pengobatan dimulai. Waktu yang diperlukan untuk timbulnya resistensi berbeda pada kasus yang berlainan.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar puncak dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral. Di hati, isoniazid terutama mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor genetik yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma dan masa paruhnya. Isoniazid muda berdifusi kedalam sel dan semua cairan tubuh. Obat terdapat degan kadar yang cukup dalam cairan pleura dan cairan asites. Antara 75-95 % isiniazid di ekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam dn hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit. Ekskresi teutama dalam bentuk asetil isoniazid.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Reaksi hipersensitivitas mengakibatkan demam, berbagai kelainan kulit berbetuk morbiliform, makulopapular, dan urtikaria. Isoniazid dapat mencetuskan terjadinya kejang pada pasien dengan riwayat kejang. Neuritis optik dengan atropi dapat juga terjadi. Isoniazid juga dapat menimbulkan ikterus dan kerusakan hati yang fatal akibat terjadinya nekrosis multilobular.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Status dalam Pengobatan</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Isoniazid masih tetap merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe tuberkolosis. Efek samping dapat dicegah dengan pemberian peridoksin dan pengawasan yang cermat pada pasien. Untuk tujuan terapi, obat ini harus digunakan berasama obat lain, untuk tujuan pencegahan dapat diberikan tunggal.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>1.2 Rifampisin</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifampisin adalah derivat semisetetik rifamisin B yaitu salah satu kelompok antibiotik makrosiklik yang disebut </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>rifamisin</b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifampisin menghambat pertumbuhan berbagai kuman gram positif dan gram negatif. Terhadap kuman gram positif kerjanya tidak sekuat penisilin G, tetapi sedikit lebih kuat dari eritomisin, linkomisin dan sefalotin. Terhadap kuma gram negatif kerjanya lebih lemah dari tetrasiklin, kanamisin.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Setelah diserap dari saluran cerna, obat ini cepat diekskresi melalui empedu dan kemudian mengalami sirkulasi enterohepatik. Penyerapanya dihambat oleh adanya makanan sehinnga dalam waktu 6 jam hampir semua obat yang berada dalam saluran empedu berbentuk diasetil rifampisin, yang mempunyai aktivitas atibakteri penuh. Obat ini berdifusi baik ke berbagai jaringa termasuk ke cairan otak. </span></span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifampisin jarang menimbulkan efek yag tidak diingini. Dengan dosis biasa, kurang dari 4 % pasien tuberkolosis mengalami efek toksik. Yang paling sering ialah ruam kulit, demam, mual da muntah.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Interaksi Obat</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pemberian PAS bersama rifampisin akan menghambat absorpsi rifampisin sehingga kadarnya dalam darah tidak cukup. Rifampisin merupakan pemacu metabolisme obat yang cukup kuat, sehinnga berbagai obat hipoglikemik oral, kortikosteroid dan kontrasepsi oral akan berkurang evektivitasnya bila di berikan bersama rifampisin.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Status dalam Pengobatan</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifampisin merupakan obat yang sangat efektif untuk pegobatan tuberkolosis dan sering digunaka bersama isoniazid untuk terapi tuberkolosis jangka pendek. Efek sampingnya beraneka ragam, tetapi insidensnya rendah dan jarang sampai menghentikan terapi.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifampisin di Indonesia terdapat dalam bentuk kapsul 150 mg dan 300 mg. Selain itu terdapat pula tablet 450 mg dan 600 mg serta suspensi yang mengandung 100 mg/ 5 ml rifampisin. Beberapa sediaan dikombinasikan dengan isoniazid.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Etambutol</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Hampir semua galur M. tuberkolosis da M. kansasli sensitif terhadap etambutol. Etambutol tidak efektif untuk kuman lain. Obat ini tetap menekan pertumbuhan kuman tuberkolosis yang telah resisten terhadap isiniazid dan streptomisin. Kerjanya menghambat sintetis metabolit sel sehinnga metabolisme sel terhambat dan sel mati.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pada pemberian oral sekitar 75-80 % etambutol diserap dari saluran cerna. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian. Dalam waktu 24 jam, 50 % etambutol yang diberikan diekskresikan dalam bentuk asal melalui urin, 10 % sebagai metabolit, berupa derivat aldehid dan asam karboksilat.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Etambutol jarang menimbulkan efek samping. Efek samping yang paling peting adalah gagguan penglihatan, biasanya bilateral, yang merupakan neoritis retrobulbar yang berupa turunnya tajam penglihatan, hilangnya kemampuan membedakan warna dan lainnya.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Status dalam Pengobatan</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Etambutol telah berhasil digunakan dalam pengobatan tuberkolosis dan menggantikan tempat asam para amino Sali silat karena tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya dan dapat diterima dalam terapi.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Di Indonesia etambutol terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg. Ada pula sediaan yang dicampur dengan isoiazid dalam betuk kombinasi tetap.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Pirazinamid</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pirazinamid adalah analog niklatinamid yang telah dibuat sintetiknya. Obat ini tidak larut dalam air.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Piranizamid di dalam tubuh dihidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazinoat yang aktif sebagai tuberkulostatik hanya pada media yang bersifat asam.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Piranizamid mudah diserap di usus da tersebar luas keseluruh tubuh. Dosis 1 gr menghasilkan kadar plasma sekitar 45 µg/ml pada dua jam setelah pemberian obat. Ekskresinya terutama melalui filtrasi glomelurus. Asam pirazinoat yag aktif kemudian mengalami hidroksilasi menjadi asam hidropirazinoat yang merupaka metabolit utama.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Efek samping yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Efek samping lain adalah artralgia, anoreksia, mual dan muntah, juga disuria, malaise dan demam.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pirazinamid terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 50 mg. Dosis oral ialah 20-35 mg./kgBB sehari.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Status dalam Pengobatan</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Sejak pengobatan tuberkolosis jangka pendek, kedudukan pirazinamid berubah menjadi obat primer, obat ini lebih aktif pada suasana asam dan merupakan bakterisid yang kuat untuk bakteri tahan asam yang berada dalam sel makrofag.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Streptomisin</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Streptomisin ialah antituberkolosis pertama yang secara kliik dinilai efektif.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Streptomisin in Vitro bersifat bakteriostatik da bakterisid terhadap kuman tuberkolosis. Obat ini dapat mencapai kavitas, tetapi relatif sukar berdifusi kecairan intrasel.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Resitensi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Dalam populasi yang besar selalu terdapat kuman yang resisten terhadap streptomisin. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin lama terapi denga streptomisin belangsung, makin meningkat resitensinya.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Setelah diserap dari tempat suntikan, hampir semua streptomisin berada dalam plasma. Hanya sedikit sekali yang masuk dalam eritrosit. Stretomisin kemudian meyebar keseluruh cairan ekstrasel. Kira-kira sepertiga streptomisin yang berada dalam plasma, terikat protein plasma. Streptomisi di ekskresi melalui filtrasi glomelurus.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Iteraksi Obat</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Interaksi dapat terjadi dengan obat penghambat neuromoskular berupa potensial penghambatan. Selain itu interaksi juga terjadi denga obat lainyang juga bersifat ototoksik.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Streptomisin terdapat dalam bentuk bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gr.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Fluorokuinolon</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Selain aktivitasnya terhadap berbagai gram positif dan gram negatif siprofloksasin, ofloksasin, dan levoflaksasin mempuyai aktivitas yang baik terhadap </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>M. tubercolosis </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">sehingga digunakan dalam pengobatan tuberkulosissebagai obat lini kedua. </span></span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY" lang="sv-SE">
<br /></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Asam Paraaminosalisilat</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Paraaminosalisilat ( PAS ) merupakan obat yang sering dikombinasikan dengan anti tuberkolosis yang lain.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Obat ini bersifat bakteriostatik. Sebagian besar mikrobakterium atipitik tidak dihambat oleh obat tersebut. Efektivitas obat ini kurang jika dibandingkan dengan isoniazid, streptomisin dan rifampisin.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Mekanisme Kerja</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Mekanisme kerjanya sangat mirip dengan sulfonamide. Karena sulfonamide tidak efektif terhadap M tuberkulosis dan PAS tidak efektif terhadap kuman yag sensitif terhadap sulfonamide.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Resistensi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Secara umu resistensi in vitro terhadap PAS lebih sukar terjadi dibadingkan terhadap streptomisin.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">PAS mudah diserap melalui saluran cerna. Obat ini mencapai kadar tinggi dalam berbagai cairan tubuh kecuali dalam cairan otak. </span></span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Insidens efek samping pada pemberian PAS hampir mencapai 10 , gejala yang agak menonjol ialah mual dan gangguan saluran cerna lainnya. Pada keadaan tertentu dapat timbul hemolisis.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">PAS terdapat dalam bentuk tablet 500 mg yang diberikan dengan dosis oral 8-12 g sehari, dibagi dalam beberapa dosis.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sikloserin</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Sikloserin merupkan antibiotik yang dihasilkan oleh Stretomyces orchidaceus, dan sekarang dapat dibuat secara sintetik.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">In vitro sikloserin menghambat pertumbuhan M tuberculosis pada kadar 5-20 µg/ml melalui penghambatan sintesis dinding sel.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Setelah pemberian oral absorpsinya baik, kadar puncak dalam darah dicapai 4-8 jam setelah pemberian obat. Distribusi dan difusi keseluruh cairan dan jaringan tubuh baik sekali. Ekskersi maksimal tercapai dalam 2-6 jam setelah pemberian obat dan 50 % di ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh selama 12 jam pertama.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Sikloserin dalam bentuk kapsul 250 mg, diberikan 2 kali sehari.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Efek samping yang palig sering timbul dalam pegguanaan sikloserin ialah pada SSP dan biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama pengobatan.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Etionamid</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Etionamid merupakan turunan tiosonikotinamid. Zat ini berwarna kuning dan tidak larut dalam air.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Aktivitas Antibakteri</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">In vitro, etionamid menghambat pertumbuhan M tuberculosis jenis human. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Resistensi mudah terjadi bila dosis kurang tinggi atau obat ini diguakan sendiri.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pada pemberian peroral etionamid mudah diabsorpsi. Kadar puncak tercapai dalam 3 jam dan kadar terapi bertahan selama 12 jam. Distribusi cepat, luas dan merata keseluruh jaringan dan cairan tubuh. Ekskresi berlangsung cepat dan terutama dala bentuk metabolitnya haya 1 % dalam betuk aktif.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Efek samping yang paling sering dijumpai adalah aoreksia, mual dan muntah.sering juga terjadi hipotensi postural yang hebat, depresi mental, mengantuk dan asthenia.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Etionamid tedapat dalam betuk tablet 250 mg. Dosis awal ialah 2 kali 250 mg perhari.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Status dalam pengobatan</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Etionamid merupakan antituberkulosis sekunder yang harus dikombinasi dengan antituberkulosis lain bila obat primer tidak efektif lagi.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Kanamisin dan Amikasin</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Kedua obat ini termasuk antibiotik golongan aminoglikosida.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY" lang="sv-SE">
<br /></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Kanamisin</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Kanamisin telah lama digunakan sebagai antituberkulosis lini – kedua untuk pengobatan tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri yang sudah resiste terhadap streptomisin, tetapi semenjak ditemukan amikasin da kapreomisin yag relaitif kurang toksik, maka kini telah ditinggalkan.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Amikasin</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Amikasin adalah semisintetik kaimasin dan lebih resisten terhadap berbagai enzim yang dapat merusak aminoglikosida lain.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Farmakokinetik : melalui salura cerna amikasin tidak diabsorpsi. Melalui suntikan intramuskular dosis 500 mg/12 jam.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Kapreomisin</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Kapreomisin adalah suatu antituberkulosis polipeptida yang dihasilkan juga oleh Streptomyces Sp.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Kapreomisin merusak saraf otak VIII, oleh karena itu perlu dilakukan audometrik dan pemeriksaan fungsi vestibuler sebelum mulai pemberiannya. Efek samping lain adalah hipoglikemia, memburuknya angka-angka uji fungsi hati dan lainnya.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Status Dalam Pengobatan</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Kapreomasin hanya digunakan dalam kombinasi dengan antituberkulosis lain.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Rifabutin ( Ansamisin )</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifabutin suatu antubiotik derivat rifamisi seperti juga rifampisin dan rifapentin. Obat ini aktif terhadap </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>M tuberculosis, M. avrium intraselular, M. fortuitum. </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Ributin efektif untuk terapi pencegahan dan pengobataninfeksi disseminated atypical mycobakteria.</span></span></span></p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Rifapentin</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Rifapentin suatu indikator poten enzim sitokrom P450. ripafentin diindikasikan untuk pengobatan tuberkulosis oleh mikrobakteria yang sensitif terhadap rifampisin.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>1.14</b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Pengobatan Tuberkulosis</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Tuberkulosis ( TB ) dapat meyerang beberapa organ tubuh, diantaranya paru-paru, ginjal, tulang dan usus. Tujuan pengobatan Tuberkulosis adalah memusnakan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Selain itu juga bertujuan mengurangi transmisi TB kepada orang lain dan mencegah/memperlambat timbulnya retensi TB terhadap obat. Yang menjadi poin penting Pada pengobatan TB adalah :</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pemilihan Obat</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Resistensi</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Panduan Terapi</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Panduan terapi tuberkulosis pada pasien defisiensi imun</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Efek samping</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Pengobatan, Pencegahan</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Terapi kortikosteroid pada tuberkulosis</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Penilaian hasil pengobatan</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY" lang="sv-SE">
<br /></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>LEPROSTATIK</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penyakit lepra di Indonesia cukup banyak dan memerlukan perhatian yang serius. Dalam bab ini akan di bahas antilepra golongan sulfon, rifampisin, klofazimin, amitiozon dan obat-obat lain.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sifat farmakologi yang sama. Banyak senyawa yang telah di kembangkan, tetapi secara klinis hanya masalah pengobatan lepra. WHO menganjurkan penggunaan kombinasi 3 obat sekaligus yaitu dapson, ifampisin dank lofazimin untuk pemberantasan global penyakit lepra.</span></span></p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sulfon</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan sulfon merupakan derivate 4.4’ diamino difenil sulfon (DDS, dapson) yang memiliki dapson dan sulfokson yang bermanfaat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Aktivitas </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>In Vitro </b></i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Dan</b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b> In Vivo</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aktivitas sulfon terhadap basil lepra secara </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vitro</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> tidak dapat di ukur mengingat hasil ini belum dapat di biakkan dalam media buatan. Tehadap basil tuberculosis obat ini bersifat bakteripstatik; dapson dapat menghambat pertumbuhan basil pada kadar 10 µɡ/mL. penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa sulfon bersifat bakteriostatik dengan KHM sebesar 0,02 µɡ/mL. resistensi dapat terjadi selama pengobatan berlangsung.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mekanisme kerja sulfon sama dengan sulfonamide. Kedua golongan obat ini mempunyai spectrum antibakteri yang sama, dan dapat ldi hambat aktivitasnya oleh PABA secara bersaing.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dapson di serap lambat di saluran cerna, tetapi hampir sempurna. Sulfokson di serap kurang sempurna sehingga banyak tebuang bersama feses. Kadar puncak tercapai setelah 1-3 jam , yaitu 10-15 µɡ/mL. setelah pemberian dosis yang di anjurkan. Kadar puncak cepat turun, tetapi masih di jumpai dalam jumlah cukup setelah 8 jam. Waktu paruh eliminasi berkisar antara 10-50 jam dengan rata-rata 28 jam. Pada dosis berulang, sejumlah kecil obat masih di temukan sampai 35 hari setelah pemberian obat di hentikan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Golongan sulfon tersebar luas di seluruh jaringan dan cairan tubuh. Obat ini cenderung tertahan dalam kulit dan otot, tetapi lebih banyak dalam hati dan ginjal. Obat tetrikat pada protein plasma sebanyak 50-70%, dan mengalami daur enterohepatik. Daur ini yang menyebabkan obat masih di temukan dala darah lama setelah pemberiannya di hentikan. Sulfon mengalami metabolisme dalam hati dan kecepatan asetilasinya di etntukan oleh factor genetic.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Ekskresi melalui urin berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan sulfon. Dapson dosis tunggal di ekskresi sebanyak 70-80% terutama dalam bentuk metabolitnya. Probenesid dapat menghambat ekskresi dapson dan metabolitnya.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping sediaan sulfon yang paling sering terlihat ialah hemolisis yang berhubungan erat dengan besarnya dosis. Hemolisis dapat tejadi pada hampir setiap pasien yang menerima 200-300 mg dapson sehari. Dosis 100 mg pada orang normal atau dosis kurang dari 50 mg pada orang yang menderita kekurangan enzim G</span><sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">6</span></sub><span style="font-family:Times New Roman, serif;">PD tidak menimbulkan hemolisis. Methemoglobinemia sering pula terlihat, kadang-kadang di sertai pembentukan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Heinz body</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Walaupun sulfon menyebabkan hemolisis, anemia hemolisis jarang tetrjadi kecuali bila pasien juga menderita kelainan eritrosit atau sumsum tulang. Tanda hipoksia akan tampak bila hemolisis sudah sedemikian berat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Anoreksia, mual dan muntah dapat terjadi pada pemberian sulfon. Gejala lain yang pernah di laporkan ialah sakit kepala, gugup, sukar tidur, penglihatan kabur, parestesia, neuropati perifer yang mampu pulih, demam, hematuria, pruritus, psikosis, dan berbagai bentuk kelainan kulit. Gejala mirip mononucleosis infeksiosa yang berakibat fatal pernah pula di laporkan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Sulfon dapat pula menimbulkan reaksi lepromatosis yang analog dengan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>reaksi jarisch Herxhelmer. </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Sindrom yang di sebut “sindrom sulfon” ini dapat timbul 5-6 minggu setelah awal terapi pada pasien yang bergizi buruk. Gejalanya dapat berupa demam, malaise, dermatitis eksfoliatif, ikterfus yang di sertai nekrosis hati, limfadenopati, methemoglobnemia, dan anemia.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan Dan Pasologi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulfon dapat di gunakan dengan aman selama beberapa tahun bila pemberian di lakukan dengan seksama. Pengobatan harus di mulai dengan dosis kesil, kemudian di naikkan perlahan-lahan dengan pengawasan klinik dan laboratorium secara teratur. Reaksi lepromatosis berupa sindrom sulfondapat demikian parah dan memerlukan penghentian terapi.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dapson diberikan dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg secara oral. Pengobatan di mulai dengan dosis 25 mg. dalam 2 minggu pertama dosis ini di berika sekali dalam seminggu; kemudian setiap 2 minggu frekuensi pemberian di tambahkan satu kali sampai tercapai pemberian 5 kali seminggu. Setelah itu dosis di naikkan menjadi 50 mg, yang di berikan 3 kali seminggu selama 1 bulan dan akhirnya di naikkan 4 kali seminggu untuk waktu yang tidak terbatas. Pemberian dapson 100 mg dua kali seminggu mungkin cukup efektif untuk pengobatan jangka lama.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Natrium sulfokson di berikan pada pasien yang mengalami gangguan saluran cerna akibat dapson. Natrium sulfokson terdapat dalam bentuk tablet bersalut gula 165 mg. dosis awal ialah 330 mg di berikan 2 kali seminggu selama 2 minggu pertama, kemudian pemberian di naikkan lagi menjadi 6 kali seminggu. Dosis maksimum perhari ialah 600 mg.</span></span></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Rifampisin</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Farmakologi obat ini telah di tinjau sebagai antituberkulosis. Pada hewan coba, antibiotic ini cepat mengadakan sentralisasi kaki mencit yang diinfeksi dengan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M.leprae </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan tampaknya mempunyai efek bakterisid. Walaupun obat ini mampu menembus sel dan saraf, dalam pengobatan yang berlangsung lama masih saja di temukan kuman hidup. Beberapa pasien yang makan obat ini selama 10 tahun tidak timbul masalah, tetapi resistensi timbul dalam waktu 3-4 tahun. Atas dasar inilah penggunaaan rifampisin pada penyakit lepra hanya di anjurkan dalam kombinasi dengan obat lain. Kini di beberapa Negara sedang di coba pengunaan dirafmpisin bersama dapson untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M.leprae </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang sensitive terhadap dapson, serta kombinasi rifampisin dengan klofazimin atau etinamid untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>M.leprae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> yang resisten terhadap dapson. Dosisnya untuk semua jenis lepra adalah 600 mg/hari. Kini juga sedang di teliti paduan yang menggunakan rifampisin dosis 300 mg/hari atau untuk pengunaan intermiten dengan dosis 600 mg sampai 1500 mg.</span></span></p> <ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Amitiozon</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat turunan tuosemikarbazon ini lebih efektif terhadap lepra jenis tuberkuloid di bandingkan terhadap lepra jenis lepramatosis. Resistensi dapat terjadi selama pengobatan sehingga pada tahun kedua pengobatan perbaikan melambat dan pada tahun katiga penyakit mungkin kambuh. Karena itu amitiozon di anjurkan penggunaannya bila dapson tidak dapat di terima pasien.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Efek samping yang paling sering terjadi ialah anoreksia, mula, dan muntah. Anemia karena depresi sumsumvtulang terlihat pada sebagian besar pasien. Leukopenia dan agarnulositosis dapat terjadi, tetapi yang berat keadaan nya terdapat pada 0,5% pasien. Anemia hemolitik akut dapat terjadi dengan dosis tinggi. Ruam kulit dan albuminuria tidak jarang pula tetrlihat. Kejadian ikterus cukup tinggi dan gejala ini menandakan obat bersifat hepatotoksik tetapi sifatnya reversibel.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Amitiozon mudah di serap melalui saluran cerna dan ekskresinya melalui urin. Dosis permulaan ialah 50 mg setiap hari selama 1-2 minggu, kemudian dosis dapat di naikkan perlahan-lahan sampai mencapai 200 mg. obat ini sama efektif baik pada pemberian dosis tunggal maupun dosis terbagi.</span></span></p> <ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Pengobatan Lepra</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengobatan lepra juga mengalami perubahan setelah suksesnya pengobatan tuberculosis dengan paduan terapi jangka pendek. Di masa lalu pengobatan lepra biasanya dengan obat tunggal, kini banyak di usahakan pengobatan minimal dengan dua obat, dan rifampisin jega merupakan komponen yang penting. Untuk mengerti pengobatan lepra, perlu di pahami bentuk klinik penyakit tersebut. Di kenal dua macam pembagian penyakit lepra menurut bentuk kliniknya.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Klasifikasi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Madrid membagi penyakit ini menjadi 4 tipe yaitu tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>indeterminate, tuberculoid, borderline, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>lepromatosa, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">sedangkan Ridley dan Jopling membaginya menjadi 6 tipe yaitu tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>indeterminate </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tipe 1), </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>tuberculoid </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tipe TT), </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>borderline tuberculoid </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tipe BT), </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>borderline </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">atau </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>midborderline </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tipe BB), </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>borderline lepromatosa </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tipe LL). Lepra tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>indeterminate </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">merupakan bentuk permulaan penyakit lepra yang memperlihatkan bermacam bentuk macula hipopigmentasi. Sekitar 75% leai ini sembuh spontan, yang lain mungkin menetap sebagai tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>indeterminate </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">atau berkembang menjadi bentuk-bentuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>tuberculoid</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>borderline </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">untuk seterusnya menjadi bentuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>lepromatosa. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Tanda klinik bentuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>tuberculoid</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> sampai bentuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>lepromatosa </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dapat di lihat pada tabel 40-8.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tabel 40-8. KALSIFIKASI PENYAKIT LEPRA MENURUT RIDLEY DAN JOPLING</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tanda-tanda TT BT BB-BL LL</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Jumlah lesi kulit biasanya tunggal tunggal/sedikit beberapa banyak sangat banyak</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Besar lesi beragam beragam beragam kecil</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Permukaan lesi sangat kering/bersisik kering mengkilap mengkilap</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Pertumbuhan rambut pada lesi tak ada berkurang agak berkurang tak berpengaruh</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Daya rasa pada lesi hilang sama sekali menurun jelas menurun ringan tidak hilang</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>BTA dari apus jaringan kulit nol nol/jarang beberapa banyak sangat banyak</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>BTA dari korekan hidung nol nol nol/jarang sangat banyak</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>tesblepromin +++ +/++ negative negative</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>keterangan : TT = lepra tipe tberkuloid ; BT = borderline tuberculoid ; BB-BL mid borderline-borderline lepromatous</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> LL = lepra lepromatous</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk kepentingan pengobatan penyakit lepra dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya BTA dalam pemeriksaan bakteriologis yaitu bentuk pausibasiler (tipe PB) dan bentuk multibasiler (HB).</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Yang tergolong bentuk BB ialah semua tipe pada pemeriksaan laboratorium tidak di temukan BTA yang termasuk dalam kelompok ini ialah tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>indeterminate </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>tuberculoid. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetapi bila pada tipe ini di temukan BTA positif, maka tipe ini tergolong dalam bentuk multibasiler (MB).</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Bentuk multibasiler (MB) secara garis besar ialah semua tipe yang pada pemeriksaan laboratorium BTA-nya positif. Tipe </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>borderline </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>lepromatosa </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">termasuk bentuk multibasiler walaupun BTA negative.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Pemilihan Obat</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dapson atau DDS merupakan obat terpilih untuk semua tipe penyakit lepra. Obat ini di gunakan baik pada terapi obat tunggal maupun kombinasi. Bila terjadi resistensi terhadap DDS, atau reaksi alergi, baru di gunakan obat lain. Klofazimin yang beberapa tahun lalu hanya di gunakan untuk menggantikan DDS, kini di gunakan bersama DDS untuk lepra tipe multibasiler dan rifampisin merupakan komponen penting dalam terapi kombinasi baik pada lepra tpe pausibasiler maupun multibasiler. Selain itu pada reaksi lepra juga di gunakan kortikostiroid untuk efek antiinflamasinya. Juga di gunakan klorokuin untuk efek antiinflamasinya. Talidomid di gunakan untuk reaksi eritema nodosum leprosum, untuk reaksi reversal obat ini tidak bermanfaat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Regimen Pengobatan</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengobatan lepra di Indonesia ada dua cara yaitu terapi kombinasi dan terapi obat tunggal. Tetapi obat kombinasi yang di anjurkan di Indonesia sesuai dengan yang di anjurkan oleh WHO.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Paduan obat untuk kelompok pausibasiler adalah DDS 100 mg/hari selama 6-9 bulan dan rifampisin 600 mg sebulan sekali untuk 6 bulan. Penggunaan DDS di serahkan kepada pasien, tetapi untuk menjamin kepatuhan, pemberian rifampisin harus dibawah pengawasan dokter. Paduan obat untuk kelompok smultibasiler adalah DDS 100 mg/hari, rifampisin 600 mg sebulan sekali, klofazimin 50 mg/hari, dan klofazimin 300 mg setiap bulan. Rifampisin dan klofazimin yang diberikan sebulan sekali juga harus diawasi pemberiannya. Lama pengobatan paling sedikit 2 tahun dan paling baik sampai hasil pemeriksaan BTA negative.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Terapi Obat Tunggal</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Di daerah-daerah yang belum terjangkau terapi obat kombinasi masih di lakukan terapi obat tunggal. Untuk tipe PB di berikan DDS 100 mg/hari yang lamanya paling sedikit 2-3 tahun, sedang untuk MB lama pengobatan tidak di tentukan. Kini pengobatan dengan obat tunggal tidak di anjurkan lagi. Oleh karena itu bila pasien yang sedang dalam terapi obat tunggal kemudian memperoleh kesempatan untuk mendapatkan obat kombinasi, maka pengobatan di mulai lagi seolah belum pernah mendapat pengobatan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Reaksi Lepra</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi lepra adalah kejadian atau episode dalam perjalanan penyakit lepra yang merupakan manifestasi reaksi imun (kekebalan) seluler maupun humoral. Reaksi ini dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah pengobatan. Yang sering terjadi ialah dalam pengobatan, biasanya antara 6 bulan – 1 tahun pertama. Ada jug reaksi lepra :</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(1) </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>reaksi tipe </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">atau tipe reaksi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>reversal </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang terjadi pada tipe tuberkuloid biasanya dalam 6 bulan pertama masa pengobatan. Gejala yang menonjol ialah neuritis sampai hilangnya sensorimotor, kulit menjadi kemerahan dan berluka, serta edema di muka, tangan, dan kaki. Reaksi tipe ini merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang berhubungan dengan meningkatnya respon imun seluler.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b> </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada reaksi yang ringan di berikan klorokuin 3 kali 1 tablet selama 3-5 hari sementara antilepra tetap di teruskan kalau perlu dapat di beri analgesic dan sedative. Pada reaksi yang berat perlu di berikan kortikostiroid.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(2) </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>reaksi tipe ii </b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">atau eritema nodosum leprosum (ENL) biasanya timbul lebih lambat dari pada reaksi tipe I. gejala dan tandanya ialah timbulnya benjol-benjol kecil kemerahan di kulit (di mana saja), sering di sertai neuritis, orchitis, iridosiklitis, arthritis, proteinuria, dan limfadenopati.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pengobatan reaksi tipe II sama dengan tipe I hanya klorokuin di berikan 1 minggu. Pada reaksi yang berat di berikan kortikosteroid dan dosis klofazimin di naikkan menjadi 3 x 100 mg/hari selama 1 minggu. Bila reaksi berkurang dosis klofazimin di turunkan menjadi 2 kali 100 mg/hari sampai reaksi hilang. Kemudian dosis di kembalikan menjadi 50 mg/hari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Beberapa pusat pemberantasan penyakit lepra di luar negeri seperti amerika serikat menggunakan talidomid untuk mengobati reaksi lepra tipe II yang berat dengan dosis awal 400 mg, kemudian di lanjutkan dengan dosis rumat 100 mg/hari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penilaian Hasil Pengobatan</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kemajuan pengobatan dinilai dengan melihat perbaikan gejala dan tanda klinik maupun laboratorium, serta ketekunan berobat. Setelah memenuhi criteria sembuh, pasien di beri surat pernyataan sembuh oleh petugas kusta setempat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pasien kelompok pausibasiler yang telah menjalani pengobatan selama 6-9 bulan dan memenuhi criteria sembuh klinik dan laboratories di nyatakan selesai menjalani pengobatan (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>released from treatment/RTF</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">). Tetapi mereka masih harus di awasi dan di periksa terus secara klinik dan laboratories sedikitnya setahun sekali selama 2-3 tahun. Bila selama itu tidak terjadi perubahan klinik yang menuju kambuh, maka mereka di nyatakan bebas dari control atau </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>released from control/RFC. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bila selama masa control itu terjadi kambuh, maka pengobatan di mulai lagi dari permulaan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pasien kelompok multibasiler yang telah menjalani pengobatan selama 24-36 bulan dengan tekun dan memenuhi krietria sembuh klinik dan laboratories di nyatakan “telah selesai manjalani pengobatan” (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>released from treatment/RTF</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">). Selanjutnya mereka dalam masuk dalam masa pengawasan sedikitnya selama 5 tahun. Minimal setahun sekali mereka harus di periksa secara klinik dan laboratoris untuk melihat perkembangan penyakitnnya. Bila selama lima tahun itu tidak terjadi perkembangan menuju kambuh, maka mereka di nyatakan bebas dari control (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>released from control</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">). Tetapi bila dalam masa pengawasan itu terjadi perkembangan menuju kambuh, maka pengobatan di mulai lagi mulai dari permulaan.</span></span></p> <ol start="4" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 100%; widows: 2; orphans: 2;"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>TETRASIKLIN</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 100%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <ol><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 100%; widows: 2; orphans: 2;"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Asal dan Kimia</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 100%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan ialah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari species Stretomyces lain.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relative stabil. Dalam larutan kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya. </span></span></span> </p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Struktur kimia golongan tetrasiklin dapat dilihat pada gambar 43-1. Tigesiklin adalah suatu antibiotika dari golongan baru yaitu glisilsiklin.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.67in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">R1 R2 R3 N(CH3 )2</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">OH </span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">OH O OH </span></span></span> </p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Gambar Struktur kimia golongan tetrasiklin</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tabel . Struktur kimia golongan tetrasiklin</b></span></span></span></p> <dl><dd> <table width="485" border="0" cellpadding="7" cellspacing="0"> <col width="27"> <col width="137"> <col width="86"> <col width="90"> <col width="75"> <tbody><tr valign="TOP"> <td rowspan="2" width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>No</b></span></span></span></p> </td> <td rowspan="2" width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Jenis Tetrasiklin</b></span></span></span></p> </td> <td colspan="3" width="279"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Gugus</b></span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>R1</b></span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>R2</b></span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>R3</b></span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klortetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-CH</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-CH3 , -OH</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -H</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oksitetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-CH3 , -OH</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-OH , -H</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-CH3 , -OH</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -H</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">4</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Demeklosiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-Cl</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -OH</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -H</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">5</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Doksisiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-CH3 , -H</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-OH , -H</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="27"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">6</span></span></span></p> </td> <td width="137"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Minosiklin</span></span></span></p> </td> <td width="86"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-N(CH3)2</span></span></span></p> </td> <td width="90"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -H</span></span></span></p> </td> <td width="75"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">-H , -H</span></span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> </dd></dl> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">N(CH3 )2 N(CH3 )2</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Gambar Struktur kimia tigesiklin</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.33in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakodinamik</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.34in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri Gram-negatif : pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui system transport aktif. Setelah masuk antibiotic berikatan secara reversible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan Trna-aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptide yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.34in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Antimikroba</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.34in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin termasuk antibiotic yang terutama bersifat bakteriostasik. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi obat ini.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.34in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Spektrum Antimikroba</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin memperlihatkan spectrum antibakteri luas yang meliputi kuman Gram-positif dan –negatif, aerobic dan an-aerobik. Selain itu juga ia aktif terhadap spiroket, mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela dan protozoa tertentu.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spektrum golongan tetrasiklin umumnya sama sebab mekanisme kerjanya sama, namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktifitas masing-masing derivate terhadap kuman tertentu.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam pengobatan infeksi batang Gram-positif seperti B. anthracis, Erysipelothrix rhusiophatiae, Clostridium tetani dan Listeria monocytogenes.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kebanyakan strain N. gonorrhoeae sensitive terhadap tetrasiklin, tetapi N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (PPNG) biasanya resisten terhadap tetrasiklin.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efektifitasnya tinggi terhadap infeksi batang Gram-negativ seperti Brucella, Francisella tularensis, Pseudomonas mallei, Pseudomonas pseudomallei, Vibrio cholera, Campylobacter fetus, Haemophilus ducreyi dan Calymmatobacterium granulomatis, Yersinia pestis, Pasteurella multocida, Spilillum minor, Leptotrichia bucalis, Bordetella pertussis, Acinetobacter dan Fusobacterium. Strain terte3ntu H. influenza mungkin sensitive, tetapi E. Coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus indol positif dan Pseudomonas umumnya resisten.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin juga merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumonia, Ureaplasma urealyticum, Chlamydia trachomatis, Clamydia psittaci dan berbagai riketsia. Selain itu obat ini juga aktif terhadap Borrelia recurrentis, Treponema pallidum, Treponema pertenue, Actinomyces israelii. Dalam kadar tinggi antibiotic ini menghambat pertumbuhan Entamoeba hystolitica.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tigestin berspektrum luas dan efektiv untuk menghambat kuman E. Coli, E. Faecallis, S. agalactiae, S. anginosus, S. pyogenes, B. fragilis, E. Cloacae, C. freundii, S. aureus (termasuk galur yang resisten terhadap metisilin – MRSA).</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini diindikasikan untuk infeksi kulit dan infeksi intra-abdominal dengan penyulit yang disebabkan oleh kuman-kuman tersebut di atas.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: -0.01in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: -0.01in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Resistensi</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: -0.01in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Beberapa spesies kuman, terutama Streptococcus beta hemolitikus, E. Coli, Pseudomonas aeruginosa, S. Pneumoniae, N. Gonorrhoeae, Bacteroides, Shigella dan S. Aureusmakin meningkat resistensinya terhadap tetrasiklin. Mekanisme resistensi yang terpenting adalah diproduksinya protein pompa yang akan mengeluarkan obat dari dalam sel bakteri. Protein ini di kode dalam plasmid dan dipindahkan dari satu bakteri ke bakteri yang lain melalui proses transduksi atau konjugasi. Resistensi terhadap satu jenis tetrasiklin biasanya disertai resistensi terhadap semua tetrasiklin lainnya, kecuali minosiklin pada resistensi S. Aureus dan doksisiklin pada resistensi B. Fragilis.</span></span></span></p> <ol><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Absorpsi</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kira-kira 30 – 80 % tetrasiklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90 %. Absorpsi ini sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai factor dapat menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung (kecuali minosiklin dan doksisiklin), pH tinggi, pembentukan kelat ( kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca² , Mg² , Fe² , Al³ , yang terdapat dalam susu dan antacid ). Oleh sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam setelah makan.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorpsinya dari sediaan tetrasiklin biasa.</span></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Distribusi</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.29in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.29in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2.0 – 2.5 µg/Ml.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.29in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini boleh diberikan pada gagal ginjal.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.29in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10 – 20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini di timbun dalam system retikuloendotelial di hati, limpa dan sum-sum tulang, serta di dentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relative tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, daya penetrasi doksisiklin dan minosiklin ke jaringan lebih baik.</span></span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Metabolisme</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.29in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat golongan ini tidak di metabolism secara berarti di hati. Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolism di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal.</span></span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Ekskresi</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.3in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin di ekskresi melalui urine berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20 – 55% golongan tetrasiklin di ekskresi melalui urine. Golongan tetrasiklin yang di ekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang di ekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik : maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.3in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotik golongan tetrasiklin yang diberi peroral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat farmakokinetiknya yaitu :</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tetrasiklin, Klortetrasiklin dan Oksitetrasiklin.</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorpsi kelompok tetrasiklin ini tidak lengkap dengan masa paruh 6 – 12 jam.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Demetilklortetrasiklin</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorpsnya lebih baik dan masa paruhnya kira-kira 16 jam sehingga cukup diberikan 150 mg per oral tiap 6 jam.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Doksisiklin dan Minosiklin</b></span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17 – 20 jam. Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg sehari.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol><ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Klinik</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.35in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Karena penggunaan yang berlebih, dewasa ini terjadi resistensi yang mengurangi efektivitas tetrasiklin. Penyakit yang obat pilihannya golongan tetrasiklin adalah :</span></span></span></p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Riketsiosis</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Perbaikan yang dramatis tampak setelah pemberian golongan tetrasiklin. Demam mereda dalam 1 – 3 hari dan ruam kulit menghilang dalam 5 hari. Perbaikan klinis yang nyata telah tampak 24 jam setelah terapi di mulai.</span></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Klamidia</b></span></span></span></p> </li></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Limfogranuloma Venereum.</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk penyakit ini golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama. Pada infeksi akut diberikan terapi selama 3 – 4 minggu dan untuk keadaan kronis diberikan terapi 1 – 2 bulan. Empat hari setelah terapi diberikan bubo mulai mengecil.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Psitakosis</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian golongan tetrasiklin ini selama beberapa hari dapat mengatasi gejala klinis. Dosis yang digunakan adalah 2 gram per hari selama 7 – 10 hari atau 1 gram per hari selama 21 hari.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Konjungtivitis inklusi.</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penyakit ini dapat di obati dengan hasil baik selama 2 – 3 minggu dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata yang mengandung golongan tetrasiklin.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Trakoma</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian salep mata golongan tetrasiklin yang dikombinasikan dengan doksisiklin oral 2 x 100 mg/hari selama 14 hari memberikan hasil pengobatan yang baik.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Uretritis Non spesifik</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi yang disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum atau Chlamydia trachomatis ini terobati baik dengan pemberian tetrasiklin oral 4 kali 500 mg sehari selama 7 hari. Infeksi C. Trachomatis sering kali menyertai uretritis akibat gonokokkus.</span></span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Mycoplasma Pneumoniae</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pneumoniae primer atipik yang disebabkan oleh mikroba ini dapat diatasi dengan pemberian golongan tetrasiklin. Walaupun penyembuhan klinis cepat dicapai Mycoplasma pneumonia mungkin tetap terdapat dalam sputum setelah obat dihentikan.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Basil</b></span></span></span></p> </li></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bruselosis</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengobatan dengan golongan tetrasiklin memberikan hasil baik sekali untuk penyakit ini. Hasil pengobatan yang memuaskan biasanya di dapat dengan pengobatan selama 3 minggu. Untuk kasus berat seringkali perlu diberikan bersama Streptomisin1 g sehari IM.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tularemia</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat pilihan utama untuk penyakit ini sebenarnya adalah Streptomisin, tetapi terapi dengan golongan tetrasiklin juga memberikan hasil yang baik.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kolera</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Doksisiklin dosis tunggal 300 mg merupakan antibiotik yang efektif untuk penyakit ini. Pemberian dapat mengurangi volume diare dalam 48 jam.</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sampar</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotik terbaik untuk mengobati infeksi ini adalah Streptomisin. Bila Streptomisin tidak dapat diberikan, maka dapat dipakai golongan tetrasiklin. Pengobatan di mulai dengan pemberian secara IV selama 2 hari dan dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 1 minggu.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.74in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Kokus</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin sekarang tidak lagi diindikasikan untuk infeksi stafilokokus maupun streptokokus karena sering dijumpai resistensi. Tigesiklin efektif untuk infeksi kulit dan jaringan lunak oleh stretokokus dan stafilokokus (termasuk MRSA).</span></span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Venerik</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sifilis</b></span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin merupakan antibiotic pilihan kedua setelah penisilin untuk mengobati sifilis. Dosisnya 4 kali 500 mg sehari per oral selama 15 hari. Tetrasiklin juga efektif untuk mengobati chancroid dan granuloma inguinal. Karena itu dianjurkan memberikan dosis yang sama dengan dosis untuk terapi sifilis.</span></span></span></p> <ol start="7" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Akne Vulgaris</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin di duga menghambat produksi asam lemak dari ebum. Dosis yang diberikan untuk ini adalah 2 kali 250 mg sehari selama 2 -3 minggu, bila perlu terapi dapat diteruskan sampai beberapa bulan dengan dosis minimal yang masih efektif.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="8" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penyakit Paru Obstruktif Menahun</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif menahun dapat diatasi dengan doksisiklin oral 2 kali 100 mg/hari. Antibiotika lain yang juga bermanfaat adalah kotrimosazol dan koamoksiklav.</span></span></span></p> <ol start="9" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Intra Abdominal</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tigesiklin efektif untuk pengobatan ibfeksi intra abdominal yang disebabkan oleh Entamoeba Coli, C. Freundil, E. Faecalis, B. Fragilis dan kuman-kuman lain yang peka.</span></span></span></p> <ol start="10" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Lain</b></span></span></span></p> </li></ol> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Aktinokmikosis</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.76in; text-indent: 0.3in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini bila penisilin G tidak dapat diberikan kepada pasien.</span></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Frambusia</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.76in; text-indent: 0.3in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Respons penderita terhadap pemberian golongan tetrasiklin berbeda-beda. Pada beberapa kasus hasilnya baik, yang lain tidak memuaskan. Antibiotik pilihan utama untuk penyakit ini adalah penisilin.</span></span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Leptospirosis</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.76in; text-indent: 0.3in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Walaupun tetrasiklin dan penisilin G sering digunakan untuk pengobatan leptospirosis, efektifitasnya tidak terbukti secara mantap.</span></span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Infeksi Saluran Cerna</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.76in; text-indent: 0.31in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin mungkin merupakan ajuvan yang bermanfaat pada amuniasis intestinal akut, dan infeksi Plasmodium Falciparum. Selain itu mungkin efektif untuk disentri yang disebabkan oleh Strain Shigella yang peka.</span></span></span></p> <ol start="11" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Topikal</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemakaian topical hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep mata golongan tetrasiklin efektif untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada mata oleh kuman. Gram positif dan Gram Negatif yang sensitive. Selain itu juga salep mata ini dapat pula digunakan untuk profilaksis oftalmia neonatorum pada neonatus.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol><ol start="5"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian golongan tetrasiklin dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu reaksi kepekaan, reaksi toksik dan iritatif serta reaksi yang timbul akibat perubahan biologik.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Reaksi Kepekaan</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Rekasi kulit yang mungkin timbul akibat pemberian golongan tetrasiklin adalah erupsi mobiliformis, ultikaria dan dermatitis eksfoliatif. Reaksi yang lebih hebat adalah edema angioneurotik dan reaksi anafilaksis. Demam dan eosinofilia dapat pula terjadi pada waktu terapi berlangsung. Sensitisasi silang antara berbagai derivate tetrasiklin sering terjadi.</span></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Reaksi Toksik dan Iritatif</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Iritasi lambung paling sering terjadi pada pemberian tetrasiklin per oral, terutama dengan oksitetrasiklin dan doksisikli. Makin besar dosis yang diberikan makin sering terjadi reaksi ini. Keadaan ini dapat diatasi dengan mengurangi dosis untuk sementara waktu atau memberikan golongan tetrasiklin bersama dengan makanan, tetapi jangan dengan susu atau antacid yang mengandung aluminium, magnesium atau kalsium. Diare seringkali timbul akibat iritasi dan harus dibedakan dengan diare akibat superinfeksi stafilokokus atau Clostridium Difficile yang sangat berbahaya.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Manifestasi reaksi iritatif yang lain adalah terjadinya tromboflebitis pada pemberian IV dan rasa nyeri setempat bila golongan tetrasiklin disuntikkan IM tanpa anestetik local.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Terapi dalam waktu lama dapat menimbulkan kelainan darah tepi seperti leukositosis, limfosit atipik, granulasi toksik pada granulosit dan trombosittopenia.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi fototoksik paling jarang timbul dengan tetrasiklin, tetapi paling sering timbul pada pemberian dimetilklortetraskilin. Manifestasinya berupa fotosensitivitas, kadang-kadang disertai demam dan eosinofilia. Pigmentasi kuku dan onikolisis yaitu lepasnya kuku dari dasarnya juga dapat terjadi.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian golongan tetrasiklin dosis tinggi (lebih dari 2 gram sehari) dan paling sering terjadi setelah pemberian parenteral. Sifat hepatotoksisitas oksitetrasiklin dan tetrasiklin lemah dibandingkan dengan golongan tetrasiklin lain. Wanita hamil atau masa nifas dengan pielonefritis atau gangguan fungsi ginjal lain cenderung menderitakerusakan hati akibat pemberian golongan tetrasiklin. Karena itu tetrasiklin jangan diberikan pada wanita hamil kecuali bila tidak ada terapi pilihan lain. Kecuali doksisiklin, golongan tetrasiklin bersifat kumulatif dalam tubuh, karena itu dikontraindikasikan pada gagal ginjal. Efek samping yang paling sering timbul biasanya berupa azotemia, hiperfosfatemia dan penurunan berat badan.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan tetrasiklin memperlambat koagulasi darah dan memperkuat efek antikoagulan kumarin. Di duga hal ini disebabkan oleh terbentuknya kelat kalsium, tetapi mungkin juga karena obat-obatan ini mempengaruhi sifat fisikokimia lipoprotein plasma.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin terikat sebagai kompleks pada jaringan tulang yang sedang tumbuh. Pertumbuhan tulang yang sedang tumbuh. Pertumbuhan tulang akan terhambat sementara pada fetus dan anak. Bahaya ini terutama terjadi mulai pertengahan masa hamil sampai dan sering berlanjut sampai umur 7 tahun atau lebih. Timbulnya kelainan ini lebih ditentukan oleh jumlah dari pada lamanya penggunaan tetrasiklin.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada gigi susu maupun gigi tetap, tetrasiklin dapat menimbulkan disgenesis, perubahan warna permanen dan kecenderungan terjadinya karies. Perubahan warna bervariasi dari kuning cokelat sampai kelabu tua. Karena itu tetrasiklin termasuk tigesiklin jangan digunakan mulai pertengahan kedua kehamilan, masa menyusui dan anak sampai berumur 8 tahun. Efek ini terjadi lebih sedikit pada oksitetrasiklin dan doksisiklin.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin yang sudah kadaluwarsa akan mengalami degradasi menjadi bentuk anhidro 4 epitetrasiklin. Pada manusia hal ini mengakibatkan timbulnya sindrom Fanconi dengan gejala poliuria, polidipsia, proteinuria, asidosis, glukosuria, amino-asiduria di sertai mual; dan muntah. Kelianan ini biasanya bersifat reversible dan menghilang kira-kira satu bulan setelah pemberian tetrasiklin kadaluwarsa ini dihentikan.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Semua tetrasiklin dapat menimbulkan imbang nitrogen negative dan meningkatkan kadar ureum darah. Hal ini tidak berarti secara klinis pada pasien dengan faal ginjal normal yang mendapat dosis biasa, tetapi pada keadaan gagal ginjal dapat timbul azotemia.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian golongan tetrasiklin pada neonates dapat mengakibatkan peninggian tekanan intra cranial dan mengakibatkan fontanel menonjol, sekalipun obat-obat ini diberikan dalam dosis terapi. Pada keadaan ini tidak deitemukan kelainan CSS dan bila terapi dihentikan maka tekannya akan menurun kembali dengan cepat.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Minosiklin sering bersifat vestibulotoksik dan dapat menimbulkan vertigo, ataksia dan muntah yang bersifat reversibel.</span></span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Reaksi Akibat Peubahan Biologik</b></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Seperti antibiotic lain yang berspektrum luas, pemberian golongan tetrasiklin kadang-kadang diikuti oleh terjadinya superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur. Super infeksi kandida biasanya terjadi dalam rongga mulut, faring, bahkan kadang-kadang menyebabkan infeksi sistemik. Faktor predisposisi yang memudahkan terjadinya super infeksi ini adalah diabetes mellitus, leukemia, lupus eritematosus diseminata, daya tahan tubuh yang lemah dan pasien yang mendapat terapi kortikosteroid dalam waktu lama.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.51in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Salah satu manifestali super infeksi adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus. Di kenai 3 jenis diare akibat super infeksi dalam saluran cerna sehubungan dengan pemberian golongan tetrasiklin adalah sebagai berikut :</span></span></span></p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Enterokolitis Stafilokokus</i></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.79in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dapat timbul setiap saat selama terapi berlangsung. Tinja cair sering mengandung darah serta leukosit polimorfonuklear. Pemeriksaan mikroskopik dan kultur sering menunjukkan adanya stafilokokus koagulase positif dalam jumlah besar pada tinja, yang pada keadaan normal hanya sedikit. Diagnosis harus ditegakkan dengan cepat karena keadaan ini seringkali mengakibatkan kematian. Bila terjadi septicemia maka harus diberikan antibiotic yang efektif secara parenteral.</span></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Kandidiasis Intestinal</i></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.79in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sekali pun menjadi anggapan umum bahwa diare yang timbul karena pemberian golongan tetrasiklin disebabkan oleh super infeksi kdalam saluran cerna, ternyata hasil kultur tinja dari pasien ini tidak menunjukkan adanya kandida dalam jumlah besar. Bila jelas terjadi kandidiasis intestinal maka perlu diberikan nistatin atau amfoterisin B per oral.</span></span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Kolitis Pseudomembranosa</i></span></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.79in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping ini dapat terjadi tetapi tidak sesering pada penggunaan linkomisin. Pada keadaan ini terjadi nekrosis pada saluran cerna. Jumlah stafilokokus dalam tinja tidak bertambah. Diare yang terjadi sangat hebat, di sertai demam dan terdapat jaringan mukosa yang nekrotik dalam tinja.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.79in; text-indent: 0.28in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk memperkecil kemungkinan timbulnya efek samping golongan tetrasiklin maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam memberikan terapi dengan antibiotic ini yaitu :</span></span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hendaknya tidak diberikan pada wanita hamil</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bila tidak ada indikasi yang kuat, jangan diberikan pada anak-anak</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hanya doksisiklin yang boleh diberikan kepada pasien gagal ginjal</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hindarkan sedapat mungkin pemakaian untuk tujuan profilaksis</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sisa obat yang tidak terpakai hendaknya segera dibuang</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Jangan diberikan pada pasien yang hiper sensitive terhadap obat ini.</span></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol><ol start="6"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan dan Posologi</b></span></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.27in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk pemberian oral, tetrasiklin tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Untuk pemberian parenteral tersedia bentuk larutan obat suntik (oksitetrasiklin) atau bubuk yang harus dilarutkan lebih dahulu ( tetrasiklin HCl, tigesiklin, doksisiklin, minosiklin ). Posologi golongan tetrasiklin dapat dilihat pada tabel 43 – 1 berikut ini :</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 100%; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tabel 43-1. Sediaan dan Posologi Golongan Tetrasiklin</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <dl><dd> <table width="575" border="0" cellpadding="7" cellspacing="0"> <col width="95"> <col width="252"> <col width="186"> <tbody><tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Derivat</b></span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sediaan</b></span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Dosis untuk orang dewasa</b></span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul / tablet 250 dan 500 mg</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bubuk obat suntik IM 100 dan 200 mg/vial</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bubuk obat suntik IV 250 dan 500 mg/vial</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Saleb kulit 3 %</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Saleb / obat tetes mata 1 %</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">(tetrasiklin HCl dan tetrasiklin kompleks fosfat untuk oral tersedia dengan ukuran yang sama)</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oral, 4 x 250 – 500 mg/hari</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Parenteral, 300 IM mg sehari yang dibagi dalam 2-3 dosis, dosis atau 250 – 5000 mg IV diulang 2 – 4 kali sehari.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Parenteral untuk pemberian IB 15-25 mg/kgBB/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2-3 dosis dan IV 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="widows: 2; orphans: 2;"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klortetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul 250 mg</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Salep kulit 3 %</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Salep mata 1 %</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Lihat tetrasiklin</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="widows: 2; orphans: 2;"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oksitetrasiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul 250 mg dan 500 mg</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Larutan obat suntik IB 250 dan 100 mg/ampul 2 mL dan 500 mg/vial 10 mL</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bubuk obat suntik IV 250 mg</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Salep Kulit 3 %</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Salep Mata 1 %</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oral, 4 kali 250-500 mg/hari</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Parenteral, 100 mg IM, diulangi 2-3 sehari 500-1000 mg/hari IV ( 250 mg bubuk dilarutkan dalam 100 mL larutan garam faal atau dekstrosa 5 %)</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Parenteral, 15-25 mg/kgBB/hari, IM dibagi dalam 2 dosis dan 10-20 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis.</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Demeklosiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul atau tablet 150 dan 300 mg </span></span></span> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sirup 75 mg/5 mL.</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oral, 4 kali 150 mg atau 2 kali 300 mg / hari</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Doksisiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul atau tablet 100 mg, tablet 50 mg</span></span></span></p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sirup 10 mg / mL.</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oral, dosis awal 200 mg, selanjutnya 100-200 mg/hari</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Minosiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kapsul 100 mg</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Oral, dosis awal 200 mg, dilanjutkan 2 kali sehari 100 mg/hari</span></span></span></p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="95"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tigesiklin</span></span></span></p> </td> <td width="252"> <p style="margin-bottom: 0in; widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Vial 50 mg atau vial 100 mg</span></span></span></p> </td> <td width="186"> <p style="widows: 2; orphans: 2;" align="CENTER"><span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infus 100 mg IV dalam waktu 30-60 menit. Dosis pemeliharaan 50 mg/12 jam selama 5 – 14 hari.</span></span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> </dd></dl> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat menurut klasifikasi Child Pugh C Tigesiklin diberikan dosis muat yang sama namun dosis pemeliharaannya dikurangi menjadi 25 mg tiap 12 jam. Pengurangan dosis tidak diperlukan bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan pasien berusia lanjut.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY"> <span style="color:#000000;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tigesiklin tersedia dalam vial yang mengandung 50 dan 100 mg yang harus di rekonstitusi dengan larutan garam faal atau dekstrosa 5 % untuk mendapat larutan tigesiklin yang berkadar 10 mg/mL. Larutan dalam vial ini segera diencerkan lagi dalam 100 mL pelarut yang sama dalam kantong untuk infus. Larutan infuse ini stabil pada suhu kamar selama 6 jam atau pada suhu 2° - 8°C sel;ama 24 jam.</span></span></span></p> <p style="margin-left: 0.26in; text-indent: 0.26in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%; widows: 2; orphans: 2;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ol start="5" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>PENISILIN</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>a. Sejarah dan Sumber</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisilin diperoleh dari jamur </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Penicillium</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>chrysogenum</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">; dari berbagai macam jenis yang dihasilkan,perbedaannya hanya terletak pada gugusan samping R saja.Benzilpenisilin yang paling aktif.sefalosprin diperternyata paling aktif.Kedua kelompok antibiotika memiliki rumus bangun serupa,keduanya memiliki cincin beta-laktam dengan rumus dasar yang tertera di halaman berikut.cicin ini merupakan syarat mutlak untuk khasiatnya.jika cicin ini di buka misalnya oleh enzim beta-laktamase (penisilinase atau sefalosporinase 0maka zat menjadi inaktif </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>b. Mekanisme Kerja</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dinding kuman terddiri dari suatu jaringan peptidoglikan yaitu polimer dasri senyawa amino dan gula yang saling terikat dengan yang lain dan dengan demikian memberikan kekuatan yang mekanis pada dinding.Peniosilin dan sefalosprin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein.bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis.maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah.Dinding sel manusia dan hewan tidak terdiri dafri murein,maka antibiotika ini tidak toksis untuk manusia.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>c. Indikasi Penggunaan </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Indikasi masing-masing penisilin dapat berbeda satu dengan yang lain karena adanya perbedaan dalam berbagai sifat.dalam menentuukan berbagai macam jenis penisilin perlu diperhatikan factor-faktor berikut potensi,spectrum antimikroba ketahanannya terhadap asam,adanya penilinase dan sifat farmakokinetik.pedoman umum dalam memilih jenis penisilin adalah sebagai berikut;</span></span></p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1. Untuk mikroba yang sensitive terhadap penisilin khususnya yang gram positif,penisilin G memiliki potensi yang baik.Indikasi penisilin V dan fenitsilin pad umumnay sama dengan penisillin G.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2. Ampisilin dan amoksilin umumnya digunakan untuk infeksi E.coli Da P.Mirabilis,Terhadap kuman gram positif bukan pengahsil penisilinase golonagan obat ini kurang efektif daripada penisiline G Kabernisilin dan penisilin antipseudomonas lainnya umunya hanya digunakan untuk infeksi. P.aeruginosa dan proteus indol positif </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3. penisilin tahan asam umumnya efektif bila di berikan oral </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">4. Penisiine yang tahan terhadap penisilinase hanya di gunakan untuk infeksi oleh stafilokokus dan penisilinase </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">5. Sifat farmakokinetik perlu diperhatikan untuk dapat mengendalikan kadar masing-masing penisiline dalam darah sehingga efektifitasnya terjamin.untuk menjelaskan hal itu perlu di gunakan contoh-contoh berikut : penisiline g yang larut dalam air (Kristal na-panisiline G )bila diberikan Im akan cepat mengahasilkan kadar obat yang lebih tinggi dalam darah di banding seiaan penisilne repositer.Kadar ampisilin dalam CSS pasien meningitis,H,Influenza turun cukup besar setelah hari ketiga pengobatan karena penurunan pearmebilitas meningen akibat perbaikan yang diperoleh dengan pengobatan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>d. Penggolongan </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisiline dapat dibagi dalam beberapa jenis menutur aktivitas dan resisitensinya terhadap laktamase sebagai berikut:</span></span></p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">a. Zat-zat spectrum sempit benzilpenisilne,penisilin-V,dan fenitisiline.Zat-zat ini terutama aktif terhadap kuman gram positif dan diuraikan oleh penisilinase </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">b. Zat-zat tahan laktamase metisiline,kloksasiline.Zat ini hanya aktif terhadap stafilokok dan streptokok.Asam klavulanat,sulbaktam dan tazaboktam memblokir lakmase dan dengan demikian menjamin aktifitas penisiline yang diberikan bersamaan; </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">c. Gram positif dan sejumlah kuman gram negative,keculai antara lain pseudomonas Klebsieela dan B fragilis tidak tahan laktamase maka sering digunakan terkombinasi dengan suatu laktamase bloker</span></span></p> <p style="margin-left: 0.1in; text-indent: -0.1in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">d. Zat-zat antipesudomonas tikarsiline fdan piperasiline.Antibiotika spectrum luas ini meliputi lebih banyak kuman gram negative,termasuk pseudomonas ,Proteus,klbesiella,dan bacteroides fragilis.mtiodak tahan laktamase-blocker.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>e. Efek samping </b></span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Yang terpenting adalah reaksi alergi karena hipersensitisasi yang jarang sekali dapat menimbulkan shock anfilaktis (dan kematian) .Pada prokail-benzilpenisiline diduga prokain yang memegang peranan pada hipersensitisasi tersebut.pada penisiline broad spectrum agak sering terjadi gangguan lambung usus (diare,mual muntah,dan lain-lain).pada dosis amat tinggi dapat terjadi reaksi nefrotoksis dan neurotoksis.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>f. Farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi penisilin G mudah rusak dalam suasana asam (pH 2 ).Cairan lambung dengan pH 4 tidak terlalu merusak penisiline.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bila dibandingkan dengan dosis oral terhadap IM,maka untuk mendapatkan kadar efektif dalam darah,dosis penisilin G oral haruslah 4 sampai 5 kali lebih besar daripada dosis IM.Oleh karena itu penisilin G tidak dianjurkan di berikan oral.jumlah ampisilin dan senyawa sejenisnya yang diabsorbsi pada pemebrian oral dipengarhi besarnya dosiss dan ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.dengan dosis lebih kecil presentase yang diabsorbsi relative besar.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi ampisilin oral tidak lebih baik cdaripada penisilin v atau fenetsiline.danya makanan dalam aluran cerna akan menghambat absorbs obat.Perbedaan absorbs oabat ampisilin dan bentuk trihidrat dan bentuk anhidrat tidak memberikan perbedaan bermakna pada penggunaan klinik.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorbsi amoksilin disaluran cerna jauh lebih baik daripada ampisilin.dengan dosis orak yang sama,amoksilin mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira-kira 2 kali lebih besar daripada yang dicapai ampisilin,sedang masa paruh eliminasi kedua obat ini hamper sama.penyerapan ampisilin terhambat oleh adanya makan dilambung,sedang amoksilin tidak.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Distribusi penisilin G didistribusi luas didalam tubuh.kadar obat yang memadai dapat tercapai dalam hati,empedu ginjal usus,limfe dan semen,tetapi dalam css sukar di capai.Bila meningen dalam keadaan normal,sukar sekali dicapai kadar 0,5 IU/mL dalam css walaupun kadar plasmanya 50 IU/mL.adanya radang meningen lebih memudahkan penetrasi penisilin G ke CSS tetapi tercapai tidaknya kad</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Efektif tetapi tidaknya kadar efektif sukar diramalakan.Pemberian intertekal jarang dikerjakan karena resiko yang lebih tingi dan efektifitasnya tidak lebih memuaskan.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Distribusi amoksilin secara garis besar sama dengan ampisilin.Kebernisilan pad aumumnya memperlihatkan sifat distribusi yang sama dengan penisilin lainnya termasuk distribusi ke dalam empedu dan dapat mencapai CSS pada meningitis.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bio transformasi dan eksresi.Biotransformasi penisilin umunya dilakukanoleh mikroba berdasarkan pengaruh enzim penisilinase dan amidase.Proses biotransformasi oleh hospes toidak bermakna.akibat pengaruh penisilinase terjadi pemecahan cincin berlaktan dengan kehilangan seluruk aktivitas antimikroba.amidase memecah rantai samping,dengan ekibat penurunan potensi antimikroba.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisilin umumnya disekresi melalui peoses sekresi di tubli ginjal yang dapat dihambat oeh proben esid.masa paruh eliminasi penisilin dalam darah diperpanjang oleh probenesid,bebrapa obat juga lain juga meningkatkan masa paruh eliminasi penisilin dalam darah antara lain fenibutazon,sulfinpirazon,asetosal,dan indometasin.Kegagalan fungsi ginjal sangat memperlambat eksresi penisilin.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>g. Sediaan dan Pasologi </b></span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisilin biasanya digunakn secara parental.sediaan terdapat daalam bentuk penisilin G larut iar dan lepas lambat untuk suntikan IM.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penislin V (fenoksimitel penislin ) ;tersedia sebagai garam kalium,dalam bentuk tablet 250 mg dan 625 mg sirup 125 mg/5 mL.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisilin isoksazoil terdapat berbagai sediaan oral ( garam natrium dalam bentuk tablet),kapsul 125 mg/250 mg,500 mg suspense 62,5 mg.Untuk pemberian parentedral adalah garam natrium dalam vial 250 mg ,500mg,dan 1 gram.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Ampisilin untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk tabelet atau kapsul sebagai ampisilin trihidrat atau ampisilin anhidrat 125mg,500 mg/5 mL.Selain itu ampisilin tersedia untuk jenis suntikan.dosis ampisilin tergantung dari beratnya penyakit ,fungsi ginjal,dan umur pasien.garis besar penentuan dosis ialah sbb dewasa penyakit ringan sampai sedang di berikan 2-4 g sehari,dibagi un tuk 4 kali pemberian untuk penyakit berat sebaiknay diberikan preparat parental sebanyak,4-8 g sehari.Pada meningitis bahkan dibutuhkan dosis lebih tinggi lagi.Untuk anak berat badan dengan berta kurang dari 20 kg diberikan peroral.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Amoksisilin diberikan sebagai kapsul atau tablet 125,250,500,mg sirup 125 mg/5 mL.Dosis sehari dapat diberikan lebih kecil dariipada ampiusilin karena absorbsinya lebih baik daripada ampisilin.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Karbenisilin tersedia untuk suntikan sebagai garam natrium sebagai vial 1,2,5 dan 10 gram.Pada infeksi berat dosis fdewasa berkisar 25-30 g sehari.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sulbenisilin untuk suntikan tersedia dala vial 1 g.dosis yang dianjurkan ialah dewasa 2-4 g sehari.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tikarsilin suatu karbonpeniksilin yang tidak di absorbs melalui saluran cerna,sehingga harus diberikan secara parenteral (IV dan IM ).Spektrum aktivitas antibakterinya terhadap bakteri gram negative lebih luas darik aminopenisilin.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aziosilin,meziosilin,piperasilin.Obat-obat ini tergolong uroidopenisilin ;yang diindikasikan untuk infeksi berat /oleh kuman gram negative,termasuk diantaranya P.aeruginosa ,proteus indol positif dan enterobacter.ketganya lebih paten daripada karbonisilin terhadap kuman.</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>h. Jenis- Jenis Penisilin</b></span></span></p> <table width="247" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="245"> <tbody><tr> <td width="245"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=523&drug_name=Amoxicillin"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Amoxicillin</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> </tbody></table> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <table width="619" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="617"> <tbody><tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=621&drug_name=Ampicillin%20125%20mg/5ml"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Ampicillin 125 mg/5ml</u></span></span></a></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Ampisilina digunakan untuk pengobatan : </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi kulit dan jaringan kulit. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Septikemia, meningitis.</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=580&drug_name=Ampicillin%20500%20mg"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Ampicillin 500 mg</u></span></span></a></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=679&drug_name=Binotal"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Binotal</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran kemih, saluran pencernaan, bakterial otitis media.</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >PT Bayer Indonesia</span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p style="text-indent: 1.15in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=581&drug_name=Cefadroxil%20500%20mg"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Cefadroxil 500 mg</u></span></span></a></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti: </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >- Infeksi kulit dan jaringan lunak. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >- Infeksi saluran kemih dan kelamin. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >- Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=755&drug_name=Cefixime%20Kapsul"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Cefixime Kapsul</u></span></span></a></p> </li></ul> <p style="text-indent: 0.46in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan antara lain: </span></span> </p> <ul><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Otitis media disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase positif) dan Streptococcus pyogenes.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain beta-laktamase positif dan negatif).</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >PT Dexa Medica</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <table width="619" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="617"> <tbody><tr> <td width="617"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=756&drug_name=Cefixime%20Sirup"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Cefixime Sirup</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p style="text-indent: 0.49in;" align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan antara lain: </span></span> </p> </td> </tr> </tbody></table> <ol><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Otitis media yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase positif dan negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (sebagian besar adalah ?-laktamase positif) dan Streptococcus pyogenes.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.07in; margin-bottom: 0.07in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase positif</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <table width="619" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="617"> <tbody><tr> <td width="617"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=748&drug_name=Ceftazidime"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Ceftazidime</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <ul><li><p><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain: </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi umum: </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >septicaemia; bacteriaemia; peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br />
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran pernapasan bagian bawah : </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema; bronciectasis yang terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada penderita cystic fibrosis. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br />
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi saluran kemih : </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br />
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi jaringan lunak dan kulit : </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >celullitis; erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang terinfeksi; ulkus pada kulit </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br />
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi tulang dan sendi : </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >infeksi abdominal dan bilier </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >cholangitis, cholecystitis; peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br />
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Dialysis </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >
<br /></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan peritoneal dan CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis).</span></span></p> </li></ul> </td> </tr> </tbody></table> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <table width="619" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="617"> <tbody><tr> <td width="617"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=626&drug_name=Gentamicin"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Gentamicin</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p style="text-indent: 0.49in;" align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Untuk pengobatan infeksi kulit primer maupun sekunder seperti impetigo kontagiosa, ektima, furunkulosis. pioderma, psoriasis dan macam-macam dermatitis lainnya.</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >PT Indofarma</span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <table width="619" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="617"> <tbody><tr> <td width="617"> <ul><li><p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/FindDrugExt.php?id=528&drug_name=Griseofulvin"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Griseofulvin</u></span></span></a></p> </li></ul> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p style="text-indent: 0.49in;" align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Untuk pengobatan infeksi jamur (ring-worm) pada kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton.</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="617"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >PT Indofarma</span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p style="margin-bottom: 0.17in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >Berikut informasi-informasi kesehatan terkait dengan </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><b>Penisilin</b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" >:</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/InfoHangat.php?news_id=630&mod=news"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Mengenal Simbol Kemasan Obat</u></span></span></a></p> <p style="text-indent: 0.49in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Huruf K di dalamnya br Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik seperti tetrasiklin </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penisilin</b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> obat-obatan yang mengandung hormon obat penenang dan lain-lain Obat jenis ini tidak bisa sembarang ...</span></span></p> <table width="4369" border="0" cellpadding="7" cellspacing="0"> <col width="4355"> <thead> <tr> <td width="4355"> <p align="JUSTIFY"><a href="http://www.dechacare.com/InfoHangat.php?news_id=358&mod=news"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><u>Alergi dan Penyebabnya</u></span></span></a></p> </td> </tr> </thead> <tbody> <tr> <td width="4355"> <p style="text-indent: 0.48in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Alergi Serbuk tanaman jenis rumput tertentu jenis pohon yang berkulit halus dan tipis serbuk spora </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penisilin</b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> seafood telur kacang panjang kacang tanah kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya susu jagung dan ...</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="4355"> <ol start="6" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>SEFALOSPORIN</b></span></span></p> </li></ol> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia dan Klasifikasi</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin berasal dari fungsi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Cephalosporium acremonium </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang diidolasi pada tahun 1948 oleh Brotzu. Inti dasar sefalosporin C ialah asam 7-amino sefalosporanat ( 7-ACA : 7-aminocephalosporanicacid) yang merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan cincin betalaktam. Sefalosporin C resistwen terhadap penisilinase, tetapi di rusak oleh se falosporinase.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hindrolisis asam sefalosporin C menghasailkan 7-ACA yang kemudian dapat dikembangkan menjadi berbagai macam antibiotic sefalosporin. Sefalosporin dibagi menjadi 4 genrasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya yang secara tidak langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya. Dewasa ini sefalosporin yang lazim digunakan dalam pengobatan telah mencapai generasi keempat.</span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Aktivitas Antimikroba</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin aktif terhadap kuman Gram positif maupun Gram negative, tetapi spectrum sntimikroba masing-masing derivate bervariasi.</span></span></p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin Generasi Pertama (SG 1)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin generasi pertama memperlihatkan spectrum antimikroba yang terutama katif terhadap kuman gram positif. Keunggulannya dari penisilin ialah aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap sebagian besar S. viridians dan S. pneumonie. Bakteri gram positif yang juga sensitive ialah S. anaerob, </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Closstrudum perfinges</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Listeria monocytogenes</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Corynebactrium diphteriae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aktivitas antimikroba berbagai jenis safolosporin generasi pertama sama satu dengan yang lain, hanya sefalosporin sedikit lebih aktif terhadap S. aureus.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mikroba yang resisten atnra lain ialah strain S. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> resisten metilisin, S. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>epidermidis </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan S. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>faecalis.</i></span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin Generasi Kedua (SG 11)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan ini kurang aktif terhadap bakteri gram positif dibandingkan dengan generasi pertama, tetepi lebih aktif terhadap kuman gram negative : misalnya </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>H.influenzae, P.mirabilis, E. coli dan Klebsiella. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>P.aeruginaso</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan entrokokus golongan ini tidak efektif. Untuk infeksi saluran empedu golongan ini tidak di anjurkan karena dikhawatirkan entrokokus termasuk salah satu penyebab infeksi. Sefaksitin aktif terhadap kuman anaerob.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin Generasi Ketiga (SG III)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan ini umumnya kurang aktif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kokus gram positif, tetapi jauh lebih aktif terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Enterobacteriaceae,</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> termasuk strain penghasil penisilinase. Seftazidim dan sefoperazon aktif terhadap P.aeruginosa.</span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin Generasi Keempat (SG IV)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotika golongan ini ( misalnya sefepim,sefpirom) mempunyai spectrum aktivitas lebih luas dari generasi ketiga dan lebih stabil terhadap hidrolisis oleh betalaktamase. Antibiotic tersebut dapat berguna untuk mengatasi infeksi kuman yang resisten terhadap generasi ketiga.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Sifat Umum</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.06in; text-indent: 0.42in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dari sifat farmakokinetik sefalosporin dibedakan dalam 2 golongan. Sefaleksin, sefradin, sefaklor, sefadroksil, lorakarbef, sefprozil, sefiksim, sefpodosim proksetil, seftibuten dan sefuroksin aksetil yang dapat diberikan per oral karena reabsorbsi melalui saluran cerna. Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara IV karena menyebabkan iritasi local dan nyeri pada pemberian IM.</span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.06in; text-indent: 0.42in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi, gejalanya mirip dengan reaksi alergi yang ditimbulkan oleh penisilin. Reaksi mendadak yaitu anafilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi. Sefalosporin bersifat nefrotoksik, meskipun jauh lebih ringan dibandingkan dengan aminoglikosida dan polimiksin. Nekrosis ginjal dapar tejadi pada pemberian sefaloridin 4 g/hari.</span></span></p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Indikasi Klinik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.06in; text-indent: 0.42in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalosporin generasio I sangat baik untuk mengatasi infeksi kulit dan jaringan lunak oleh S. aureus dan S. pyogenes. Obat ini juga sangat efektif untuk mengatasi infeksi oleh K. pneumonia. Sefalosporin generasi II umunya sudah digeser oleh SG III untuk mengatasi berbagai infeksi.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.06in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sefalospori generasi III tunggal atau dalam kombinasi dengan aminoglikosida merupakan obat pilihan utama untuk infeksi berat oleh Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Povedencia, Serratia dan Haemophilus spesies. Sefalospirin generasi IV diindikasikan untuk terapi emperik infeksi nosokomial yang diantisipasi disebabkan oleh bakteri yang memproduksi betalaktamase denganspektrum diperluas.</span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Monografi</b></span></span></p> </li></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFALOSPORIN GENERASI PERTAMA</span></span></p> </li></ul> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFALOTIN</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFAZOLIN</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SERADIN</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFADROKSIL</span></span></p> </li></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFALOSPORIN GENERASI KEDUA</span></span></p> </li></ul> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFAMANDOL</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFOKSITIN</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFAKLOR</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFUROKSIN</span></span></p> </li></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFALOSPORIN GENERASI KETIGA</span></span></p> </li></ul> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFOTAKSIM</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">MOKSALAKTAM</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SETRIAKSON</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFOPERAZON</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFTAZIDIM</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">SEFIKSIM.</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="CENTER">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>ANTIBIOTIKA BELATAKAM LAINNYA</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Dewasa ini telah dikembangkan antibiotika belatakam lain yang tidak tergolong penisilin maupun sefalosporin.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>KARBAPENEM</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.58in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Karbapenem merupakan belatakam yang struktur kimianya berbeda dengan penisilin dan sefalosporin. Golongan obat ini mempunyai spektrum aktivitas yang lebih luas.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>IMIPENEM</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Obat ini di pasarkan dalam kombinasi dengan silastatin agar imipenem tidak didegradasi oleh enzim dipeptidase di tubulu ginjal.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Imipenem, suatu turunan tienamisin, merupakan karbapenem pertama yang digunakan dalam pengobatan. Tienamisin diproduksi oleh </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Strepto myces cattleya. </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Imipanem mengandung cincin belatakan dan cincin lima segi tanpa atom sulfur. Oleh enzim dehidropeptidase yang terdapat pada </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>brush border </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">tubuli ginjal. Obat ini dimetabolisme menjadi metabolit yang nefrotoksik. Hanya sedikit yang terdeteksi dalam bentuk asal di urin. </span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Silastatin, penghambat dehidropeptidase-1, tidak beraktivitas anti bakteri. Bila diberikan bersama imipenem dalam perbandingan sama, silastatin akan meningkatkan kadar imipenem aktif dalam urin dan mencegah efek toksiknya terhadap ginjal.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>MEKANISME KERJA DAN SPEKTRUM ANTIBAKTERI</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Imipenem mengikat PBP2 dan menghambat sintesis dinding sel kuman. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>In vitro </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">obat ini berspektrum sangat luas, termasuk kuman garm positif dan gram negatif, baik yang aerobik maupun anaerobik; imepenem beraktivitas bakterisid. Betalaktamase baik yang diperantai </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>plasmid maupun kromosom. </b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Imipenem </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>in vitro</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> sangat aktif terhadap kokus gram positif, termasuk stafilikok, streptokok, pneumokokdan E. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>faecalis </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">serta kuman penghasil betalakamase umumnya. Tetapi obat ini tidak aktif terhadap stafilokok resisten metisilin atau galur yang uji koagulasinya negatif. Imipenem aktif terhadap sebagian besar </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Enterobacteriaceae. </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Potensinya sebanding dengan aztreonam dan sefalosporin generasi ketiga. Selain itu spektrumnya meluas mencakup kuman yang resisyen penisilin, aminoglikosida dan sefalosporin generasi ketiga. Imipenem juga sangat aktif terhadap meningokok, gonokokus dan</span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i> H. </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> influenza termasuk yang memproduksi betalaktamase. Terhadap </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Acinetobakter </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">dan P. Aeruginosa aktivitasnya sebanding dengan seftazdimin. Terhadap kuman anaerob aktivitasnya sebandimg dengan klindamisin dan metronidazole, tetapi terhadap </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Clostridium difficile </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">tidak aktif. Terhadap sebagian besar kuman yang sensitif terhadapnya , imipenem memperlihatkan efek pasca antibiotik.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Indikasi</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Imipenem/ silastatin digunakan untuk pengobatan infeksi berat oleh kuman yang sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik lain, misalnya infeksi saluran napas bawah, intra abdominal, obsteri-ginekologi, osteomielitis dan endokarditis oleh S. </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>aureus.</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Untuk infeksi berat oleh</span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i> P.</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> aeruginosa dianjurkan agar dikombinasikan dengan aminoglikosida, karena berefek sinergistik.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Efek samping</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Efek samping yang paling sering dari imipenem adalah mual, muntah, kemerahan kulit dan reaksi lokal pada tempat infus. Kejang dilaporkan terjadi pada 0,9% dari 1.754 pasien yang mendapat obat tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut obat ini dikontrainidikasi pada pasien yang berisiko tinggi untuk menderita kejang. Bila diberikan bersama siklosporin sebaiknya hati-hati, karena keduanya dapat mengganggu susunan s saraf pusat.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Farmakokinetik</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Imipenem maupun silastatin tidak diabsorbsi melalui saluran cerna, sehingga haris diberikan secara suntikan. Setelah pemberian masing-masing 1g imipenem/silastatin secara infus 30 menit, kadar puncak rata-rata dapat mencapai 52 dan 65μg/ml. enam jam kemudian kadar menurun sampi 1μg/ml. kadar puncak imipenem dalam plasma (10 dan 12/ml) dicapai dalam 2 jam. Kadar puncak silastatin 24 dan 33 μg/ml yang dicapai 1 jam sesudah pemberian. Kira-kira 20 % imipenem dan 40% silastatin terkait protein plasma. Distribusi obat ini merata keberbagai jaringan dan cairan tubuh. Pada meningitis pemberian 1g obat ini tiap 6 jam, akan mencapai kadar garam cairan otak setinggi 0,5 dan 11μg/ml. kadar imipenem dalam empedu umumnya rendah. Obat ini diekskresi melalui filtrasi glomelurus dan sekresi tubuli ginjal.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Bila diberikan bersama silastatin, kurang lebih 70% dari dosis imipenem diekskresi diurin dalam bentuk asal 10 jam sesudah pemberian, sisanya dimetabolisme, metabolit utama sebanyak kurang lebih 12% dari dosis terdapat diurin sebagai N-asetil silastatin. Ekskresi imipenem maupun silastatin melalui tinja hanya sekitar 1 %.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="sv-SE">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Waktu paruh imipenem dan silastatin kurang lebih 1 jam pada orang deawasa. Pada kelaianan fungsi ginjal waktu paruh imipenem dapat mencapai 3,5 sampai 4 jam dan silastatin sampai 16 jam sehingga perlu penyesuaian dosis.pada hemodialisis waktu paruh imipenem 2,5 jam dan silastatin 3,8 jam sehingga sesudah dialisis perlu dosis suplemen.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>MEROPENEM</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b> </b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Meropenem suatu derivat dimetilkarbamoil pirolidinil dari tienamisin.berbeda dengan imipinem,obat ini tidak di rusak oleh enzim dipeptidase di tibuli ginjal,sehingga tidak perlu di kombinasikan dengan silastatin.secara umum efek toksiknya sama dengan imipinem,hanya obat ini di laporkan kurang menyebabkan kejang.spektrum aktivitas </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>in vitro</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> dan efek kliniknya sebanding dengan imipinem.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>MONOBAKTAM</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Monobaktan merupakan suatu senyawa betalaktam monosiklik,dengan inti dasar berupa cincin tunggal,asam-3 aminobaktamat’</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Struktur ini berbeda dengan struktur kimia golongan antibiotika betalaktam terdahulu misalnya penisilin,sefalosporin,karbapenem,berinti dasar cincin ganda.</span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Monobaktan pada awalnya diisolasi dari kuman a.I </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Gluconocabacter,Acetobacter,chromobacterium,</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> tetapi aktivitas antibakterinya sangat lemah kemudian di kembangkan monobaktam sintelik,yaitu Aztreonam,dengan menambahkan suatu oksin-aminoteazol sebagai rantai samping di tambah gugus karboksil pada posisi 3 dan satu gugus alfa-metil pada posisi 4.perubahan struktur tersebut sangat meningkatkan stabilitas aztreonam terhadap berbagai batalaktamase dan aktivitas antibakterinya terhadap kuman Gram-negatif aerobik,termasuk </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Pseudomonas aeruginosa</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> </span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>AZTREONAM</b></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b> </b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Aztreonam merupakan derivat monobaktam pertama</span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b> </b></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">yang terbukti bermanfaat secara klinis. </span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><b>Mekanisme kerja</b></span></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Aztreonam bekeraja dengan menghambat sintesis dinding sel kuman,seperti antibiotika betelaktam lain.antibiotik ini dengan mudah menembus dinding dan membran sel kuman Gram-negatif earobik,dan kemudian mengikuti erat </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>penicilin-binding-profein </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">3(=PBP 3).pengaruh interaksi tersebut pada kuman ialah terjadi perubahan bentuk filamen,pembelahan sel terhambat dan mati.Kadar bunuh minimal aztreonam terhadap kuman yang peka tidak banyak berbeda dengan KHMnya.Aztreonam tidak aktif terhadap kuman Gram-positif dan kuman anaerob.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Aztreonam hanya aktif terhadap kuman Gram-negatif aerob termasuk </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Haemophilis influinzae</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> dan meningokok yang menghasilkan betalaktamatase.terhadap </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Enterobacteriaceae,</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">termasuk yang resisten terhadap penisilin,sefalosporin generasi satu dan aminoglikosida,potensinya sebanding dengan sefalosporin generasi ketiga.Terhadap berbagai strain </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Pseudomonas aeruginosa,</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">aztreonam sangat aktif,tetapi seftazidim sedikit labih poten.obat ini tidak aktif terhadap spesis </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>Acinetobacter,Xantomonas malthophilia,Achromobacter xyloxidans,spesis Alcaligenes dan legionella pneumophilia.</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">Aztreonam tahan terhadap betalakmatase umumnya,kecuali betalaktamatase tertentu seperti yang di hasilkan</span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i> Klebsiella oxytoca </i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE">suatu uamn yang jarang di temukan.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> Kadar puncak dalam serum darah pada pemberian 1g IM dalam waktu 60 nmenit mencapai 46μg/mL dan pada pemberian bolus IV 125μg/mL pemberian 1g aztreonam secara infus selama 30 menit,mencapai kadar puncak dalam darah 90 sampai 164μg/mL.sekitar 56% aztreonam dalam darah terikat pada protein plasma.obat ini didistribusi luas ke dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh yaitu sinovial,pleural,perikardial,peritoneal,cairan lepuh,sekresi bronkus,tulang,empedu hati,paru-paru,ginjal,otot,endometrium dan usus.kadar dalam urin tinggi selain itu kadar dalam prostat yang tidak meradang dapat mencapai sekitar 8μg/mL pemberian IM.kadar tersebut jauh lebih tinggi dari KHM </span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"><i>enterobacteriaceae</i></span></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span lang="sv-SE"> pada umunya. </span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="sv-SE">
<br /> </p> <ol start="7" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>KLORAMFENIKOL</b></span></span></p> </li></ol> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Asal Dan Kimia</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kloramfenikol meruopakan Kristal putih yang sukar larut dalam air (1; 4000) dan rasanya sangat pahit.</span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakodinamik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Efek Antimikroba</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kloramfenikolbekerja dengn menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom subunit 50 s dan menghjambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptide tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Efek toksik kloramfenikol pada system hemopoetik sel mamalia di duga berhubungan dengan mekanisme kerja obat. Spektrum antibakterinya yaitu meliputi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>d. pneumonia, s. pyogenes, Bacillus spp, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob dll.</i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Resistensi</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Meknisme resistensi terhadap klorofenikol terjadi mellui inaktivasi obat oleh asetil transferase yang di perantarai oleh factor-R. resistensi terhadap P. </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>proteus </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> Klebsiella </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">terjadi karena perubahan permeabilitas membrane yang mengurangi masuknya obat ke dalam sel bakteri.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Beberapa strain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>D. pneumonia, h.influenza, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>N. meningitides </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">bersifat resisten; </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">umumnya sensitive dan enterobacteria banyak yang telah resisten.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Setelah pemberian oral, kloramifenikol di serap dengan cepat. Kadar puncak dalam darah tercaoai dalam 2 jam. Untuk anak biasanya di berikan bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang masanya tidak pahit. Bentuk ester ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Untuk pemberian secara parental di gunakan klorofenikol suksinat yang akan di hidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Masa paruh eliminsinya pada oran dewasa kuran lebih 3 jam, pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kira-kira 50% kloramfenikol dalam drah terikat dengan albumin. Obat ini di distribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh. Termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi dengan saam glukuronat oleh enzim glukuronil transferase. Oleh karena itu waktu paruh kloramfenikol memanjang pad pasien gangguan faal hati. Sebagian kecil kloramfenikol mengalami reduksi menjadi senyawa aril-amn yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24 jam, 80-905 kloramfenikol yang diberikan aral telah di ekskrsi melalui ginjal. Dari seluruh kloramfenikol yang di ekskresi melalui urin hanya 5-10a5 dalam bentuk aktif. Sisanya terdapat dalam bentuk aktif.sisanya terdapat dalam bentuk glukuronat atau hidroliswat lain yang tudak aktif. Bentuk aktif kloramfenikol di ekskresi terutama melalui fitrat glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Pada gagal ginjal masa paruh kloramfenikol bentuk aktif tidak banyak berubah sehingg tidak di perlkan penguranga dosis. Dosis dapat dikrangi bila ditemukan gangguan fungsi pada hepar.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Interaksi</b></i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam dosis terapi, kloramfenikol menghambat biotransformasi tolbutamid, fenition, dikumarol, dan obat lain yang di metabolisme opleh enzim mikrosom hepar. Dengan demikian toksisitas pada obat-obat ini lebih tinggi bila di berikan bersama kloramfenikol. Interaksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin akan memperpendek waktu paruh dari kloramfenikol sehingga kadar obat ini dalam darah menjadi subterapeutik.</span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Penggunaan Klinik</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Banyak perbedaan pendapat mengenai indikasi penggunaan kloramfenikol, tetapi sebaiknya obat ini hanya di gunakan untuk mengobati demam tifopid dan meningitis oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>H. influenza. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Kloramfenikol di kontraindikasikn untuk neonates, pasien dengan gangguan faal hati dan yang hi[persensitif terhadapnya. Bila terpaksa diberikan untuk neonates, dosisnya jangn melebihi 25 mg/kgBB sehari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Demam Tifoid</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kloramfenikoltidak lagi menjadi pilihan utama untuk mengobati penyakit tersebut karena telah tersedia obat-obat yang lebih aman seperti siprofloksasin dan seftriakson. Walaupun demikian pemakaianny sebagai lini pertama masih dapat dibenarkan bila resistensi belum meerupakan masalah.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Untuk pengobatan demam tifoid diberikan dosis 4 kali 500 mg sehari sampai 2 minggu bebas demam. Bila terjadi relaps, biasanya dapat diatasi dengan memberikan terapi ulang. Untuk anak diberikan dosis 50-100 mg/kgBB sehari dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Suatu uji klinik di Indonesia menunjukkan bahwa terapi kloramfenikol ( 4x500 mg/hari) dan siprofloksasin (2 x 500 mg/hari) per oral untuk demam tifoid selama 7 hari tidak berbeda bermakna dalam penyembuan klinik maupun turunnya demam. Sekalpun demikian siprofloksasin lebih efektif untuk membersihkan sumsum tulang dari salmonella.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Meningitis Purulenta</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kloramfenikol efektif untuk mengobati meningitis purulenta yang disebabkan oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>H. influenza. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk terapi awal, obat ini masih digunakan bila obat-obat yang lebih aman seperti seftriakson tidak tersedia. Dianjurkan pemberian klloramfenikol bersama suntikan ampisilin sampai didapat pemeriksaan hasil kultur dan uji kepekaan, setelah itu dianjurkan dengan pemberian obat tunggal yang sesuai dengan hasil kultur.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Riketsiosis</b></i></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Terasiklin merupakan obat terpilih untuk penyakit ini. Bila oleh karena sesuatu hal tetrasiklin tidak dapat diberikan, maka dapat digunakan kloramfenikol.</span></span></p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Reaksi Hematologik</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Terdapat dalam 2 bentuk yaitu yang pertama reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang. Kelainan ini berhubunngan dengan dosis, progresif dan pullih bila pengobatan dihentikan. Kelainan darah yang terlihat ialah anemia, retikulositopenia, peningkatan </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>serum iron </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> iron binding capacity </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">serta vakuoalisasi seri eritrosit bentuk muda. Reaksi ini terlihat bila kadar kloramfeniikol dalam serum melampaui 25 mikrogram/mL. Bentuk yang kedua ialah anemia aplastik dengan pansitopenia yang ireversibel dan memiliki prognosis yang sangat buruk. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis atau lama pengobatan. Insidens berkisar antara 1:24.000-50.000. efek samping ini diduga merupakan reaksi idiosinkrasi dan mungkin disebabkan oleh adanya kelainan genetic.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Hitung sel darah yang dilakukan secara periodic dapat memberi petunjuk untuk mengurangi dosis atau menghentikan terapi. Dianjurkan untuk melakukan hitung leukosit dan hitung jenis tiap 2 hari. Pengobatan terlalu lama atau berulang kali perlu dihindarkan. Timbulnya nyeri tenggorok atau infeksi baru selama pemberian kloramfenikol mungkin merupakan petunjuk terjadinya leukopeni. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Reaksi Saluran Cerna</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Sindrom Gray</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada neonates, terutama bayi premature yang mendapat dosis tinggi (200 mg/kgBB) 2 sampai hari ke 9masa terapi, rata-rata hari ke 4. Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusu, pernapasan cepat dan tidak teratur, perut kembung, sianosis dan diare dengan ttinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat. Pada ahri berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjdi pula hepotermia. Efek toksik diduga di sebabkan oleh, sistem konjugasi oleh enzim glukuronil transfertase belum sempurna; dan kloramfenikol yang tidak terkonjugasi belum dapat diekskresi dengan baik oleh ginjal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping ini maka dosis kloramfenikol untuk bayi berumur kuran dari 1 bulan tidak booleh nelebihi 25 mg/kgBB sehari. Setelah umur ini dosis 50 mg/kgBB biasanya tidak menimbulkan efek samping tersebut di atas.</span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Interaksi Obat</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kloramfenikol adalah penghambat yang poten dari sitokrom P450 isoform CYP2C19 dan CYP3A4 pada manusia, sehingga dapat memperpanjang masa paruh eliminasi fenitoin, tulbutamid, klorporpamid, dan warfarin. </span></span> </p> <ol start="7" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Tiamfenikol</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tiamfenikol digunakan untuk indikasi yang sama dengan klooramfenikol. Selain itu juga telah diberikan untuk infeksi saluran empedu.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini diserap dengan baik pada pemberian per oral dan penetrasinya baik ke cairan serebrospinal, tlang dan sputum sehingga mencapai kadar bakterisid untuk H. influenza di sputum. Berbeda dengan obat klloramfenikol, obat ini sebagian besar di ekskresi utuh dalam urin. Oleh karena itu dosis harus dikurangi pada pasien payah ginjal.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang timbul ialah depresi sumsum tulang yang reversible dan berhubungan dengan besarnya dosis yang dibrkan. Dari pengalaman klinik yang terbatas kelihatannya obat ini jarang menimbulkan aplasia sumsum tulang. Efek samping yang sering dijumpai ialah deprei eritropoesis. Efek hematologic lainnya ialah leucopenia, trombositopenia dan peningkatan kadar </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>serum iron</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol start="8" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>AMINOGLUKOSIDA</b></span></span></p> </li></ol> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aminolukosimida adalahgolongan antibiotika bakterisidal yang dikenal toksid terhadap saraf otak VIII komponen maupun akustik dan terhadap ginjal.Antibiotika ini merupakan produk berbagai spesies streptonyces atau fungus lainnya.sejak tahun 1943 sampai sekarang berbagai derivat aminoglikosida telah dikembangkan misalnya streptomisin,neomisin kanamisin,paramomisin,gentamisin,tobramisin,amitasin,sisomisin dan netil misin.senyawa aminoglikosida dibadakan dari gugus gula amino yang terikat pada siklitol gentamisin merupakan prototip golongan aminoglukosida.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Kimia</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aminoglikosida merupakan senyawa yang terdiri dari dua atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan glikosidik.pada inti heksosa.heksosa tersebut atau aminosiklitol,ialah streptidin atau 2-deoksistreptaminberbentuk senyawa polikation yang bersifat basa kuat dan sangat polar,baik dalam bentuk basa maupun garam,bersifat mudah larut dalam air..sediaan suntikan,berupa garam sulfat sebabpaliing kurang nyeri untuk suntikan IM .</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Stabilitasnya cukup baik pada suhu kamaar teruttama dalam bentuk kering misalnya strotomisin stabil untuk paling sedikit 1 tahun.pengaruh pH terhadap aminoglikosida dibahsa dalam pembahasan aktivitas dan mekanisme kerja.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Anti Mikroba</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1). aktivitas dan mekanisme kerja</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aktivitas atibakeri, gentamisin,amikasin,trobmisin,kanamisn,netilmisin terutama tertuju pada basil gram negatif yang aerobik.aktivitas terhadap mikroganisme anaerobikgen rendah sekali.Ini dapat dijelaskan berdasarkan knyataan bahwa utuk traspor aminoglikosidik membutuhkan oksigen.aktivitas terhadap bakteri gram positif sangat terbatas.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Basil gram berbeda susepbilitasnya terhadap berbagai aminoglikosdik.miktoorganisme dinyatakan bil asensiv pertumbuhannya dihambat.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aktivitas aminoglikosidik terutama dipengaruhi oleh faktor terutama perubahan pH keadaan aerobik,nonaerobik atau keadaan hiperkapnik.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mekanisme kerja Aminoglikosidik berdifusi lewat kanal air yang dibentuk porin protein pada membran luar dalam bakteri gram negatif masuk ke ruan periplasmik.Sedangkan trranspor mlalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi.hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosidik pada pada lingkungan anaerobiksuatu abses atau urin yang bersifat hiperosmolar.Terikatnya aminoglikosidik mempercepat transpor aminoglikosidik ke dalam sel,diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma, dan disusul kerusakan sel.sdiperkirakan amino</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aminoglikosidik Bersifat bakterisidal .pengaruh aminoglikosidik mengahambat sintesis protein yang menyebabkan salah baca dalam penerjemahn mRNA,tidak menjelaskan efek letalnya yang cepat .berdasarkan kenyataan tersebut aminoglikossidik menimbulkan berbagai efek.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2). Spektrum antimikroba</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kadar pula rata-rata dala serum yang dicapai dengan pemberian dosis lazim merupakan pegangan dalam menetapkan mikroba tertentu terhadap antimikroba untuk penerapan diklinik.kepekaan terhadap suatu jalur mikroba terhadap aminoglikosid mudah berubah biasanya menurun setelah terjadi kontak aminoglikosidik.kejdian ini jelas akan menyebabkan perubahan dalam spektrum antimikroba akibat berkembangnya resistensi .</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spekrum aminoglikosid pada umumnya lebih luas daripada streptomasin.beberapa perbedaan kecil dapat menimbulkan implikasi klinik antar lain dalam hal spektrum antimikroba.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3). Resistensi</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan streptomisin secara kronik misalnya pada terapi tuberkolosis atau endokardiak bakterial subakut.sifat resiistensi terhadap streptomisin mudah diperlihatkan dengan melakukan bebrapa tahap pembiakan ulan sutu mikroba dalam media yang mengandung streptomisin.resistensi terhadap streptomisin dapat terjadi sedangakan reistensi tehadap aminoglikosidk lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.38in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mekanisme resistensi bakteri terhadap aminoglikosid perlu diketahui untuk dimengerti spektrum antimikroba lainnya .bakteri dapat resisten terhadap aminoglikosid karena kegagalan penetrasi kedala kuman,renahnya afinistas obat pada ribosom atau inaktivasi obat oleh enzim kuman.hal tersebut merupakan mekanisme terpenting menjelaskan resistensi didapat melalui aminoglikosid dalam klinik.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.38in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">4).Farmakokinetik </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aminoglikosidik dalam bentuk garam sulfat yang diberikan IM baik sekali absorbsinya.kadar puncakanya dapat tercapai dalam waktu rata-rata ½ sampai 2 jam.Streptomisin didalam darah hampir seluruhnya terdapat didalam plasma dan hanya sekali yang masuk kedalam eritrosit atau makrofag.sifat polarnya merupakan aminoglikosid yang sukar masuk sel.sdifusi ke cairan pleura dan sinovium lambat tetapi mencapai keseimbbangan dengan kadar plasma setelah setelah pemberian berulang.distribusi aminoglikosidik ke dalam cairan otak pada menigen normal sangat terbatas.berdasarkan hal tersebut aminoslikosid dianggap tidak berguna untuk mengatasi meningitis.Eksresi aminoglikosid berlangsung melalui ginjal terutama dengan filtrasi gromelurus.penggunanaan tobramisin bersama dengan probenesid pada pria usia lanjut tidak mempengaruhi bersihan ginjjal total untuk tobramisin.keadaan ini sama dengan streptomisin dan menunjukan bahwa eksresi berlangsung hanya dengan filtrasi glomerulussedangkan sekresi tubular tidak berperan.hal i8n dapat disimpulkan berdasrkan bersihan ginjal untuk amikasin yang lebih kcil daripada untuk kreatinin masing-maisng 83 mL/min 120 mL/min.bersihan kinamisin dan streptomisin juga demikian</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Streptomisin dan gentamisin dapat disekresi dalam jumlah lebih besar melalui empedu sehingga kadarnya cukup tinngi.Streptomisin dosis tinggi mengahsilkan kadar dalam empedu setinggi 10-20/mL.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">5). Efek Samping </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping oleh aminoglikosid dalam garis besarnya dapat dibagi dalam tiga keloompok </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1 alergi</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2.reaksi iritasi dengan toksik</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3.Perubahan biologik.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Secara umum potensi aminogllikosid untuk menyebabkan alrgi rendah Rash,demam,diskrasia darah,angioedema,dermatitis eksfoliatif,stanfilaksis.omatitis,efek toksi pada aminoglikosid pada saraf otak N.VIII menggenai komponen vestibular maupun akustik.setiap aminoglikosid dapat berpotensi menyebabkan dua efek toksik tersebut tetapi dalam derajat yang berbeda.streptimisin dan gentamisin lebih mempengaruhi komponen vestibular sebaliknya neomisin,kinamisin,amikasin dan hidrokstreptomisin lebih mempengaruhi komponen akustik.otoksitas aminoglikosid .otoksitas aminooglikosidditingkatkan oleh berbagai faktor atar lain besarnnya dosis,adanya gangguan faal ginjal,usia tua,penggunaan oobat ototoksik lain pemberrian bersama asam etakrinat.Efek netrrotoksik kerusakan taraf permulaan ditandai dengan eksresi emzim dari brush border tubulus renal.setelah bebrapa hari terjadi defek emampuan konsentrasi ginjal,proteinuria,filtarsi glomerulus,menurun setelahnya.efek neutosil lainnya adalah pemberianstreptomisin secara intraporitenal sewaktu bedah abdomen dapat menimbulkan gangguan pernapasan akibat hambatan konduksi neuromuskular.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">6). Perubahan biologik efek samping dapat bermaniifestasi dalam dua bentuk yaitu ganggaun pada pola mikriba tubuh memunggkinkan terjadinya superinfeksi oleh kuman gram positif,gram negatif maupun jamur.mekanisme hambatan absorbsi ini antar lain terjadi akibat gangguan sistem enzim dan nekrosis sistem epitel kripta usus.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">7). Interaksi Obat </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penisilin anti peudomonas yang umum diberikan dalam dosis besar ternyata menginaktivasi aminoglikosid terutama gentamisin dan tobramisin.belu ada bbukti bahwa furosemid dan asam etekrinat meniggkatkan efektifita otoksitas aminoglikosid.sebelum ada kepastian bahwa tidak ada interaksi penggunaan gabungan kedua obat yyang toksik tersebut memerlukan penneliitian yang cermatterhadap tanda dan gejala nefrotoksitas dan otoksitas.peningkatan netrotoksitas juga dilaporkan terjadi bila aminogliokosid diberikan bersama metoksifluran dan indometassi intrravena yang diberikan untuk menutup duktus arteriosus pada neonotus.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">8). Sediaan dan Pasologi</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sediaan aminoglikosid dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1 Sediaan aminoglikosid sitemik untuk pemberian IM atau Iv yaituamikasin gen ksid topikal,kinamisin dan streptomisin </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2. Aminoglikosid topikal terdiri dari aminosidin,kinamisin,neomisisn,gentamisin dan streptomisin.dalam kelompok topikal ini termasuk juga semua aminoglikosid yang diberikan peroral untuk mendapatkan efek lokal dalam lumen saluran cerna.sediaan aminoglikosid pada umumnya tersedia sebagai garam sulfat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1. Streptomisin </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tersedia untuk bubuk kering dalam viaal yang mengandung 1 ATAU 5 GRAM.Kadar larutan ergantung dari cara pemberian yang direncanakan dan cara penyuntikan yang tergantung dari jenis dan lokasi infeksi.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2. Genntamisin </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tersedia sebaggai larutan steril dalam vial atau ampuh 60 mg/1,5 mL;80 mg:129 mg/3 mLdan 280 mg/Ml.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3. Kanamisin</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk suntikan tersedia larutan dalam bubuk kering.Lrutan dalam vial ekuivalen dengan basa kanamisin.500 mg/2 mL.dan 1 g/3 mL Untuk orang dewasa serta 75 mg /2 mL untuk anak.Pemberian IV kadang diberikan sebab absobsi melalui suntikan IM sangat baik.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">4. Amikasin</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini tersedian untuk suntiikan IM IV dalam vial berisi 250-500 dan 1000 mg.Dosisnya adalah 500 mg tiap 12 jam 9IM atau IV ).untuk neonatus dianjurkan dosis 15 mg/kgBB/Hari terbagi 2 kali pemberian.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">5. Tobramisin </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini tersedia sebagai larutan 80-mg /2 mL untuk suntikan IM.dosis dosis dan cara pemberian sama dengan gentammisin.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk dosis tobramisin dilarytkan dalam dextrosee 5 % atau larutan NaCl isotonis dan diberikan dalam 30-60- menit.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">8.Indikasi dan kontaraindikasi penggunaan klinik</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Aminoglukosid sekalipun berspektrum antimikroba lebarv jangan digunakan pada setiap jenis infeksi oleh kuman yang sensitif karena </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1 resistensi terhadap aminpglukosid terhadap aminoglukosid relatif cepat beerkembang</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">2.Tositasnya relatif tinggi </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">3.tersediany berbagai antibiotik yang lain yang cukup efektif dan toksitasnya rendah.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol start="9" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>GOLONGAN KUINOLON DAN FLUOROKUINOLON</b></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam nalidiksat adalah prototip golongan kuinolon lama yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obatini mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman Gram-negatif, eliminasi nya melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai kadar terapeutik dalam darah. Karena itu pengguna asam nalidiksat praktis terbatas sebagai antiseptik saluran kemih saja. Selain itu resistensi cepat timbul terhadap obat itu. Kuinolon lainnya yaitu asam piromidat, asam pipemidat, sinoksasin, dan lain-lain, juga tidak mempunyai kelebihan yang berat.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan kuinolon baru dengan atom fluor pada cincin kuinolon (karena itu dinamakan juga fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya antibakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya dari saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat. Golongan fluokuinolon ini dapat digunakan untuk infeksi sistemik.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dalam garis besarnya golongan kuinolon dapat dibagi menjadi 2 kelompok : (1) kuinolon : kelompok ini tidak mempunyai manfaat klinik untuk pengobatan infeksi sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya antibakterinya agak lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasinya terbatas sebagai antiseptik saluran kemih. Yang termasuk dalam kelompok ini ialahasam nalidiksat dan asam pipemidat; (2) Fluorokuinolon : kelompok ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya antibakteri fluokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompokkuinolon lama. Selain itu kelompok obat ini diserap dengan baik pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk parenteral sehingga dapat diggunakan untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-negatif. Daya antibakterinya terhadap kuman Gram-negatifrelatif lemah. Yang termasuk golongan ini ialah siprofloksasin, pefloksasin, ofloksasin, norfloksasin, enoksasin, levofloksasin, fleroksasin, dll. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Mekanisme Kerja Dan Spektrum Antibakteri</b></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bentuk double helix DNA harus dipisahkan menjadi 2 rantai DNA pada saat akan berlangsungnya replikasi dan transkripsi. Pemisahan ini selalu akan mengakibtkan terjadinya puntiran berlabihan (overwinding) pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase (topoisimerase II) yang kerjanya menimbukan negative supercoiling. Golongan kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase dan bersifat bakterisidal. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Fluorokuinolon bekerja dengan mekanisme yang sama dengan kelompok kuinolon terdahulu. Fluorokuinolon baru menghambat topoisomerase II (= DNA girase) dan IV pada kuman. Enzim topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang mengalami positive supercoiling (pilinan posited yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Spektrum Anti Bakteri</b></i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kuinolon yang lama aktif terhadap beberapa kuman Gram-negatif, antara lain E. Coli, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Kuinolon bekerja dengan hambat subunit A dari enzim DNA girase kuman. Akibatnya replikasi DNA terhenti.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Flurokuinolon lama (siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin dll) mempunyai daya antibakteri yang sangat kuat terhadap E. Coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus, H. Influenzae, providencia, Serratia, Salmonella, N. meningitides, N. Gonorrhoeae, B. catarrhalis dan Yersinia enterocolitica. Terhadap kuman Gram-negatif, daya antibakterinya kurang baik. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Flurokuinolon tertentu aktif terhadap beberapa Mikobakterium. Kuman-kuman anaerob pada umumnya resisten terhadap fluorokuinolon. Fluorokuinolon umunya juga aktif terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>P. aeruginosa,</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> namun yang paling kuat daya antibakterinya ialah siprofloksasin.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Flurokuinolon baru (moksifloksasian, gatifloksasian) mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman Gram-negatif, Gram-negatif, serta kuman-kuman atipik (mycoplasma, Chlamydia, dll). Uji kilnik menunjukan bahwa kuinolon baru ini efektif untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>community acquired pneumonia,</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> eksaserbasi akut bacterial bronchitis kronis, dan sinusitis. Kelompok fluorokuinolon baru ini terkadang disebut “</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>respiratory quinolones</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">”. </span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Resistensi</b></i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mekanisme resistensi malalui plasmid seperti yang banyak terjadi pada antibiotika lain tidak dijumpai pada golongan kuinolon, namun resisten terhadap kuinolon dapat terjadi melalui 3 mekanisme yaitu: (1) Mutasi gen gyr A yang menyebabkan subunit A dari DNa girase kuman berubah sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lain; (2) perubahan pada permukaan sel kuman yang mempersulit penetrsi obat ke dalam sel; dan (3) Peningkatan mekanisme pemompaan obat keluar sel (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>efflux</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">)</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>. </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Ini merupakan mekanisme penting yang menyebabkan resistensi </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. pneumuniae </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> terhadap flurokuinolon.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Asam nalidiksat diserap baik oleh saluran cerna tetapi diekskresi dengan cepat melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi sistemik. Flurokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat. Ofloksasin, levofloksasin, gatifloksasin, dan moksifloksasin adalah fluorokuinolon yang diserap baik sekali pada pemberian oral. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Peflokasasin adalah flurokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paru eliminasinya paling panjang. Bioavailabilitasnya pada pemberian peroral sama dengan pemberian parenteral. Penyerapan siprofloksasin dan mungkin juga fluorokuinorol lainnya terhambat bila diberikan bersama anatasida. Fluorokuinolon hanya sedikit terikat dengan protein. Golongan obat ini didistribusi dengan baik pada beberapaa organ tubuh. Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar yang melampaui kadar hambat minimal untuk kebanykan kuman pathogen selama minimal 12 jam. Slah satu sifat fluorokiunolon yang menguntungkan ialah bahwa golongan obat ini mampu mencapai kadar tinggi dalam jaringn prostat. Beberapa fluorokuinolon seperti siprovloksasin ofvloksasin dapat mencapai kadar tinggi dalam cairan serebrospinal bila ada meningitis. Sifat lain fluorokuinolon yang menguntungkan ialah masa paru eliminasinya panjang sehingga obat cukup diberikan 2 kalis sehari. Kebanyakan fluorokuinolon dimetabolisme dihati dan diekskresikan melalui ginjal. Masa paru eliminasi ofvloksasin akan sangat memanjang dalam keadaan gagal ginjal. Sebagian kecil obat akan dikeluarkan melalui empedu. Heoadialisis hanya sedikit mengeluarkan fluorokuinolon dari tubuh sehingga penambahan dosis umunya tidak diperlukan. </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Indikasi</b></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Asam nalidiksat dan asam pipemidat hanya digunakan sebagai antiseptik saluran kemih, khususnya untuk sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Fluorokuinolon digunakan untuk indikasi yang jauh lebih luas antar lain: </span></span> </p> <ol type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi saluran kemih (ISK)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Fluorokuinolon efektif untuk ISK dengan atau tanpa penyulit, termasuk yang disebabkan oleh kuman-kuman yang multi resisten dan P. aeruginosa. Siprovloksasin, norfloksasin, dan ofloksasin dapat mencapai kadar yang cukup tinggi di jaringa prostrat dan dapat digunakan untuk terai prostatitis bacterial akut maupunkronis.</span></span></p> <ol start="2" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi saluran cerna</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Fluorokuinolon juga efektif untuk diare yang disebabkan oleh shigella, salmonella, E. coli dan campylobacter. Siprokloksasin dan ofloksasin mempunyai efektifitas yang baik terhadap demam tifoid. Selain itu kemungkinan status karier juga dikurangi.</span></span></p> <ol start="3" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi saluran nafas (ISN)</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Secara umum efektifitas fluoronkuinolon generasi pertama (siprofloksasin, ofloksasin, enoksasin) untuk infeksi bacterial saluran napas bawah adlah cukup baik. Namun perlu diperhatikan bahwa kuman S. pneumonia dan S. aureus yang sering menjadi penyebab ISN bawah kurang peka terhadap golongan obat ini. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kuinolon baru (Gatifloksasin, moksifloksasin, gemifloksasin) dan levo floksasin mempunyai daya antibakteri yang cukup baik terhadap kuman gram-negatif dan kuman atipik penyebab ISN bawah. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Siprofloksasin efektif untuk mengatasi eksaserbasi cysticfi brosis yang didebabkan oleh P. aeruginosa, namun penggunaan obat ini untuk jagka panjang mengakibatkan timbulnya resistensi. Siproflosasin dan ofloksasin merupakan fluorokuinolon yang dapat digunakan dalam pengobatan tuberculosis oleh kuman yang resisten terhadap banyak obat (multidrug resistant) serta mikobakteria atipik.</span></span></p> <ol start="4" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Penyakit yang ditularkan malalui hubungan seksual </span></span> </p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Siprofloksasin oral dan levofloksasin oral merupakan obat pilihan utama disamping seftriagson dan sefiksin untuk pengobatan uretritis dan servisitis oleh gonokokus. Golongan fluorokuinolon juga katif terhadap H.ducreyi dan C.trachomatis tetapi tidak efektif tehadap T palidum. </span></span> </p> <ol start="5" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi tulang dan sendi</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Siprofloksasin oral dengan dosis 2 kali 500-350 mg/hari yang diberikan selama 4/6 minggu efektif untuk mengatasi infeksi pada tulang dan sendi yang disebabkan oleh kuman yang peka. Angka penyembuhan klinis dapat mencapai 75% untuk osteomielitis yang disebabkan oleh kuman gram-negatif. Dengan pemberian oral ini, pasien dapat berobat jalan sehingga biaya pengobatan banyak berkurang</span></span></p> <ol start="6" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Infeksi kulit dan jaringn lunak</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Fluorokuinolon oral mempunyai efektifitas sebanding dengan sefalosporin parenteral generasi ke tiga (sevotaksin sevtakzidin) untuk pengobatan infeksi berat pada kulit atau jaringan lunak.</span></span></p> <ol start="7" type="a"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis dan posologi</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis yang lazim digunakan untuk beberapa fluorokuinolon yang sering digunakan diklinik </span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Efek Samping</b></span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.19in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Secara umum dapat dikatakan bahwa efek samping golongan kuinolon sepadan dengan antibiotika golongan lain. Beberapa efek samping yang dihubungkan dengan penggunaan obat ini ialah: </span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Saluran cerna </span></span> </p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping ini paling sering timbul akibat penggunaan golongan kuinolon (prevalensi sekitar 3-17%) dan bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, dan rasa tidak enak diperut. </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">susunan syaraf pusat</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang paling sering dijimpai ialah sakit kepala dan pusing. Bentuk yang jarang timbul ialah halusinasi, kejang, dan delirium.</span></span></p> </li></ul> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hepatotoksisitas </span></span> </p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.19in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping ini jarang dijumpai, namun kematian akibat hepatotoksisitas yang berat pernah terjadi akibat penggunaan trovafloksasin. Karena itu obat ini sekarang tidak dipasarkan lagi.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kardiotoksisitas </span></span> </p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Beberapa fluorokuinolon antara lain sparfloksasin dan grepafloksasin (kedua obat ini dipasarkan lagi). Dapat memperpanjang interval Qtc. Pemanjangan interval Qtc ini disebabkan karena obat-obat ini menutup kanal kalium yang dissebut HERG pada miosit yang menyebabkan terjadinya akumulasi dalam miosit. Beberapa kuinolon baru antara lain moksifloksasin juga dapat sedikit memperpanjang Qtc interval dan tidak berbahaya secara klnis. Namun bila obat ini diberikan bersama obat lain yang juga dapat memperpanjang Qtc interval (misalnya terfenadin, siaprid, dan lain-lain) maka dapat timbul aretmia ventrikel yang serius.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Disglikemia</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Gatif floksasin baru-baru ini dilaporkan dapat menimbulkan hiper atau hipoglikemia, da pasien berusia lanjut. Obta ini tidak boleh diberikan pada pasien diabetes mellitus.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Fototoksisitas</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klinaf floksasin (tidak dipasarkan lagi) dan sparfloksasin adalah fluorokuinolon yang relative sering menimbulkan fototoksisitas</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>Interaksi obat</b></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan kuinolon dan fluorokuinolon berinteraksi dengan beberapa obat, misalnya :</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Anatasid dan preparat besi (Fe)</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Absorpsi kuinolon dan fluorokuinolon dapat berkurang hingga 50 % atau lebih. Karena itu pembarian antacid dan praparat basi harus diberikan dengan selang waktu 3 jam.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Teofilin</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Beberapa kuinolon misalnya siprofloksasin, pefloksasin, dan enoksasin menghambat merabolisme teofilin dan maningkatkan kadar teofilin dalam darah sehingga dapat terjadi intiksikasi karena itu pembarian kombiinasi kedua golongan obat ini perlu dihindarkan. </span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat-obat yang dapat memperpanjang interval Qtc.</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan kuinolon sebaiknya tidak dikombinasikan dengan obat-obat yang dapat memperpanjang Qtc interval, antara lain obat anti aritmia kelas IA (misalnya kuinidin, prokainamid) dan golongan III (misalnya amiodarin, sotalol), terfenadin, dan sisaprid.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol start="10" type="A"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>ANTIMIKROBA LAIN</b></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>ERITROMISIN DAN MAKROLID LAIN</b></i></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; text-indent: 0.31in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotika golongan makrolid, mempunyai persamaan yaitu terdapat cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya. Eritromisin yang dianggap paling penting dari golongan ini akan dibicarakan sebagai contoh utama dari kelompok ini. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.75in; text-indent: 0.31in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol><ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Eritromisis </b></i></span></span> </p> </li></ol></ol> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Asal dan kimia </i></span></span> </p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Eritromisin dihasilkanolah suatu strain </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>streptomyces erythreus.</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Zat ini dapat berupa krisatal berwarna kekuningan, larut dalam iar sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih banyak dalam atanol atau pelarut organik. </span></span> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotic ini tidak stabil pada suhu rendah. Aktivitas </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vitro</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisisn yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5 º C biasanya tahan sampai beberapa minggu. </span></span> </p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Aktivitas antimikroba</i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Golongan mikrolid menghambat mikrolid sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibal dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Spektrum antimikroba</i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>In vitro</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, efek terbesar eritromisin terhadap kokus Gram-positif, seperti </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S.pyogenes</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan S.pneumoniae. S. viridians mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritmosin. S aureus hanya sebagian yang peka terhadap obat ini. Strain S.aureus yang resistensin terhadap eritromisin sering di jumpai di rumah sakit (strain nosokomial). Batang Gram-positif yang peka terhadapp eritromisin ialah C. perfringens, C. diphtheria, dan L. monocytogenes.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Resistensi</i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Resitensi terhadap erotromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu: (1) menurunyya permeabilitas membrane sel kuman, (2) berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan (3) hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu (</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Enterobacteriaceae</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">). Resistensi silang terjadi antara berbagai makrolid.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Farmakokinetik </i></span></span> </p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas; aktivitasnya menurun karena obat dirusak olah asam lambung, basa eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester streat atau atiksuksinat. Adanya makanan juga menghambat penyerapan eritromisin. </span></span> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hanya 2-5% eritromisin yang diekskresi dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dpat melebihi 100 x kadar yang tercapai dalam darah.</span></span></p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Masa paru eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5 jam. Dalam keadaan insufisiensi ginjal tidak diperlukan modifikasi dosis. </span></span> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Eritromisin berdifusi dengan baik ke berbagai jaringan tubuh kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu,</span></span></p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat itu diekskresi terutama melalui hati. Dialysis perionial dan hemodialis tidak dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh. </span></span> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada wanita hamil pemberian eritromisin streat dapat meningkatkan sementara kadar SGOT/SGPT.</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Efek samping</i></span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannnya jarang terjadi.</span></span></p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 1in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinifilis dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. Hepatitis kolestatik adalah reaksi kepekaan yang terutama ditimbulkan oleh eritromisin estolat (sekarang tidak dipasarkan lagi di indonesia). Kelainan ini bianya menghilang dalam beberapa hari setelah terapi dihentikan . efek samping ini dujimpai pula pada penggunaan eritromisin etilsuksinat tetapi jarang sekali terjadi. Eritromisin oral (terutama dalam dosis besar) sering menimbulkan iritasi saluran cerna seperti mual, mintah, dan nyeri epigastrium. Suntukamn IM dapat menimbulkan sakit yang sangat hebat. Pemberian 1 dengan infuse IV sering disusul oleh timbulnya tromboflebitis.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.56in; text-indent: 0.31in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Spiramisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini efektif terhadap kuman stafilokokuds, steptokokus, pnemokokus, enterokokus, Neisseria, Bordetella petusis, Rickettsia, ameba dan toksoplasma. Secara in vitro aktivitas antibakteri spiramisin lbih rendah dari pada eritromisisn.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spiramisin umunya diberikan peroral. Absorpsi sluran cerna tidak lengkap, namun tidak dipengaruhi olah adanya makanan dalam lambung. Kadar spiramisin dalamberbagai jaringan pada umunya lebih tinggi dari pada kadar antibiotic makrolid lainnya dan bertahan lama walaupun kadar obat ini dalam serum sesudah turun rendah sekali.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Preparat spiramisin yang tersedia ialah bentuk tablet 500 mg, yang setara dengan 1,5 MIU dan tablet 1000 mg yang setara dengan 3,2 MIU. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis orang untuk pasien dewasa ialah 3-4 kali 500 mg sehari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan 2 kali lipat. Dosis oral untuk anak ialah 50-75 mg/kgBB sehari, terbagi dalam 2-3 kali pemberian.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Seperti eritromisin, spiramisin, digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran napas. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spiramisin digunakan juga sebagai obat alternative untuk pasien toksoplasmosis yang karena sesuatu sebab tidak dapat diobati dengan pirimetamin + sulfonamide (misalnya pada wanita hamil, atau ada kontraindikasi lainnya). Efektivitasnya tidak sebaik pirimetamin + sulfonamide. Dosis yang digunakan untuk indikasi ini ialah 3g/hari yang dibagi dalam 3 dosis, yang diberikan selam kehamilan.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spiramisin efektif untuk mencegah transmisi transplasental toksoplasma dari ibu ke anak.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pemberian spiramisin oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran cerna.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.75in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Roksitromisin Dan Klaritromisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Roksitromisin adalah derivat eritromisin yang diserap dengan baik pada pemberian oral. Obat ini lebih jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan eritromisin. Bioavailabilitasnya tidak banyak terpengarauh oleh adanya makanan dalam lambung. Kadarnya dalam plasma dan jaringan lebih tinggi dari eritromisin. Masa paruh eliminasinya sekitar 10 jam sehingga obat ini dapat diberikan 2 kali sehari. Penggunaannya sama dengan eritromisin. Dosis oral untuk orang dewasa ialah 2 kali 150 mg sehari. Untuk anak diberikan 5-8 mg/kgBB/hari yang dibagi dalam 2 dosis.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klaritromisin juga digunakan untuk indikasi yang sama seperti eritromisin. Secara </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>in vitro</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, obat ini adalah makroid yang paling aktif terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Chiamydia trachomatis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Dosis oral untuk orang dewasa ialah 2 kali 250-500 mg sehari. Absorpsinya tidak banyak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung. Efek samping nya adalah iritasi saluran cerna (lebih jarang dibandingkan dengan eritromisin) dan peningkatan sementara enzim hati. Pada hewan coba, dosis tinggi menimbulkan embriotoksisitas. Klaritromisin juga meningkatkan kadar teofilin dan karbamazepin bila diberikan bersama obat-obat tersebut.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol><ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Azitromisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.81in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini, mempunyai indikasi klinik serupa dengan klaritromisin. Aktivitasnya sangat baik terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Chilamydia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Kadar azitromisin yang tercapai dalam serum setelah pemberian serum setelah pemberian oral relatif rendah, tetapi kadar di jaringan dan sel fagosit sangat tinggi. Obat yang disimpan dalam jaringan ini kemudian dilepaskan pelahan-lahan sehngga dapat diperoleh masa paruh eliminasi sekitas 3 hari. Dengan demikian, obat cukup diberikan sekali sehari dan lama pengobatan dapat dikurangi. Absorpsinya berlangsung cepat, namun terganggu bila diberikan bersama dengan makanan. Obat ini tidak menghambat sitikrom P-450 sehingga praktis tidak menimbulkan masalah interaksi obat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dosis azitromisin dapat dilihat pada tabel 46-3.</span></span></p> <table width="626" border="0" cellpadding="1" cellspacing="0"> <col width="207"> <col width="207"> <col width="207"> <tbody><tr> <td width="207"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Indikasi</span></span></p> </td> <td width="207"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis</span></span></p> </td> <td width="207"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Keterangan</span></span></p> </td> </tr> <tr> <td width="207" height="217"> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Community-</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">acquidred pneumonia</span></span></p> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.32in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol start="2"><li><p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Uretritis non spesifik</span></span></p> </li></ol> </td> <td width="207"> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dewasa :</span></span></p> <p style="text-indent: 0.22in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">1x500 mg/hari</span></span></p> <p style="text-indent: 0.22in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">selama 3 hari</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Anak :</span></span></p> <p style="text-indent: 0.22in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">10 mg/kgBB/hari,</span></span></p> <p style="text-indent: 0.22in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">sekali sehari</span></span></p> <p style="text-indent: 0.22in; margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">selama 3 hari</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dewasa :</span></span></p> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis tunggal 1 g</span></span></p> </td> <td width="207"> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Bentuk kemasan:</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tablet 250 dan 500 mg</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Suspensi yang mengandung 200 mg/5 mL</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p align="JUSTIFY">
<br /> </p> </td> </tr> </tbody></table> <p style="margin-left: 0.78in; text-indent: -0.39in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>1.5 Telitromisin</b></i></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Telitromisin adalah antibiotika baru dari golongan keloid yang bekerja pada 2 </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>site of action</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> di ribisom 23S bakteri. Kuman yang peka terhadap obat ini ialah </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Obat ini diindikasikan untuk : (1) </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Community-acquired pneumonia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> ringan dan sedang; (2) Eksaserbasi akut bronkitis kronis; (3) Sinusitis bakterial akut oleh streptokus beetahemolitikus grup A. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pada pemberian oral, biovailabilitas obat ini hanya 57% namun pemberian bersama makanan tidak mempengaruhi kelengkapan absorsinya. Obat ini mangalami metabolisme tingkat pertama di hati, Metabolismenya melalui sitokrom P-450 3A4 dan jalur non-CYP.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengurangan dosis tidak diperlukan bagi pasien insufisiensi ginjal ringan/ sedang atau gagal fungsi hati. Dosis obat perlu dikurangi 50% untuk pasien dengan klirens kreatinin <30></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Telitrominisin tersedia dalam bentuk tablet 400 mg. Dosisnya ialah 800 mg sekali sehari selama 5 hari, tetapi untuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>community-acquired pneumonia</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> diberikan selama 7-10 hari.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang dihubungkan dengan penggunaan obat in ialah keluhan saluran cerna yaitu mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Obat ini sedikit memperpanjang interval QT namun kelihatannya tidak sampai menimbulkan kemaknaan klinik.</span></span></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>LINKOMISIN DAN KLINDAMISIN</b></i></span></span></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <ol start="2"><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Linkomisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengguna linkomisin dewasa ini telah ditinggalkan karena daya antibakterinya yang lemah dan absorpsinya yang kurang baik dibandingkan dangan klindamisin.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Klindamisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>aktivitas antibakteri</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini pada umumnya aktif terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus, S. pneumoniae, S. pyogenes, S. anaerobic, S. viridans dan Actinomtces isrealli</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Klindamisin juga aktif terhadap </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Bacteroides fraglis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> dan kuman anaerob lainnya.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>farmakokinetik</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klindamisin diserap hampir lengkap pada pemberian oral. Adanya makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorpsi obat ini. Setelah pemberian dosis oral 150 mg biasanya tercapai kadar puncak plasma 2-3</span><span style="font-family:Cambria Math, serif;">μ</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">g/mL dalam waktu 1 jam. Masa paruhnya kira-kira 2,7 jam.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.59in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klindamisin didistribusikn dengan baik ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali ke CSS walaupun sedang terjadi meningitis. Obat ini dapat menembus sawar uri dengan baik. Kira-kira 90% klindamisin dalam serum terikat dengan albumin. Klindamisin berakumulasi dalam leukosit polimorfonuklear dan makrofag alveolar tetapi makna klinik dari fenomena ini belum jelas.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.59in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Hanya sekitar 10% klndamisin diekskresikan delam bentuk asal melalui urin. Sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam feses. Sebagian besar obat dimetabolisme menjadi N-demetiliklindamisin dan klimdamisin sulfoksid untuk selanjutnya diekskresikan melalui urin dan empedu. Masa paruh eliminasi dapat memanjang sedikit pada pasien gagal ginjal sehingga diperlukan penyesuaian dosis dan pengukuran kadar obat dalam plasma. Hal ini dapat pula terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>efek samping</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Diare dilapotkan terjadi pada 2-10% pasien yang mendapat klindamisin. Diperkirakan 0,01-10% pasien dilaporkan menderita kolitis pseudomembranosa yang ditanai oleh demam,nyeri abdomen, diare dengan darah dan lendir pada tinta. Pada pemeriksaan proktoskopik terlihat adanya membran putih kuning apa mukosa kolon. Kelainan yang dapat bersifat fatal ini disebabkan oleh toksin yang diekskresi oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>C. difficile</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, suatu kuman yang tidak termasuk flora normal usus besar. Penyakit ini sering disebut </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>antibiotic-associated pseudomembranous colitis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> karena dapat terjadi pada pemberian kebanyakan antibiotika, tetapi paling sering pada klindamisin. Timbulnya penyakit tersebut tidak tergantung dari besarnya dosis dan dapat terjadi pada pemberian oral maupun parental. Gejala dapat muncul selama terapi atau beberapa minggu setelah terapi dihentikan. Bila selama terapi timbul diare atau kolitis, maka pengobatan harus dihentikan. Obat terpilih untuk keadaan ini adalah vankomisin yang akan diberikan 4 kali 125 mg sehari per oral selama 7-10 hari atau metronidazol oral 3x500 mg/hari atau IV. Indikasi penggunaan klindamisin harus dipertimbangkan dengan baik sebelum obat ini diberikan.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>sediaan dan posologi</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klindamisin tersedia dalam kapsul 150 dan 300 mg. Selain itu terdapat suspensi oral dengan konsentrasi 75 mg/5 mL.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Dosis oral untuk orang dewasa ialah 150-300 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dapat diberikan 450 mg tiap 6 jam. Dosis oral untuk anak ialah 8-16 mg/kgBB sehari yang dibag dalam berbagai dosis. Untuk infeksi berat dapat diberikan sampai 20 mg/kgBB sehari.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Untuk pemberian secara IM atau IV digunakan larutan klindamisin fosfat 150 mg/mL dalam kapsul berisi 2 dan 4 mL. Dosis untuk infeksi berat kokus Gram-positif aerobik ialah 0,6-1,2 g sehari, dibagi dalam 2-4 kali pemberian. Untuk infeksi berat oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>B. fragilis, Peptococcus </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">atau </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Clostridiu</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> (kecuali </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>C. perfringens</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">) diberikan dosis 1,2-2,7 g sehari yang dibagi dalam beberapa pemberian. Dosis lebih dari 00 mg sebaiknya tidak disuntikan pada satu tempat. Klindamisin tidak boleh diberikan secara bolus IV, tapi harus diencerkan sampai kadar kurang dari 18 mg/mL dan diinfuskan dengan kecepatan maksimal 30mg/menit.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Untuk anak atau bayi berumur lebih darei 1 bulan diberikan 15-25 mg/kgBB sehari, untuk infeksi barat dosisnya 25-40 mg/kgBB sehari yang dibagi dalam beberapa dosis pemberian.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>pengguanaan klinik</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Walaupun beberapa infeksi kokus Gram-positif dapat diobati dengan klindamisin, penggunaan obat ini harus dipertimbangkan baik-baik karena mungkin kolitis pseudomembranosa. Klindamisin terutama bermanfaat untuk infeksi kuman anaerobik, terutama </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>B. fragilis</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">.</span></span></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>GLIKOPEPTIDA </b></i></span></span> </p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Yang termasuk glikopeptida ialah vankomisisn dan teikoplanin.</span></span></p> <ol start="2"><ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Vankomisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini diserap melalui saluran cerna, dan untuk mendapatkan efek sistemik selalu harus diberikan IV karena pemberian IM menimbulkan nekrosis setempat.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini hanya aktif terhadap kuman Gram-positif, khususunya golongan kokus. Indikasi utama vankomisin ialah septicemia dan endokarditis yang disebabkan oleh stafilokokus, streptokokus atau enterokokus bila pasien alergi terhadap penicillin dan selafalosporin. Penggunaanya dapat dikombinasikan dengan gentamisin atau aminoglikosid lainnya. Pada pemberian per oral obat ini juga bermanfaat untuk enterokolitis oleh stafilokokus yang biasanya merupakan efek samping antibiotic lain. Vankomisin merupakan obat terpilih untuk infeksi oleh kuman MRSA (methicilin-resistant S. aureus) dan colitis oleh Clostridium difficile akibat penggunaan antibiotik. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Vankomisin HCL tersedia dalam bentuk bubu 500 mg untuk pemberian IV. Dosis untuk dewasa ialah 2-4 gram/hari yang dibagi dalam dua dosisi dan untuk anak 20-40 mg/kgBB/hari. Dosis ini dilarutkan dalam 100-200 ml gram faal atau dekstrosa 5 % dan diberikan IV perlahan-lahan tromboflebitis. Untuk penggunaan obat tersedia bubuk 10 g untuk dilarukan dengan 115 ml air.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Teikoplanin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Seperti halnya dengan vankomisisn, teikoplamin diindikasikan untuk infeksi berat oleh kuman Gram-positif yaitu stafilokokus (baik yang sensitif maupun yang resisten terhadap metilisin), streptokokus maupun enterokokus. Resisten silang terjadi sebagian dengan vankomisisn, tapi tidak dengan golongan betalaktam atau makrolid. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pasien yang alergi terhadap vankomisisn mungkin juga bereaksi sama terhadap teikoplamin, namun efek samping the Red Man Syndrome yang terlihat pada vankomisin tidak terlihat pada pemberian obat ini.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping yang dihubungkan dengan penggunaan teikoplanin ialah:</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Rekasi local pada tempat suntikan.</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Rekasi hipersensitivitas yang bermanifestasi dalam berbagai bentuk</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kenaikan kadar transaminase serum</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Rekasi hematologic yang bermanifestasi antar lain dalam bentuk trombositopenia, leucopenia, neutropenia, eosinofilia, dan terkadang agarnulositosis</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Nefrotoksisitas</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Ototoksisitas berupa ketulian dan/atau gangguan keseimbangan</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kelughan saluran cerna berupa mual, muntah dan diare</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Keluhan pada susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, pusing, dan kejang bila diberikan ventricular.</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Pengobatan dengan teikoplanin dimulai dengan memberikan dosis muat 400-800 mg (atau 6-12 mg/kgBB) secara IV setiap 12 jam sebanyak 3 dosis, kemudian dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 400 mg (6 mg/kgBB) sekali sehari. Lama pengobatan ialah 204 minggu untuk bakteremia dan 3-6 minggu untuk osteomielitis.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk pasien dengan gangguan faal ginjal diperlukan pengurangan dosis sebagai berikut mulai keempat pengobatan.</span></span></p> <dl><dd> <table width="575" border="0" cellpadding="7" cellspacing="0"> <col width="275"> <col width="272"> <tbody><tr valign="TOP"> <td width="275"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Klirens keratin (mL/menit)</span></span></p> </td> <td width="272"> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Dosis</span></span></p> <p align="JUSTIFY">
<br /> </p> </td> </tr> <tr valign="TOP"> <td width="275"> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">40-60 <40></span> </p> </td> <td width="272"> <p style="margin-bottom: 0in;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">50% dari dosis nirmal</span></span></p> <p align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">30 dari dosis normal</span></span></p> </td> </tr> </tbody></table> </dd></dl> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat-obat ini tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik (400 mg/vial) yang harus direkonstitusi dulu pada saat akan digunakan. Teikoplanin dapat diberikan IM atau IV. Bila diberikan IV harus disuntikan perlahn-lahan selam 5 menit atau sebaiknya diberi per infus selam 30 menit.</span></span></p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>LAIN-LAIN</b></i></span></span></p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Polimiksin B</b></i></span></span></p> </li></ol> </li></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Polimiksin B sekarang hanya diberikan peroral atau topical, jarang secara parental karena sangat nefrotoksik.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini efektif terhadap berbagai kuman Gram-negatif, khususnya </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>P. aeruginosa</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">. Kuman lain yang peka ialah </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Escherichia, Haemophilus, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, Shigella, Pasteurella, Bordertella, </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">dan</span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i> Vibrio.</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Obat ini bekerja dengan menggangu fungsi pengaturan ososmosis oleh membran sitoplasma kuman. Resisten terhadap antibiotic ini jarang terjadi. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Untuk penggunaan topical tesedia krimatau salep kulit dan salep mata yang mengandung 5.000-10.000 unit polimiksin B/garm. Obat tetes mata atau telinga menandung 20.000 unit/mL. </span></span> </p> <ol start="2"><ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Basitrasin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Antibiotic ini bersifat bekterisid terhadap kuman-kuman Gram-positf.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Basitrin tersedia dalam bentuk salep kulit dan mata yang mengandung 500 unit/gram. Gram seng basitrasin juga sering dicampur dengan neomisin sulfat, polimiksin B sulfat dan lain-lain untuk penggunaan topical.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Basitrasin stabil dalam bentuk salep, tetapi tidak stabil dalam bentuk krim.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="3"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Natrium Fusidat</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Suatu antibacterial steroidal dengan efek bakteriostatik/bakteriosidik terutam terhadap kuman Gram-positf. Natrium fusidat tidak lagi digunakan secara sistemik karena tersedia obat yang lebih aman dan efektif. Asam fusidat tersedia dalam bentuk salep kulit 2 % untuk infeksi kulit superficial oleh syafilokokus.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Mupirosin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mupirosin efektif menghambat kuman aerobic Gram-positif, termasuk </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>methicillin-resistant S. aureus.</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Obat ini tidak mempunyai efek yang berarti terhadap klamidia, jamur dan flora normal kulit. Obat ini tersedia dalam bentuk salep 2%. Namun vehikulum obat ini dapat diserap terlalu banya pada lesi yang luas hingga menimbulkan efek nefrotoksik.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="5"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Spektinomisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Spektinomisin digunakan untuk uretritis oleh gonokokus yang resiten terhadap obat lain. </span></span> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Tidak ada resisten silang antar obat ini dengan antibiotika lain dalam pengobatan gonore. Obat ini biasanya diberikan dalam dosis tunggal 2 g.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek sampingnya ialah nyeri ditempat suntikan, terkadang demam dan mual. Obat terpilih untuk gonore sekarang ialah seftriakson 125-250 mg IM dalam dosis tunggal atau sefiksim oral dosis tunggal 499 mg.</span></span></p> <ol start="2"><ol start="6"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Streptogramin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Streptogram merupakan kombinasi tetap dari 2 antibiotika yang strukturnya berlainan yaitu kuinupristin dan dalfopristin dengan rasio 3:7. Seperti eritromisin, antibiotika ini bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman pada tingkat ribosom.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kombinasi tetap yang relative baru ini aktif terhadap kuman S. aureus (yang resisten maupun sensitif terhadap metisilin), S. epedermidis, S. pneumonia (yang resisten maupun sensitive terhadap penicillin), E. faecium (yang resisten maupun sensitive terhadap vakomisin), streptokokus grup A, B, C, Mycoplasma spp., Legionella spp., H. Influenzae, M. catarrhalis, dan Neiserria spp.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Frekuensi efek samping mual, muntah , dan kemerahan kulit akibat obat ini kurang lebih sama dengan yang ditimbulkan obat lain. Efek samping lain ialah flebitis dan hiperbilirubinemia.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Kombinasi ni selalu diberikan secara IV dan dosisnya ialah 7,5 mg/kgBB setiap 8 atau 12 jam.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan dalam bentuk infus IV yang mengandung 150 mg kuinupristin dan 359 mg dalfopristin. </span></span> </p> <ol start="2"><ol start="7"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Oksazolidindinon</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Linezolid adalah derivate sintetik pertama dari golongan oksazolidindinon. Obat ini aktif terhadap kuman Gram-positif aerobic. Mekanisme kerjaya ialah berikatan dengan ribosom subunit 50S pada kuman yang peka hingga initiation complex 70S tidak dapat dibentuk. Obat ini bersifat bakteriostatistik terhadap enterokokus dan stafilokokus, tetapi bakterisidal terhadap streptokokus.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Efek samping obat ini umumnya bersifat ringan atau sedang dan bermanifestasi dalam bentuk keluhan saluran cerna (mual, muntah dan diare, sembelit), susunan syaraf pusat (sakit kepala, susah tidur, vertigo), trombositopenia dan colitis pseudomembranosa. Linezolid diindikasikan untuk bakteramia, pneumonia (nosokomial dan yang berasal dari komunitas), dan infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Enterococcus faecium </i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">yang resisten terhadap vakomisin, staphylococcuc aureus (baik yang resisten maupun yang sensitive terhadap meticilin , dan streptococcus pneumaniae dan untuk bakteremia, pneumonia, infeksi kulit/struktur kulit dengan penyullit, dosis linesolid ialah 2 kali 600)</span></span></p> <ol start="2"><ol start="8"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i><b>Daptomisin</b></i></span></span></p> </li></ol></ol> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Obat ini termasuk antibiotika golongan lipopeptit suatu kelas antibiotika yang baru. Daptomisin mempunyai mekanisme kerja bermacam-macam yaitu menghambat peptidoglikan mengganggu permebilitas membrane sel. Mengurangi sintesis lipotikuat dan mungkin mengganggu gradient elektrokimia transmembra. Obat ini aktif hanya pada kuman Gram-positif yaitu berbagai jalur kuman </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>S. aureus</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;">, </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Enterococcus dan S. pneumonia.</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Daptomisin tidak mempunyai aktifivats terhadap Gram-negatif. Obat ini diindikasikan untuk infeksi kulit jaringan lunak seta bakterimia yang disebabkan kuman Gram-positif yang peka.</span></span></p> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.48in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>BAB III</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>PENUTUP</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>3.1 Kesimpulan</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mekanisme antimikroba</span></span></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Menghambat metabolisme sel mikroba </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Menghambat sintesis dinding </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Mengganggu keutuhan membran sel mikroba </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Menghambat sintesis sel mikroba,</span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Menghambat sintesis asam nukleat mikroba </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi alergi </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi idiosinkrasi </span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Reaksi toksik Perubahan biologik dan metabolik </span></span> </p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>3.2 Saran</b></span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Sebaiknya dalam pembelajaran farmakologi kita harus lebih mengenal jenis obat anastesi yang berhubungan dengan system saraf pusat.serta diperlukan kerja sama yang baik dalam penyususnan makalah ini.Serta pemahaman makalah anastesi semoga dapat digunakan dikalangan mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dan umumnya dapat bermanfaat pada masyrakat luas.</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.06in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-left: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /> </p> </td> </tr> </tbody> </table> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="CENTER"><span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><b>DAFTAR PUSTAKA</b></span></span></p> <ol><li><p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">American Medical Association. Drug Evaluations Annual 1995. P. 1689.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Chambers HF. Antimycobacterial drugs. In: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9</span><sup><span style="font-family:Times New Roman, serif;">th</span></sup><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> ed.Singapore: McGraw-Hill;2004.p.782-791.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Document WHO/CDS/TB/2000,279.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Petri WA. Jr. Chemotherapy of tuberculosis, </span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><i>Mycobacterium avium</i></span><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> complex disease, and leprosy. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, eds. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics. 11</span><sup><span style="font-family:Times New Roman, serif;">th</span></sup><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> ed. New York; McGraw-Hill;2006.p.1203-23.</span></span></p> </li><li><p style="margin-top: 0.17in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"> <span style="font-size: 8pt;font-size:78%;" ><span style="font-family:Times New Roman, serif;">WHO/CDC/TB/2003,313. Treatment of tuberculosis; guidelines for national programmes, 3th edition. Revision approved by STAG, June 2004.</span></span></p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY"><span style="font-size: 8pt;" size="1"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> </span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="JUSTIFY">
<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;">
<br /></p> farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-23433192048119447062010-06-29T22:44:00.001-07:002010-06-29T22:44:44.880-07:00Latih 9-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 411pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="548"><col style="width: 48pt;" width="64"> <col style="width: 75pt;" width="100"> <col style="width: 48pt;" span="6" width="64"> <tbody><tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt; width: 48pt;" height="20" width="64"><br /></td> <td style="width: 75pt;" width="100"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td colspan="5" class="xl69">DAFTAR PENJUALAN BUKU KOMPUTER</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td colspan="5" class="xl69">BULAN JANUARI - MARET 2010</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td rowspan="2" class="xl70" style="border-bottom: 1pt solid black; width: 75pt;" width="100">JUDUL BUKU</td> <td colspan="4" class="xl65" style="border-left: medium none; width: 192pt;" width="256">BULAN PENJUALAN</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">JAN</td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">PEB</td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">MAR</td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">APR</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; width: 75pt;" width="100">WORD</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">100</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">200</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">130</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">260</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67" style="width: 75pt;" width="100">EXCEL</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">1000</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">1400</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">210</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">300</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67" style="width: 75pt;" width="100">POWER POINT</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">1250</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">215</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">240</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">350</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl68" style="width: 75pt;" width="100">ACCES</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">1100</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">1300</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">200</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">250</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td colspan="5" class="xl69">GRAFIK PENJUALAN BUKU KOMPUTER</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td colspan="5" class="xl69">BULAN JANUARI - MARET 2010</td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" align="left" height="20" valign="top"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="Chart_x0020_3" spid="_x0000_s2049" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;margin-left:44.25pt;margin-top:.75pt;width:361.5pt;" gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQDVHvRgEwEAAKECAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKySu07EMBBF eyT+wXKLEmcpEEJJtuBRAsXyAYM9Saz1S7Z32f17Jo9tKCIhaPzU3HPv2PX2ZA07Ykzau4Zvyooz dNIr7fqGf+xeinvOUganwHiHDT9j4tv2+qrenQMmRtUuNXzIOTwIkeSAFlLpAzq66Xy0kGkbexFA 7qFHcVtVd0J6l9HlIo8avK3fyEDUCtk7xPwKljhCGh0+PUQl5ECnaZ42Jely9jgLjB4aDiEYLSFT AnF06ge98F2nJSovD5aYpYrwReGsKSfdm1FPtPUTdnAwmT2fyNncjIgm/Q61hCypcrKTBh3SCmE9 y+JsvTlLnCSWxb816GJ7HZ/pwVFM49/Jk8yFK6YP1n4DAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCtMD/x wQAAADIBAAALAAAAX3JlbHMvLnJlbHOEj80KwjAQhO+C7xD2btN6EJGmvYjgVfQB1mTbBtskZOPf 25uLoCB4m2XYb2bq9jGN4kaRrXcKqqIEQU57Y12v4HTcLdYgOKEzOHpHCp7E0DbzWX2gEVN+4sEG FpniWMGQUthIyXqgCbnwgVx2Oh8nTPmMvQyoL9iTXJblSsZPBjRfTLE3CuLeVCCOz5CT/7N911lN W6+vE7n0I0KaiPe8LCMx9pQU6NGGs8do3ha/RVXk5iCbWn4tbV4AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAA IQCLZi1ovAYAAOkbAAAaAAAAY2xpcGJvYXJkL3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWzsWU9vHDUUvyPxHay5 t9n/zUbdVNnNbgtt2ijZFvXonfHOuPGMR7Y36d5Qe0RCQhTEBYkbBwRUaiUu5dMEiqBI/Qo82zOz 4+wsSUoEAppDdubNz+/5/fWzffXaw5ihQyIk5UnPq1+ueYgkPg9oEva8u+PRpXUPSYWTADOekJ43 J9K7tvnuO1fxhs9oOuFYBOOIxAQBo0Ru4J4XKZVurK1JH8hYXuYpSeDblIsYK3gV4Vog8BEIiNla o1brrMWYJt4mcFSa0ZDBv0RJTfCZ2NdsCEpwDNLvTKfUJwYbHNQ1Qs7lgAl0iFnPA54BPxqTh8pD DEsFH3pezfx5a5tX1/BGNoipFWNL40bmLxuXDQgOGkamCCeF0Pqo1b2yXfA3AKaWccPhcDCsF/wM APs+aGrnUubZGq3X+znPEsg+LvMe1Nq1losv8W8uzbnb7/fb3WwulqkB2cfWEn691mltNRy8AVl8 ewnf6m8NBh0Hb0AW31nCj650Oy0Xb0ARo8nBElo7dDTKuBeQKWc3KuHrAF+vZfAFCqKhiC4tYsoT tSrWYvyAixEANJBhRROk5imZYh9icoDjiaBYC8AbBJe+WJIvl0haFpK+oKnqee+nOPFKkNcvvn39 4hl6/eLp8aPnx49+OH78+PjR95aXM/AGTsLywFdff/L7lx+i35599erJZ9V4Wcb//N1HP/34aTUQ Mmih4cvPn/7y/OnLLz7+9ZsnFfAtgSdl+JjGRKLb5Ajt8Rh0M4ZxZ04m4nwjxhGmzggcAe8K1kMV OcDbc8yqcH3iGu+egOJRBbw+e+DMdT8SM0UrJN+MYge4wznrc1FpgJtaVsnC41kSVgsXszJuD+PD KtkDnDiuHc5SqJp5UDq2H0TEmeYuw4nCIUmIQvobPyCkQrv7lDp23aG+4JJPFbpPUR/TSpOM6cQJ pMWgGzQGv8yrdAZXO7bZuYf6nFVpvU0OXSQkBGYVkx8T5pjxOp4pHFexHOOYlQ1+C6uoapL7c+GX cUOpwNMhYRwNAyJl1Zg7AvQtOf0mhnpV6fYdNo9dpFD0oIrnLcx5GbnNDwYRjtMq7D5NojL2PXkA IYrRLldV8B3uZoh+Bz/gZKW771HiuPv0QnCXhs6UFgGiv8yE9iUUaqf+xjT5s2LMKFRjGwNvi3HP 24KlqSolbpwowatw/8LCu41nyS6BWF9eeN7W3bd11/vP191VuXzWarsosFB7dfNg+2LTJccrm+Qp ZWxfzRm5JU2fLGGxCEZA1OPMZpAUm6Y0gsesuDu4UGAzBgmuPqAq2o9wCj123dNMQpmxDiVKuYS9 nSFX8tZ46NOV3Rm29Z7B1gOJ1Q4PLLmpyfnWoGBjlpzQ7D9zQU3N4KzCmlcypqD2mwir60mdWVrd TM2UOkdaoTL4cFk1IBbWhC4EQe8CVu7AdlyLhr0JZiTQdrcLcO4W44WLdJGMcEAyH2m9l31UN07K Y8UcBkDsVPhI7/NOsVpJWlez/QvSzuKksrjWCnG59/6Kl/IIXnhJ5+2JdGRJOTlZgo56XrfdaHvI x2nPm8K2Fh7jFLwudeOHWQgHQr4SNuxPTWaT5QtvdnPF3CSow0mFtfuSwk4dSIVU21hGNjTMpywE WKIl2fk32mDWi1LARvobzKK5DsHwj80C7Oi6lkynxFdlZ5co2nb2NSulfKaI2I+CIzRhM7GHwf06 VEGfgEo4nTAVQb/AUZq2tvnkFucs6coHWAZn6ZilEc7KrU7RPJMt3ORxMQfzVpoe6FY5d6Pc+VUx KX9BqpTD+H+mil5P4LigGWgP+HAuKzDS+drzuFARhyqURtQfCWgcTO2AaIHjWPgMQQWHyOZXkEP9 a3PO8jBpDbs+tUdDJCisRyoShOxCWTLRdwqzerZ2WZYsY2QiqjRdmdppT8ghYWNdAzt6bfdQBKFu qklWBgzuZPy571kGTULd5JTzzakhxdprc+Dv7nxsMoNSbh02DU1u/2KKFauqHW+G52tvWRH9YdFm tfKsAGGlpaCbpf0bTuGcS62tWEsaN9r55MCLyxoDsWiIUjj0QfofrH9U+MxeOOgFdcz3oLYiuGvQ zCBsIKov2cYD6QJpiRNonCzRBpNmZU2btU7aavlifcGdbiH3hLH1zM7i73Mau2jOXHFOLl6ksTML O7a2tJWmBs+eTFEgTfONjHFM1cXTDk7RJKz3PLj8AUc/hCe4PvKA1tC0hqbBE9wJQbNkL3J6XvaQ U+C7pRSYZk5p5phWTmnllHZOgeYsuzLJKR2oVPqWA27Z9I+H8gsN6OCyC5C8qDq3c5t/AAAA//8D AFBLAwQUAAYACAAAACEAqWLDVYEBAAA6BAAAHwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5n MS54bWysk99OgzAUxu9NfIem9w7YYFMytovNGW/URH2Ak1L+RCik7ZC9vaeAoc5EzeZdT3v669ev X5frtixIw6XKKxFRb+JSwgWr4lykEX192V1dU6I0iBiKSvCIHrii69XlxRLCVEKd5YwgQagQIppp XYeOo1jGS1CTquYC15JKlqCxlKkTS3hHclk4U9edOyXkgq5G1BY0kL3MT0AVFXvj8QZEAwqRBQvt mUFjwc4nQyiaO1k/10/SKGcPzZMkeRxRdE5AiRZRZ1gY2rB0jnalI6BNZGn6qyQhbUSDhRe4iDpE dHrj+fPA7XG81YThuh8s0DpsYKZj4c+wGg7MHn9GsOz2FwjK7OXgwJI4PPRO4vWMVGNA9/TdzLEP /qcPmwykJjPLDnvT6Io9a/DDcdbwjFwwIwIDwcJuNAThlBz0pAEg/xIkfNKc8W3F9iUXuo+85AVo /Gsqy2tFiQxNdOR97BmbOts7O8yN7dqY8U9J+frIo/l43NGvsQV8E/QBAAD//wMAUEsDBBQABgAI AAAAIQBnA+6GzgAAAKwBAAAqAAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnht bC5yZWxzrJDNasMwDIDvg72D0X1W0sMYo04vpdDr6B5AOMoPTWxjqWV9+5kWxgKFXnqRkIQ+fWi9 +Zknc+YsYwwOaluB4eBjO4bewfdh9/YBRpRCS1MM7ODCApvm9WX9xRNpWZJhTGIKJYiDQTV9Ioof eCaxMXEoky7mmbSUucdE/kg946qq3jH/Z0CzYJp96yDv2xWYwyWVy4/ZsetGz9voTzMHvXMCtXhx AVLuWR1Ye+vcYm2LK+B9jfqZGn6grAuNa0fwmv48cPHj5hcAAP//AwBQSwMEFAAGAAgAAAAhAL0y mED8AAAAdQEAACYAAABjbGlwYm9hcmQvY2hhcnRzL19yZWxzL2NoYXJ0MS54bWwucmVsc4SQUUvD MBSF3wX/Q7jgW2y6qXMbTcfAqWWKoO3bXmJ620bTpCRRun+/ICgOBB/POdzvHG62GntNPtF5ZQ2H SZICQSNtrUzLoSpvz+dAfBCmFtoa5LBHD6v89CR7Ri1CPPKdGjyJFOM5dCEMS8a87LAXPrEDmpg0 1vUiROlaNgj5Llpk0zSdMfebAfkRkxQ1B1fUEyDlfojN/7Nt0yiJN1Z+9GjCHxXManx6fUMZIlS4 FgOHRmmMk9lmuSuru/XL2TTdVg/F+v5HlsV2p4VTXYwu6CW9ojN6Ted0Ed3w5S6SUfvxm/lo6zh3 MwZ0RmhgecaOnpUfAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAnZeut1MEAACgEwAAGwAAAGNsaXBib2Fy ZC9jaGFydHMvY2hhcnQxLnhtbOxY32/iOBB+P+n+h1yEtE9bklAorQqrlNKKFQUE5fZ+6B5MYiC3 jh3ZDkv/+x3HDiTQ7Lac9mF15QGc8Xg88818xOPrD9uYWBvMRcRox3bPHNvCNGBhRFcde/54975t W0IiGiLCKO7YT1jYH7q//nIdXAVrxOUsQQG2wAgVV0HHXkuZXNXrIljjGIkzlmAKc0vGYyThka/q IUdfwHhM6p7jtOqZEdsYQCcYiFFE8/X8JevZchkF+JYFaYyp1F5wTJAEBMQ6SoTdheAIoitrg0jH xvT9fGbXlTBzVg0SwqTPMdKaTyyV2fwC8Z4CRYlhfBtxbSJgRBtYcZYmEL0Rk1RIzHGoJwXmamEU bvW0o8WMh9jYMRK5VXpC8ileqtGy++5v5f/aujzbErH9586fDgd/+qPHgXU/9x/G736r3dQurutK Va/sIciQGieyx1Iq9Y6u3jGRFjjRsZ0MiU3303h6qxZvuuo7gfDgB7Y3RvRD5gsMtXMBykCIUyKj 4YbMXuVrr9a8qt3VWjuHC2aed/xcO042RMdU9v+jPyq7r4LQKq4JcdK/qVLxjMqDP61SaRgVf3Kg AngYnypcu5kP/ZE16Y8+zn0YlTfIV8PvMQJlYY6+wR0KVwFB0/gVJdKrXSjY93UCy3dwawr3WIi7 95hijojytSA9rCWTkhzovJZcxykHeZwL+F+oUslz4TYqVfJceK0DFXB3H5B+yFHL4AKRYeAhEQ0t CkQ0ktOI2M6QO4WI/T96/WEZG+X1GxN3fM6z/7Mzsa2YuC+UfeGWOPdfmXjAkGMquuff56LnVprJ s9E4tHI6F72jl6KRnMbFy5O5OBl/6k+tyXgwenxj5P/g3XipGLkvlx/CSK9ZSaX8oOK5zXK57Umb vxy980orO0IebnQ6IRtHhDSS0wip/0xOOqb6vV5/Vgbn7e2YHcPzQ1ie/p/97eg6ioyFUvkhbHzB URXOoZVc29GxWiXPxxHvX05HtB2Eunm7cNuNRrvZ0nwsyVuO52XncbBb7FGhW/CzXrKkXbAiAkSg XVVnVcYjaJezLlnvF0f0AW3Vbople0W0nTChVRbaFxkFn4cLshNTvJWPTM8FnAnhm44XQti5Ct22 msLGFEol+wtzs0o9lVpWsiA+WVEtCyTXxkE6Xi4FzttbJ2ugwd1d4HDyfwaBghOFwE5BwPT9MfqX 8XsehYAmFtldAZTsXSytfQfVsc1xDi5cWMoDPIzoZxzCpczrUSyk8BsoZlM3WH7B2CC30A9qQ0DJ gAOj0n0HXmEaqpIg2WiX1hx0ZO5DYJ3WULrKwu+RGFPyVEicSkV+YQJFgTlF5BZJZHG4BunYfBDm VxI8onKGpYRqFMreGiO4FrljDBZleCZohR8QX0VUWAu4uzi7aDrFT6NhW3CbA/Ki1HG8S9uCe6Nn 5bLCjt5cTQL/ix+3ZUNGlU/PT+48hVDSRKOclEPLIcku1rpfAQAA//8DAFBLAQItABQABgAIAAAA IQDVHvRgEwEAAKECAAATAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABbQ29udGVudF9UeXBlc10ueG1sUEsBAi0A FAAGAAgAAAAhAK0wP/HBAAAAMgEAAAsAAAAAAAAAAAAAAAAARAEAAF9yZWxzLy5yZWxzUEsBAi0A FAAGAAgAAAAhAItmLWi8BgAA6RsAABoAAAAAAAAAAAAAAAAALgIAAGNsaXBib2FyZC90aGVtZS90 aGVtZTEueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAKliw1WBAQAAOgQAAB8AAAAAAAAAAAAAAAAAIgkAAGNs aXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAZwPuhs4AAACsAQAA KgAAAAAAAAAAAAAAAADgCgAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5y ZWxzUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAL0ymED8AAAAdQEAACYAAAAAAAAAAAAAAAAA9gsAAGNsaXBib2Fy ZC9jaGFydHMvX3JlbHMvY2hhcnQxLnhtbC5yZWxzUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJ2XrrdTBAAAoBMA ABsAAAAAAAAAAAAAAAAANg0AAGNsaXBib2FyZC9jaGFydHMvY2hhcnQxLnhtbFBLBQYAAAAABwAH AAQCAADCEQAAAAA= "> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\GNET~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png" title=""> <o:lock ext="edit" aspectratio="f"> <x:clientdata objecttype="Pict"> <x:sizewithcells/> <x:cf>Bitmap</x:CF> <x:autopict/> </x:ClientData> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 1; margin-left: 59px; margin-top: 1px; width: 482px; height: 290px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" shapes="Chart_x0020_3" height="290" width="482" /></span><!--[endif]--><span style=""> <table cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td style="height: 15pt; width: 48pt;" height="20" width="64"><br /></td> </tr> </tbody></table> </span></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-22462224039801739332010-06-29T22:43:00.003-07:002010-06-29T22:43:57.194-07:00Latih 8-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 268pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="356"><col style="width: 67pt;" span="4" width="89"> <tbody><tr style="height: 30.75pt;" height="41"> <td class="xl65" style="height: 30.75pt; width: 67pt;" height="41" width="89">NAMA<br /> PEGAWAI</td> <td class="xl65" style="border-left: medium none; width: 67pt;" width="89">GOLONGAN<br /> PEGAWAI</td> <td class="xl65" style="border-left: medium none; width: 67pt;" width="89">GAJI<br /> PEGAWAI</td> <td class="xl65" style="border-left: medium none; width: 67pt;" width="89">JABATAN<br /> PEGAWAI</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">SANTOSO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">2</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1000000</td> <td class="xl68" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"><span style=""> </span>Sekretaris</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">HANDOKO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">750000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">Staff</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">PRABOWO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">3</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">1250000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Manajer</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">WIRANTO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">4</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">1750000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Direktur</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">BAMBANG</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">3</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">1250000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Manajer</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">SUSILO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">3</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">1250000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Manajer</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl66" style="height: 15pt;" height="20">YUDOYONO</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">750000</td> <td class="xl66" style="border-left: medium none;">Staff</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl70" style="height: 15.75pt;" height="21">BUTO</td> <td class="xl70" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">750000</td> <td class="xl70" style="border-left: medium none;">Staff</td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-4610831579501047272010-06-29T22:43:00.001-07:002010-06-29T22:43:33.203-07:00Latih 7-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 576pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="768"><col style="width: 48pt;" span="12" width="64"> <tbody><tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td colspan="4" class="xl77" style="height: 15.75pt; width: 192pt;" height="21" width="256">DAFTAR PEMBELI KERAMIK STAR</td> <td class="xl65" style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td colspan="3" class="xl76" style="width: 144pt;" width="192">TABEL KERAMIK STAR</td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> </tr> <tr style="height: 30.75pt;" height="41"> <td class="xl67" style="height: 30.75pt; width: 48pt;" height="41" width="64">NAMA<br /> PEMBELI</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">KW<br /> BARANG</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">HARGA<br /> BARANG</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">WARNA<br /> BARANG</td> <td class="xl66"><br /></td> <td class="xl74" style="width: 48pt;" width="64">KW<br /> </td> <td class="xl74" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">HARGA<br /> </td> <td class="xl74" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">WARNA<br /> </td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl68" style="height: 15.75pt;" height="21">ANI</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">45000</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">COKLAT</td> <td><br /></td> <td class="xl75" style="border-top: medium none;">1</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">25000</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">KUNING</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl68" style="height: 15.75pt;" height="21">LIA</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">2</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">30000</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">HIJAU</td> <td><br /></td> <td class="xl75" style="border-top: medium none;">2</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">30000</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">HIJAU</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl68" style="height: 15.75pt;" height="21">ADI</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">25000</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">KUNING</td> <td><br /></td> <td class="xl75" style="border-top: medium none;">3</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">35000</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">MERAH</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl68" style="height: 15.75pt;" height="21">DIA</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">3</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">35000</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">MERAH</td> <td><br /></td> <td class="xl75" style="border-top: medium none;">4</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">40000</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">BIRU</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl68" style="height: 15.75pt;" height="21">TIO</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">45000</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">COKLAT</td> <td><br /></td> <td class="xl75" style="border-top: medium none;">5</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">45000</td> <td class="xl75" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">COKLAT</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td class="xl72" style="height: 15.75pt;" height="21">RIA</td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;">25000</td> <td class="xl73" style="border-left: medium none;">KUNING</td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-48321467592014854282010-06-29T22:42:00.004-07:002010-06-29T22:43:08.236-07:00latih 6-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 411pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="548"><col style="width: 75pt;" width="100"> <col style="width: 48pt;" span="7" width="64"> <tbody><tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt; width: 75pt;" height="21" width="100"><br /></td> <td class="xl66" style="width: 48pt;" width="64">JUMLAH1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64"> </td> <td class="xl66" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">JUMLAH2</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64"> </td> <td class="xl66" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">JUMLAH3</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64"> </td> <td class="xl66" style="border-left: medium none; width: 48pt;" width="64">TOTAL</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl67" style="border-top: medium none;">5000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">10000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl67" style="border-top: medium none;">2000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">6000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl67" style="border-top: medium none;">4000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">6000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">13000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl67" style="border-top: medium none;">2000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">4000</td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl67" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">8000</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> <td class="xl65"><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl68" style="height: 15pt;" height="20">Nilai terendah</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">2000</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">1000</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">2000</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">6000</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl68" style="border-top: medium none; height: 15pt;" height="20">Nilai tertinggi</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">5000</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3000</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">6000</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">13000</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl68" style="border-top: medium none; height: 15pt;" height="20">Nilai rata-rata</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3250</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2000</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">3750</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">9250</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td class="xl68" style="border-top: medium none; height: 15pt;" height="20">Jumlah data</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">4</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">4</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">4</td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;"> </td> <td class="xl69" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">4</td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-2833006654433411192010-06-29T22:42:00.003-07:002010-06-29T22:42:41.615-07:00Latih 5-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 269pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="358"><col style="width: 48pt;" width="64"> <col style="width: 68pt;" width="90"> <col style="width: 48pt;" span="2" width="64"> <col style="width: 57pt;" width="76"> <tbody><tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt; width: 48pt;" height="20" width="64"><br /></td> <td style="width: 68pt;" width="90"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 48pt;" width="64"><br /></td> <td style="width: 57pt;" width="76"><br /></td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl65">Nama</td> <td class="xl65">Nilai</td> <td class="xl66">Nilai</td> <td rowspan="2" class="xl71" style="width: 57pt;" width="76">Hasil Ujian</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">Mahasiswa</td> <td class="xl67">Teori</td> <td class="xl68">Praktek</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl69">Ani</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">60</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;">60</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Rudi</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">59</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">60</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Nia</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">60</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">55</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Yanti</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">100</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">90</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Titik</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">58</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">95</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Ahmad</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">55</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">50</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">LULUS</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">Gita</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">40</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">100</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">GAGAL</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl70" style="border-top: medium none;">wiwik</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">50</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">55</td> <td class="xl70" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">GAGAL</td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-51252226128652784082010-06-29T22:42:00.001-07:002010-06-29T22:42:21.724-07:00latih 4-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 249pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="331"><col style="width: 48pt;" width="64"> <col style="width: 67pt;" span="3" width="89"> <tbody><tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt; width: 48pt;" height="21" width="64"><br /></td> <td style="width: 67pt;" width="89"><br /></td> <td style="width: 67pt;" width="89"><br /></td> <td style="width: 67pt;" width="89"><br /></td> </tr> <tr style="height: 30.75pt;" height="41"> <td style="height: 30.75pt;" height="41"><br /></td> <td class="xl65" style="width: 67pt;" width="89">NAMA<br /> PEGAWAI</td> <td class="xl65" style="border-left: medium none; width: 67pt;" width="89">GOLONGAN</td> <td class="xl65" style="border-left: medium none; width: 67pt;" width="89"><span style=""> </span>GAJI<br /> PEGAWAI</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">DEDI</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2a</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1000000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">DODIK</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2b</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1250000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">DERMAWAN</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2c</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1500000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">SANTOSO</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2b</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1250000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">JAENAL</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2a</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1000000</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl66" style="border-top: medium none;">SUPARDI</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">2b</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">1250000</td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-32233090551476641622010-06-29T22:41:00.001-07:002010-06-29T22:41:59.229-07:00latih 3-TI<table style="border-collapse: collapse; width: 656pt;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="874"><col style="width: 48pt;" span="2" width="64"> <col style="width: 68pt;" width="91"> <col style="width: 56pt;" width="75"> <col style="width: 48pt;" width="64"> <col style="width: 59pt;" width="78"> <col style="width: 82pt;" width="109"> <col style="width: 85pt;" width="113"> <col style="width: 80pt;" width="107"> <col style="width: 82pt;" width="109"> <tbody><tr style="height: 16.5pt;" height="22"> <td style="height: 16.5pt; width: 48pt;" height="22" width="64"><br /></td> <td colspan="9" class="xl73" style="width: 608pt;" width="810">DAFTAR PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI PT.XYZ</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td rowspan="2" class="xl74" style="border-top: medium none; border-bottom: 1pt solid black; width: 48pt;" width="64">NO</td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">TANGGAL</td> <td rowspan="2" class="xl74" style="border-top: medium none; border-bottom: 1pt solid black; width: 56pt;" width="75">NAMA</td> <td colspan="6" class="xl76" style="border-left: medium none; border-right: 1pt solid black;">KETERANGAN</td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl65" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">PEMBAYARAN</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">GOL</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">JABATAN</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">GAJI</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">TUNJANGAN</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">POTONGAN</td> <td class="xl66" style="border-top: medium none; border-left: medium none;">TOTAL</td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">1</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">YANTI</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">2</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">TITIK</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">2</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">MANAJER</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>750,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>187,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>1,062,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">3</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">KIKI</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">3</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">DIREKTUR</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>1,000,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>750,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>262,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>1,487,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">4</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">RERE</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">5</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">SANTOSO</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">6</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">ANDIKA</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">7</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">WIWIK</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">8</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">CICA</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">2</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">MANAJER</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>750,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>187,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>1,062,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">9</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">EKE</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">10</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">YANTI</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">11</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">DODIK</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">12</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">ZAENAB</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">2</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">MANAJER</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>750,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>187,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>1,062,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15pt;" height="20"> <td style="height: 15pt;" height="20"><br /></td> <td class="xl67">13</td> <td class="xl68" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">FEBRI</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl67" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl69" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> <tr style="height: 15.75pt;" height="21"> <td style="height: 15.75pt;" height="21"><br /></td> <td class="xl70">14</td> <td class="xl71" style="border-left: medium none;">5/26/2010</td> <td class="xl70" style="border-left: medium none;">BUDIANTO</td> <td class="xl70" style="border-left: medium none;">1</td> <td class="xl70" style="border-left: medium none;">STAFF</td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>500,000.00 </td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>250,000.00 </td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>112,500.00 </td> <td class="xl72" style="border-left: medium none;"><span style=""> </span>Rp<span style=""> </span>637,500.00 </td> </tr> </tbody></table>farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-32442302631994265922010-06-29T22:40:00.002-07:002010-06-29T22:41:30.601-07:00LATIH 2_TI<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="Edit-Time-Data" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} @page Section2 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-columns:2 even .5in; mso-column-separator:solid; mso-paper-source:0;} div.Section2 {page:Section2;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1816218760; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:642701226 67698695 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:image; list-style-image:url("file:///C:/DOCUME~1/GNET~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif"); mso-level-text:; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Symbol;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults ext="edit" spidmax="1027"> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout ext="edit"> <o:idmap ext="edit" data="1"> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <div class="Section1"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style=";font-family:";" ><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t136" coordsize="21600,21600" spt="136" adj="10800" path="m@7,l@8,m@5,21600l@6,21600e"> <v:formulas> <v:f eqn="sum #0 0 10800"> <v:f eqn="prod #0 2 1"> <v:f eqn="sum 21600 0 @1"> <v:f eqn="sum 0 0 @2"> <v:f eqn="sum 21600 0 @3"> <v:f eqn="if @0 @3 0"> <v:f eqn="if @0 21600 @1"> <v:f eqn="if @0 0 @2"> <v:f eqn="if @0 @4 21600"> <v:f eqn="mid @5 @6"> <v:f eqn="mid @8 @5"> <v:f eqn="mid @7 @8"> <v:f eqn="mid @6 @7"> <v:f eqn="sum @6 0 @5"> </v:formulas> <v:path textpathok="t" connecttype="custom" connectlocs="@9,0;@10,10800;@11,21600;@12,10800" connectangles="270,180,90,0"> <v:textpath on="t" fitshape="t"> <v:handles> <v:h position="#0,bottomRight" xrange="6629,14971"> </v:handles> <o:lock ext="edit" text="t" shapetype="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t136" style="'width:188.25pt;" fillcolor="#9400ed" strokecolor="#eaeaea" strokeweight="1pt"> <v:fill color2="blue" angle="-90" colors="0 #a603ab;13763f #0819fb;22938f #1a8d48;34079f yellow;47841f #ee3f17;57672f #e81766;1 #a603ab" method="none" type="gradient"> <v:shadow on="t" type="perspective" color="silver" opacity="52429f" origin="-.5,.5" matrix=",46340f,,.5,,-4768371582e-16"> <v:textpath style="'font-family:" trim="t" fitpath="t" string="Latihan 2"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" alt="Latihan 2" shapes="_x0000_i1025" height="40" width="272" /><!--[endif]--><u><o:p></o:p></u></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><u><span style="line-height: 115%;font-family:";font-size:16pt;" >INFORMATIKA KESEHATAN<o:p></o:p></span></u></b></p> <div style=""> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" vspace="0"> <tbody><tr> <td style="padding: 0in;" align="left" valign="top"> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 29.05pt; page-break-after: avoid; vertical-align: baseline;"><span style=";font-family:";font-size:35pt;" >I<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> </div> <p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" >nformatika Kesehatan </span><span style=";font-family:";" >merupakan ilmu yang mengkaji penggunaan teknologi informatika dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Pendekatan kesehatan merupakan pendekatan yang sangat berbeda dengan kedokteran. Kita kenal dalam kesehatan beberapa pendekatan antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style=""><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" alt="*" height="12" width="12" /><span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Promotif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style=""><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" alt="*" height="12" width="12" /><span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Preventif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style=""><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" alt="*" height="12" width="12" /><span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Kuratif, dan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Symbol;"><span style=""><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" alt="*" height="12" width="12" /><span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Rehabilitatif<o:p></o:p></span></p> </div> <span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:11pt;" >
<br /></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_62" spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:1.5pt;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\GNET~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.wmz" title="j0090070"> <w:wrap type="square"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/GNET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" shapes="Picture_x0020_62" align="left" height="134" hspace="12" width="126" /><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Kesehatan merupakan pendekatan preventif dan promotif. Oleh karenanya, dalam kajian ilmu terjadi pemisahan dari kedokteran berkembang kemudian kesehatan masyarakat. Pada informatika kesehatan terdapat hal yang prinsip, yang sangat berbeda dengan informatika kedokteran. Pada informatika kesehatan beberapa penulusuran masalah akan berawal dari eviden base. Karena itu cakupan informatika kesehatan merupakan cakupann masal bukan individu. Indicator-indikator kesehatan tidak terbentuk secara individu tetapi merupakan komulatif dari masalah public.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" >Pada informatika kesehatan tidak di lakukan intervensi secara personal tetapi secara public. Pada informatika kesehahtan tidak berbasis kuratif dan rehabilitatif, tetapi menekankan pendekatan promotif dan preventif. Teknologi pada informatika kesehatan di gunakan untuk melakukan intervensi secara public dengan cakupan yang luas. <o:p></o:p></span></p> farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2653338605573235167.post-42475265380319701662010-06-29T22:40:00.001-07:002010-06-29T22:40:41.053-07:00Latih 1_TI<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CGNET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Cambria; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073741899 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter {mso-style-priority:99; mso-style-link:"Footer Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 3.25in right 6.5in; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:.5in; margin-bottom:.0001pt; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast {mso-style-priority:34; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-type:export-only; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:.5in; mso-add-space:auto; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} span.FooterChar {mso-style-name:"Footer Char"; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Footer; mso-ansi-font-size:11.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; border:#FF0066 20.0pt; mso-page-border-art:stars-black; padding:1.0pt 4.0pt 1.0pt 4.0pt; mso-page-border-offset-from:text; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:773861018; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:586055472 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1 {mso-list-id:1550918191; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:586055472 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l1:level1 {mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><i style=""><u><span style=";font-family:";" >Latihan 1<o:p></o:p></span></u></i></b></p> <p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" >Tiba saatnya untuk menggunakan salah satu aplikasi yang dapat di manfaatkan untuk mengolah kata. Salah satu pengolah kata yang akan kita gunakan adalah MS Word. MS Word dapat kita manfaatkan untuk membuat dokumen-dokumen dari yang sederhana hingga yang kompleks. Laporan ppl, laporan KP, Laporan tugas akhir merupakan bentuk-bentuk naskah yang wajib diketahui oleh mahasiswa terutama yang akan menempuh mata kuliah tersebut dengan menguasai MS Word maka memperoleh salah satu keterampilan untuk mengolah dokumen laporan. Di kesempatan ini kita akan membahas beberapa materi di tingkat dasar, antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pengenalan fasilitas MS Word<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Membuka MS Word dan membuka dokumen baru dan yeng telah ada<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">3.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Menyimpan dokumen, menutup dokumen,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">4.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pengetikan dokumen dan beberapa fasilitas yang berkaitan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">5.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Formatting tulisan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">6.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Penomoran halaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><i style=""><u><span style=";font-family:";" >Latihan 1<o:p></o:p></span></u></i></b></p> <p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" >Tiba saatnya untuk menggunakan salah satu aplikasi yang dapat di manfaatkan untuk mengolah kata. Salah satu pengolah kata yang akan kita gunakan adalah MS Word. MS Word dapat kita manfaatkan untuk membuat dokumen-dokumen dari yang sederhana hingga yang kompleks. Laporan ppl, laporan KP, Laporan tugas akhir merupakan bentuk-bentuk naskah yang wajib diketahui oleh mahasiswa terutama yang akan menempuh mata kuliah tersebut dengan menguasai MS Word maka memperoleh salah satu keterampilan untuk mengolah dokumen laporan. Di kesempatan ini kita akan membahas beberapa materi di tingkat dasar, antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pengenalan fasilitas MS Word<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Membuka MS Word dan membuka dokumen baru dan yeng telah ada<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">3.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Menyimpan dokumen, menutup dokumen,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">4.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pengetikan dokumen dan beberapa fasilitas yang berkaitan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">5.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Formatting tulisan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:";" ><span style="">6.<span style=";font-family:";font-size:7pt;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Penomoran halaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> farliyanti guamohttp://www.blogger.com/profile/10633716636744013158noreply@blogger.com0